Jenazah Covid-19 di Tangerang Tertukar saat Akan Dimakamkan, Ini Kronologinya

Selama menyaksikan proses pulasara tersebut dari pihak keluarga pun tidak ada penyampaian terkait kesalahan pada jenazah.

oleh Rinaldo diperbarui 01 Jul 2021, 22:46 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2021, 22:46 WIB
Suasana Pemakaman Jenazah COVID-19 di TPU Rorotan
Petugas memakamkan jenazah korban Covid-19 di TPU Rorotan Cilincing, Jakarta, Sabtu (19/6/2021). Pemakaman jenazah dengan protokol covid-19 terus meningkatdalam satu pekan terakhir, seiring dengan lonjakan kasus corona di Ibu kota. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Manajemen Rumah Sakit Daerah (RSUD) Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten, memberikan klarifikasi atas terjadinya insiden tertukarnya dua jenazah berjenis kelamin wanita yang dipulasara sesuai protokol kesehatan Covid-19 di rumah sakit itu.

Humas Tim Penyakit Infeksi Emerjensi (PIE) Covid-19 RSUD Balaraja, Kabupaten Tangerang, dr Aang Sunarto, dalam konferensi pers di Tangerang, Rabu (30/6/2021) menjelaskan bahwa insiden itu terjadi pada Senin, 28 Juni 2021. Ketika itu dua pasien yang di rawat di ruang isolasi Covid-19 di RSUD Balaraja meninggal dunia.

"Dilakukanlah proses pemulasaran secara protokol kesehatan Covid-19 dan itu sudah standar kami sesuai pedoman dari Kemenkes RI. Selain itu dalam proses pemulasaraan kami selalu mengikutsertakan anggota dari keluarga jenazah," katanya seperti dikutip Antara, Kamis (1/7/2021).

Menurut dia, pada pelaksanaan pemandian jenazah pertama yang dilakukan kepada pasien berinisial I itu berjalan baik dengan disaksikan oleh keluarga yang diwakili suami dan anaknya.

Kemudian, selama menyaksikan proses pulasara tersebut dari pihak keluarga pun tidak ada penyampaian terkait kesalahan pada jenazah.

"Sehingga proses pulasara itu terus berlanjut hingga pengafanan sampai memasukkan ke peti mati dan pengiriman ke rumah duka di Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang," ujarnya.

Namun, lanjut dia, ketika petugas dari RSUD Balaraja akan melakukan proses pemandian pada jenazah berinisial R, dengan prosedur yang sama, dari pihak keluarga pasien menolak atau tidak mengakui bahwa itu bukan anggota keluarganya.

"Ketika jenazah R ini hendak dimandikan, salah satu keluarga yang berasal dari Kecamatan Sukadiri ini mengenali bahwa itu bukan ibunya. Di situ terjadilah sedikit kisruh. Dari kejadian itulah kami melakukan identifikasi ke ruang isolasi untuk mengecek ulang," ucapnya.

Ia mengatakan, setelah dilakukan identifikasi pihaknya mencurigai jika jenazah yang sudah diantarkan ke rumah duka yang berada di wilayah Cisoka itu tertukar dengan pasien meninggal yang merupakan warga Sepatan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Insiden karena Miskomunikasi

Sebagai permohonan maaf pihak rumah sakit, petugas langsung dikerahkan untuk menukarkan jenazah dan mengantarkannya kembali ke rumah duka.

Kepada kedua keluarga almarhum, pihaknya juga menyampaikan kronologis insiden tersebut karena adanya miskomunikasi.

"Keluarga dari kedua jenazah memaklumi dengan kondisi saat itu dan tidak ada hal yang diributkan. Sampai sekarang semua sudah beres," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya