Jakarta Tempati Urutan 20 Kota Termahal di Dunia, Ini Respons Pemprov DKI

Riza menegaskan bahwa harga-harga di Jakarta khususnya harga kebutuhan pokok tidak mahal, malah terjangkau dan dapat dibeli sesuai dengan kemampuan warganya.

oleh Rinaldo diperbarui 14 Apr 2021, 06:42 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 06:42 WIB
Pelarangan Mobil Berusia 10 Tahun
Jakarta jadi Kota Termahal ke-20 di Dunia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku heran dengan dinobatkannya Jakarta sebagai Kota Termahal urutan ke-20 di dunia berdasarkan laporan yang dirilis oleh Bank Julies Baer's Global Wealth and Lifestyle Report 2021.

"Nanti kita cek kenapa dia katakan mahal, indikatornya apa, parameternya apa, sudut mana yang dilihat?" kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa (13/4/2021)

Dalam laporan tersebut, sebuah kota dijadikan kota termahal dengan menggunakan indikator harga barang yang digunakan untuk gaya hidup, seperti barang elektronik, mobil, pakaian hingga minuman beralkohol.

Jakarta dikatakan kota termahal karena harga untuk membeli tas wanita, mobil, sepatu wanita, baju pria serta miras jenis whisky di Jakarta lebih mahal jika dibandingkan dengan rata-rata harga secara global.

Kota yang dinobatkan sebagai kota termahal di dunia adalah Shanghai, urutan selanjutnya ada Tokyo, Hong Kong, Monaco dan Taipei. Jakarta berada di urutan ke-20 mengalahkan Mumbai, Meksiko dan Vancouver.

Menanggapi itu, Riza menegaskan bahwa harga-harga di Jakarta khususnya harga kebutuhan pokok tidak mahal, malah terjangkau dan dapat dibeli sesuai dengan kemampuan warganya.

"Harga-harga terjangkau dengan baik, tidak ada yang mahal di Jakarta, semua sesuai kemampuan kita, termasuk kebutuhan pangan, termasuk saat musim Ramadan dan Idul Fitri, insyaAllah tidak ada gejolak harga," tutur Riza seperti dikutip Antara.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kelima di Asia Tenggara

Sebelumnya, Jakarta juga dinobatkan sebagai kota dengan biaya hidup termahal kelima di antara kota-kota besar di Asia Tenggara versi riset The Economist Intelligence Unit.

Hasil survei lembaga riset yang berada di bawah majalah mingguan The Economist, yang dirilis 15 Maret 2018 itu, bahkan memperlihatkan Jakarta memperbaiki peringkat dari sebelumnya kota termahal ketiga di Asia Tenggara pada 2017.

Riset yang dilakukan dengan membandingkan biaya hidup di tiap-tiap kota lokasi survei dengan biaya hidup New York, Amerika Serikat, pada September 2017, sebagai pembanding memperlihatkan Jakarta berhasil menekan biaya hidup menjadi sekira 66 dari sebelumnya 75 pada 10 tahun yang lalu.

Hal itu membuat Jakarta menjadi satu-satunya di antara lima kota termahal Asia Tenggara yang bisa menekan biaya hidup, sebab Singapura justru naik dari sekira 112 menjadi 116, Bangkok naik (74 ke 79), Phnom Penh (58 ke 68) dan Ho Chin Minh City stabil di angka 68.

Secara global, Jakarta menjadi kota termahal ke-90 di dunia tahun 2018 turun dari sebelum peringkat ke-86.

Singapura tetap menjadi kota termahal di dunia versi riset The Economist dengan kisaran biaya hidup di sana 16 persen lebih mahal dibandingkan New York.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya