Mendikbud: Sekolah Tatap Muka Jauh Lebih Efektif

Nadiem Makarim menyatakan akan kembali membuka sekolah tatap muka usai pandemi Covid-19 berakhir.

oleh Yopi Makdori diperbarui 05 Nov 2020, 18:28 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2020, 18:27 WIB
Komisi X DPR Gelar Raker dengan Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi X DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2020). Rapat membahas anggaran dan seputar isu terkait Pembayaran SPP lewat layanan Gopay. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyatakan akan kembali membuka sekolah tatap muka usai pandemi Covid-19 berakhir. Dirinya tak berencana untuk terus melanggengkan sistem pembelajaran jarak jauh atau PJJ .

Pasalnya menurut Nadiem, pembelajaran tatap muka jauh lebih efektif dibandingkan dengan sistem belajar lainnya.

"Saya rasa yang sudah pasti luring itu tidak akan bisa digantikan ya. Pada saat pandemi ini sudah berlalu Insya Allah  kita semua akan balik pada sekolah tatap muka. Karena kita sadar bahwa sekolah tatap muka itu jauh lebih efektif dan lebih ideal dari pada jarak jauh ya," katanya dalam acara Indonesia Bicara yang disiarkan melalui kanal Youtube Media Indonesia pada Kamis (5/11/2020).

Nadiem mengakui kerap bingung jika mendapatkan pertanyaan mengenai alasan penyelenggaraan PJJ. Menurutnya PJJ digelar bukan karena pihaknya menginginkan PJJ, melainkan dorongan atas kondisi yang ada yakni merebaknya pandemi Covid-19.

"PJJ ini dilaksanakan bukan karena kita menginginkan PJJ, PJJ ini dilaksanakan karena kalau kita tidak menutup sekolah di awal pandemi ini bisa bayangkan gak apa yang akan terjadi? Dengan sekarang saja sudah pandemi ini sudah melanda di berbagai macam daerah," ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Banyak Tantangan

Dirinya tak bisa membayangkan jika saja kampus dan sekolah-sekolah di Indonesia masih dibuka saat pandemi. Bisa saja penularan dan angka kematian sebab Covid-19 akan merebak lebih luas.

"Mungkin murid-muridnya masih bisa melalui itu, tapi berapa murid yang tinggal bersama nenek-kakek dia, berapa murid-murid kita yang tinggal sama orang lanjut usia atau yang punya komorbiditas. Jadi saya suka bingung kalau menjawab," katanya.

Mantan Bos Gojek Indonesia itu mengamini jika memang opsi PJJ mendapatkan banyak tantangan, namun inilah pilihan terbaik dari yang ada.

"Ini adalah the best out of all worst scenario gitu. Jadi alternatifnya apa? Di buka semua sekolah? Tentu tidak ideal, tapi kita coba pastikan pembelajaran itu harus masih terjadi atau gak anak-anak kita bakal ketinggalan," tutur Nadiem.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya