Bantah Markasnya Kebobolan, Polri: ZA Datang Seakan Sebagai Masyarakat Butuh Pelayanan

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono membantah markasnya kebobolan karena insiden baku tembak oleh seorang perempuan berinisial ZA.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 01 Apr 2021, 15:19 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2021, 15:19 WIB
Suasana Mabes Polri Jakarta Usai Baku Tembak
Polisi bersenjata lengkap melakukan penjagaan di sekitar kawasan Mabes Polri Jakarta, Rabu (31/3/2021). Seorang terduga teroris diduga berupaya melakukan penyerangan ke area Mabes Polri hingga aksi baku tembak dengan polisi pun sempat terjadi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono membantah markasnya kebobolan karena insiden baku tembak oleh seorang perempuan berinisial ZA. Menurut dia, ZA datang sebagai masyarakat biasa yang butuh dilayani Polri.

"Satu hal yang tidak bisa dihindari oleh Polri sebagai salah satu tugas pokoknya adalah pelayan masyarakat, serupa seperti itu ketika yang bersangkutan, ZA, datang seakan-akan menjadi bagian masyarakat yang membutuhkan dari pada pelayanan Polri," kata Rusdi saat jumpa pers di Mabes Polri Jakarta, Kamis (1/4/2021).

Rusdi menjelaskan, prosedur Polri sebagai pelayan masyarakat sesuai dengan pasal 13 UU Kepolisian Republik Indonesia yang berbunyi tugas pokok Polri adalah salah satunya sebagai pelayan masyarakat. Karenanya, saat ZA datang dan bertanya dimana letak kantor pos, maka petugas Polri di lokasi langsung menunjukkan arah kepadanya tanpa menaruh curiga.

"Setelah masuk di bagian pintu belakang Mabes Polri dan telah dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan yang tentunya telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan untuk pengamanan di markas-markas polri khususnya di Mabes Polri," kata Rusdi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Menembak 6 Kali

Namun tak disangka ZA malah berbalik dan melakukan penyerangan terhadap anggota dengan membawa senjata diduga air gun. Menurut keterangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit, ada enam peluru diduga dari senapan tesebut.

"Dia menembak enam kali, dua kali kepada anggota yang ada di dalam pos. Dua kali yang ada di luar dan (sisanya) menembak lagi kepada anggota yang ada di belakangnya," kata Listyo saat jumpa pers di Mabes Polri Jakarta, Rabu 31 Maret 2021, malam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya