Polda Metro Bongkar Prostitusi Anak di Bawah Umur, 15 Germo Ditangkap

Menurut Yusri, penyidik menelusuri jaringan prosititusi tersebut sejak 7 Januari sampai 23 Februari 2021. Penelusuran tersebut berawal dari laporan masyarakat.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 25 Feb 2021, 20:24 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2021, 20:24 WIB
Ilustrasi prostitusi
Ilustrasi Foto

Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Polda Metro Jaya membongkar kasus prostitusi online. Tercatat ada 286 pekerja seks komersial (PSK) yang 91 di antaranya masih anak-anak di bawah umur. 15 orang yang diduga menjadi germo ditangkap.

"91 orang PSK kategori anak di bawah umur, jadi masih di bawah 18 tahun. Ada yang masih sekolah, ada yang putus sekolah," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, Kamis (25/2/2021).

Menurut Yusri, penyidik menelusuri jaringan prosititusi tersebut sejak 7 Januari sampai 23 Februari 2021. Penelusuran tersebut berawal dari laporan masyarakat. 

"Awalnya kami mendapatkan laporan dari masyarakat. Kemudian dikembangkan ke beberapa orang hingga terbongkarlah bahwa mereka (15 orang) satu jaringan," ucap dia.  

Yusri menerangkan, 15 orang germo awalnya berkenalan dengan beberapa orang perempuan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter. Hingga menemukan 286 perempuan.

Ketika sudah saling mengenal dekat satu sama lain, mereka ditawarkan untuk dipekerjakan sebagai pemuas nafsu birahi para lelaki hidung belang dengan dijanjikan bayaran Rp 300 ribu untuk sekali kencan.

"Para pelakunya 15 orang ini modusnya berkenalan, berteman, ada dipacari. Jadi bagaimana caranya supaya dia dapatkan link untuk melakukan itu loh," ujar dia.

Selanjutnya para germo membuat sebuah akun di aplikasi pesan instan untuk mempromosikan perempuan-perempuan yang berada di bawah naungannya.

"Di aplikasi Michat dia tawarkan ke pria hidung belang. Tarifnya cukup Rp 300 ribu," ucap Yusri.  

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sewa Hotel di Jaksel dan Jakbar

Yusri menyampaikan dalam menjalankan bisnis prositusi online tersebut, mereka terbilang sangat rapih. Para perempuan di bawah naungannya diantar jemput untuk di hadapkan ke pelanggan.

Biasanya, mereka menyewa hotel-hotel di kawasan Jakarta Selatan dan Jakarta Barat.

"15 pemuda ini sebenarnya germo semua. Tapi kalau ada yang tidak dapat pelanggan, terus pemuda itu jemput atau antar perempuan itu maka akan diupah Rp 50 ribu," ujarnya. 

Saat ini, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih menggali keterangan dari para germo. Tak menutup kemungkinan ada jaringan lain yang belum terbongkar.

"Kita akan dalami terus apakah ada laporan tahun-tahun sebelumnya," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya