Satgas Covid-19: Vaksin Kurang Efektif Jika Virus Terus Bermutasi Secara Ekstrem

Berdasarkan data LBM Eijkman, varian baru virus corona dari Inggris B117 memang belum ditemukan di Indonesia.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 12 Feb 2021, 17:56 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2021, 15:08 WIB
Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan kasus aktif dan keterisian tempat tidur minggu ke-4 PPKM terlihat tren ke arah yang baik saat konferensi pers di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (9/2/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito tak memungkiri vaksinasi bisa saja kurang efektif apabila virus corona terus bermutasi secara ekstrem ke varian lain.

Berdasarkan penelitian Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, varian baru virus corona dari Inggris B117 memang belum ditemukan di Indonesia. Namun, dari hasil penelitian melalui Whole Genome Sequencing, mutasi D614G telah ditemukan di tanah air.

Wiku menyampaikan sebanyak 244 genom telah dikumpulkan ke GISAID atau bank data influenza.

"Pada prinsipnya virus terus mengalami perubahan saat menyebar antar-manusia. Mungkin saja virus bermutasi dan membuat vaksin kurang efektif. Namun, ini hanya terjadi jika perubahannya sangat ekstrem," kata Wiku dikutip dari siaran persnya, Jumat (12/2/2021).

Pemerintah, kata dia, terus mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk yang akan terjadi, sebab perkembangan pandemi Covid-19 sangat dinamis. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah yakni, terus melakukan pengawasan genome Covid-19.

"Namun perlu diingat bahwa perkembangan pandemi Covid-19 juga sangat dinamis. Sehingga pemerintah terus berupaya mengantisipasi kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi di masa depan," kata Wiku.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Vaksinasi Covid-19

Presiden Jokowi Jalani Vaksinasi COVID-19 Dosis Kedua
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjalani penapisan kesehatan saat mengikuti vaksinasi COVID-19 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (27/1/2021). Suntikkan pertama untuk mengenalkan vaksin dan kandungan di dalamnya kepada sistem kekebalan tubuh. (Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden)

Seperti diketahui, program vaksinasi di Indonesia sudah dimulai sejak 13 Januari 2021. Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang disuntik vaksin produksi Sinovac. Untuk tahap awal, vaksinasi diprioritaskan kepada 1,5 juta tenaga kesehatan.

Selanjutnya, sebanyak 17,4 juta petugas pelayanan publik akan divaksinasi pada tahap berikutnya. Adapun masyarakat umum ditargetkan dapat divaksin Covid-19 pada Februari bersamaan dengan TNI-Polri dan petugas pelayanan publik.

"Hingga saat ini, total vaksin yang ada di tanah air kita ada 28 juta jumlah vaksin dan calon vaksin yang akan kita berikan ke maysyarakat," jelas Sekjen Kementerian Kesehatan Oscar Primadi dalam konferensi pers, Rabu 3 Februari 2021.

4 Manfaat Penting Vaksinasi Covid-19

Infografis 4 Manfaat Penting Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Manfaat Penting Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya