Kabar Terkini Gunung Merapi yang Kembali Muntahkan Guguran Lava Pijar

Gunung Merapi kembali mengeluarkan guguran awan panas dengan tinggi kolom asap 200 meter dari puncak ke arah hulu Kali Krasak, pukul 12.50 WIB.

oleh Maria Flora diperbarui 07 Jan 2021, 17:20 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2021, 16:55 WIB
Ilustrasi - Erupsi Gunung Merapi. (Foto: Liputan6.com/BPPTKG)
Ilustrasi - Erupsi Gunung Merapi. (Foto: Liputan6.com/BPPTKG)

Liputan6.com, Jakarta - Akitivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, guguran awan panas pertama pada hari ini, Kamis (7/1/2021) kembali dimuntahkan dari puncak Merapi, pada pukul 00.00-06.00 WIB.

Aliran lava pijar yang keluar dari gunung yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut dilaporkan mengarah ke Kali Kresek.

Sekitar dua jam kemudian, Gunung Merapi kembali erupsi. Munculnya awan panas terjadi pada pukul 08.02 WIB, berdurasi 154 detik dengan amplitudo maksimum 28 mm.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida memprakirakan, jarak luncur guguran awan panas masih kurang dari 1 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

"Karena itu kan tertutup kabut, dari atas kelihatan di pucuknya saja. Kalau melihat durasinya ini jaraknya pendek, ya kurang dari satu kilometer," kata dia seperti dikutip Antara, Kamis (7/1/2021). 

Siang tadi, seismograf kembali merekam guguran awan panas dari puncak Merapi. Dari pantauan pihak BPPTKG, luncuran awan panas masih mengarah ke Kali Kresek dengan jarak sekitar ± 300 meter.

Berikut perkembangan terkini dari Gunung Merapi yang kembali erupsi pada hari ini, Kamis (7/1/2021):

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Mengeluarkan 9 Kali Guguran Lava Pijar

Memantau aktivitas Merapi
Aktivitas gunung merapi terlihat dari Lapangan Stiper, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Kamis (19/11/2020). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tekonologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pada 5 November lalu menaikkan status Gunung Merapi menjadi siaga level III. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dengan jarak luncur maksimum 500 meter, guguran lava pijak yang keluar dari puncak Gunung Merapi, teramati pada pukul 00:00-06:00 WIB.

Selain guguran lava pijar, BPPTKG juga mencatat 21 kali gempa guguran di gunung itu dengan amplitudo 4-34 mm dan durasi 16-76 detik, 26 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-5 mm dan durasi 9-42 detik, 70 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 3-25 mm dan durasi 5-10 detik.

Berikutnya, 13 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 40-75 mm dan durasi 12-29 detik, serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3-5 mm dan durasi 116-139 detik.

Sementara itu, hasil pengamatan visual menunjukkan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah.

Pagi tadi, kondisi cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat dengan suhu udara 14-20 derajat Celsius, kelembaban udara 72-90 persen dan tekanan udara 565-685 mmHg.

Tinggi Kolom Asap 200 Meter

Gunung Merapi Erupsi
Abu tipis terdistribusi di beberapa wilayah sekitar lereng Gunung Merapi. (Foto: Humas BNPB)

Pada pukul 08.02 WIB, mengeluarkan awan panas guguran pertama dengan tinggi kolom asap 200 meter dari puncak.

"Karena cuma 154 detik dan amplitudonya 28 mm, jadi ini awan panas pertama kecil yang terjadi," kata Hanik, Kamis (7/1/2021).

Karena tertutup kabut, menurut dia, jarak luncur awan panas guguran tidak teramati. Namun, mengacu durasinya, ia memperkirakan jarak luncur masih kurang dari 1 kilometer dari puncak.

Hanik memperkirakan munculnya awan panas itu berasal dari gundukan yang beberapa waktu lalu terpantau di puncak Gunung Merapi.

Ia mengaku belum memperoleh laporan adanya hujan abu akibat guguran itu. Karena volume awan panas belum dalam skala besar, Hanik menilai potensi munculnya hujan abu masih kecil.

Berada pada Level Siaga

Letusan Gunung Merapi White Island
Pengunjung diizinkan untuk berkeliling mulut gunung berapi White Island meskipun ada peringatan baru-baru ini tentang semburan gas dan uap. (Liputan6/Auckland Rescue Helicopter Trust)

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Merapi diperkirakan maksimal dalam radius lima kilometer dari puncak.

"Potensinya belum sampai lebih dari lima kilometer," kata dia.

Meski begitu Hanik mengimbau, masyarakat di sekitar Gunung Merapi meningkatkan kewaspadaan mengingat awan panas guguran pertama sudah muncul sejak status Siaga ditetapkan.

"Nanti perkembangannya kita terus pantau, masyarakat tetap ikuti informasi, arahan dari pemerintah daerah," jelasnya.

Guguran Awan Panas Terekam pukul 12.50 WIB

Ilustrasi - Erupsi Gunung Merapi. (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)
Ilustrasi - Erupsi Gunung Merapi. (Foto: Liputan6.com/Wisnu Wardhana)

Kamis siang kembali mengeluarkan awan panas guguran dengan tinggi kolom asap 200 meter dari puncak Merapi ke arah hulu Kali Krasak.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan di Yogyakarta mengatakan, awan panas guguran yang terekam di seismograf pada pukul 12.50 WIB itu memiliki durasi 139 detik dengan amplitudo maksimum 21 mm.

"Tinggi kolom teramati 200 meter di atas puncak, jarak luncur sekitar ± 300 meter ke arah hulu Kali Krasak," katanya, Kamis (7/1/2021).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya