Liputan6.com, Bogota - Proposal reformasi pajak yang diusulkan Pemerintah bikin mrah rakyat Kolombia. Usulan yang diajukan Presiden Ivan Duque itu dianggap sangat memberatkan masyarakat Negeri di Barat Laut Amerika Selatan itu.
Akibatnya, gelombang unjuk rasa pun pecah, Rabu (28/4). Ratusan ribu warga turun ke jalan ke seluruh negeri. Ini bentuk protes yang frontal terhadap usulan reformasi pajak yang kontroversial itu.
Di kota-kota besar Kolombia, seperti Bogota, Medellin, dan Cali aksi demonstrasi digelar dengan masif untuk menentang pemerintah.
Demonstrasi ini diikuti berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, masyarakat pribumi, pengemudi truk, guru, petani, serta pekerja atau buruh.
Di beberapa kota, unjuk rasa dikabarkan berjalan damai. Namun, di Cali, kerusuhan dan aksi vandalisme sempat terjadi. Puluhan polisi dilaporkan luka-luka.
Seperti dilansir Antara, reformasi pajak ini bertujuan meningkatkan pajak pada individu dan bisnis serta menghilangkan banyak pengecualian. Reformasi ini diniatkan untuk menekan krisi fiskal yang disebutkan biaya perawatan kesehatan selama pandemi Covid-19.
Reformasi pada awalnya dimaksudkan untuk mengumpulkan sekitar 6 miliar dolar AS atau Rp86 triliun, setara dengan dua persen dari produk domestik bruto (PDB).
Pemerintah juga menyarankan untuk memperluas jenis barang yang dikenakai pajak pertambahan nilai (PPN), dengan mengatakan reformasi sangat penting bagi Kolombia untuk mempertahankan peringkat utang tingkat investasinya.