Insiden di Merauke, Stafsus Presiden: Ada Cara Lebih Bijak Merespons Warga Disabilitas

Dia menilai seharusnya aparat melakukan pendekatan persuasif dan mengedepankan sikap humanis saat berhadapan dengan masyarakat disabilitas.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 28 Jul 2021, 20:46 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2021, 20:46 WIB
Angkie Yudistia
Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia. Foto: Instagram @angkie.yudistia.

Liputan6.com, Jakarta Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia menyayangkan tindakan oknum anggota TNI Angkatan Udara (AU) yang melakukan tindakan berlebihan, yakni menginjak kepala seorang warga di Merauke, Papua. Menurut dia, ada cara yang lebih bijak dan baik dalam merespons masyarakat penyandang disabilitas.

"Ada cara-cara yang lebih bijak dalam merespons aktivitas warga disabilitas. Kami menyayangkan sikap berelebihan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI di sana ketika berusaha melerai pertikaian antarwarga," kata Angkie dikutip dari siaran persnya, Rabu (28/7/2021).

Sebagai sesama disabilitas tunarungu atau tuli, dia menilai seharusnya aparat melakukan pendekatan persuasif dan mengedepankan sikap humanis saat berhadapan dengan masyarakat disabilitas. Terlebih, masyarakat tunarungu atau tuli sulit dalam berkomunikasi.

"Saya seorang tunarungu/tuli, saya memahami betul bagaimana sulitnya berkomunikasi. Saya memahami perasaan teman-teman disabilitas yang lain di seluruh Indonesia," jelasnya.

"Sebagai bagian dari pemerintah dan juga sesama disabilitas, saya meminta maaf atas kejadian ini dan berharap ke depannya tidak terulang peristiwa serupa di kemudian hari," sambung Angkie.

Dia pun mendukung langkah yang telah diambil oleh TNI AU dalam penegakan hukum terhadap oknum anggotanya. Dia meyakini prajurit TNI mampu menjalankan fungsi secara profesional dengan mengedepankan delapan wajib TNI yang ramah, santun, menjunjung tinggi kehormatan, serta menjadi contoh yang baik kepada rakyat.

"Kami mendukung setiap upaya penegakan disiplin yang telah dilaksanakan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di lingkungan TNI," tutur Angkie.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Indan Gilang Buldansyah menjelaskan, kejadian berawal pada saat kedua anggota TNI hendak membeli makan di salah satu rumah makan padang yang ada di jalan raya Mandala-Muli, Merauke, Senin, 26 Juli 2021.

"Insiden yang diawali oleh keributan seorang warga yang diduga mabuk dengan pemilik warung, dan melibatkan dua anggota Pomau yang bermaksud melerai," kata Indan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/7) malam.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Akan Menindak Tegas

Keributan terjadi antara seorang warga dengan penjual bubur ayam yang lokasinya berdekatan dengan rumah makan padang tersebut. Warga yang diduga mabuk, melakukan pemerasan kepada penjual bubur ayam dan juga kepada pemilik rumah makan padang dan sejumlah pelanggannya.

Kedua anggota berinisiatif melerai keributan dan membawa warga yang membuat keributan tersebut ke luar warung. Namun pada saat mengamankan warga, kedua oknum melakukan tindakan yang dianggap berlebihan terhadap warga.

Indan menegaskan, TNI AU akan menindak secara tegas setiap prajurit TNI AU yang melakukan tindakan pelanggaran.

"Kita akan tindak lanjuti kejadian ini, kedua oknum anggota ini akan ditindak secara tegas, sesuai aturan hukum yang berlaku di lingkungan TNI," ucap Marsma Indan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya