KSP Sebut Tol Laut Tekan Disparitas Harga di Indonesia Timur

Kantor Staf Presiden (KSP) mengklaim keberadaan tol laut berhasil menurunkan disparitas harga beberapa komoditas, khususnya di wilayah Indonesia Timur.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 17 Apr 2021, 17:37 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2021, 17:37 WIB
20161025-Tol-Laut-IA6
Petugas berjaga didekat KM Caraka Jaya Niaga III-4 yang digunakan sebagai kapal tol laut logistik Natuna di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (25/10). Tol Laut tersebut bertujuan menekan disparitas harga di Natuna. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kantor Staf Presiden (KSP) mengklaim keberadaan tol laut berhasil menurunkan disparitas harga beberapa komoditas, khususnya di wilayah Indonesia Timur. Namun, program ini masih perlu optimalisasi agar memberikan dampak yang lebih luas ke masyarakat.

"Terutama bagi Pemerintah Daerah di wilayah Indonesia Timur. Sehingga lalu lintas barang tidak hanya mengalir dari Barat ke Timur, tapi juga sebaliknya," kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian I KSP Helson Siagian dikutip dari siaran persnya, Sabtu (17/4/2021).

Untuk merealisasikan hal itu, kata dia, KSP terus mengawal implementasi Tol Laut termasuk, melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam meningkatkan daya saing produk. Tujuannya, agar lalu lintas barang dari barat ke timur dan sebaliknya menjadi lebih berimbang.

Helson mengatakan Tol Laut merupakan salah satu program unggulan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tak hanya itu, Tol Laut juga bertujuan mewujudkan konektivitas pulau-pulau di Indonesia dapat dilakukan dengan lebih efisien.

"Konektivitas yang baik ini diharapkan dapat menurunkan biaya logistik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelas Helson.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Antoni Arif Priadi menyampaikan pelaksanaan program Tol Laut telah mengalami peningkatan yang signifikan sejak diimplementasikan pada 2016. Hingga 2021, jumlah pelabuhan singgah tol laut meningkat menjadi 103 titik dari 31 titik pada tahun 2016.

Begitu juga jumlah armada kapal meningkat dari 6 kapal pada tahun 2016 menjadi 30 kapal di 2021. Selain itu, jumlah trayek meningkat dari 6 trayek pada tahun 2016 menjadi 30 trayek pada 2021.

"Peningkatan operasionalisasi tol laut ini berhasil mengurangi fluktuasi harga dan menurunkan disparitas harga berbagai komoditas, khususnya di Kawasan Timur Indonesia," tutur Antoni.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Penurunan Harga Mencapai 40 Persen

Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, I Gusti Ketut Astawa menambahkan penurunan harga pada kuartal pertama 2021 mencapai 40,5 persen untuk komoditas tertentu. Sebagai contoh, harga besi baja konstruksi 16 mm di Kabupaten Halmahera Selatan yang diangkut melalui Tol Laut adalah Rp 119.000 per kilogram.

"Harga tersebut jauh lebih rendah dibandingkan apabila tidak melalui Tol Laut yang mencapai Rp 200.000 per kilogram," ujar dia.

Komoditas lain yang mengalami perubahan harga signifikan antara lain, Daging Ayam Ras di Kabupaten Buru Selatan turun dari Rp 60.000 per kilogram menjadi Rp 45.000 per kilogram. Harga bawang putih di Kabupaten Fakfak turun dari Rp 40.000 per kilogram menjadi Rp 30.000 per kilogram, harga kedelai di Kabupaten Muna turun dari Rp 15.000 per kilogram menjadi Rp 9.600 per kilogram.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya