Kemensos Gelontorkan Rp 178 M Danai Program Kampus Merdeka Pejuang Muda

Kementerian Sosial (Kemensos) mengalokasikan Rp 178 miliar untuk membiayai program Kampus Merdeka Pejuang Muda.

oleh Yopi Makdori diperbarui 13 Okt 2021, 12:15 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2021, 12:15 WIB
Pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia Molor
Aktivitas di proyek pembangunan gedung Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Cimanggis, Depok, Minggu (28/2/2021). Kampus UIII diharapkan menjadi kebanggan Indonesia dan kampus masa depan bagi kajian serta penelitian peradaban Islam. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Sosial (Kemensos) mengalokasikan Rp 178 miliar untuk membiayai program Kampus Merdeka Pejuang Muda.

Program tersebut hasil kolaborasi Kementerian Sosial dan Kemendikbudristek dan diluncurkan pada Jumat, 17 September 2021.

"178 miliar untuk 5.140 mahasiswa," ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma di Jakarta, Rabu (13/10/2021).

Menurut Risma, kerangka program Kampus Merdeka Pejuang Muda kurang lebih menyerupai Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang banyak dilakukan sejumlah kampus di Tanah Air.

"Para mahasiswa dituntut untuk menjalankan sejumlah proyek berupa, baik itu yang bersifat pemberdayaan maupun membantu Kemensos untuk memverifikasi data penerima bantuan sosial (bansos)," terang dia.

Risma mengatakan, dana itu didapat dari refocussing anggaran untuk pendataan keluarga miskin yang kini perannya bakal dilakukan oleh para mahasiswa peserta program tersebut.

"Anggarannya dari Kementerian Sosial, jadi dulu ini anggaran untuk pendataan nah ini kita lakukan refocussing dan kemudian kita lakukan evaluasi para mahasiswa sekaligus memperbaiki data. Nanti buat program untuk pengentasan kemiskinan," jelas dia.

 

Program Kampus Merdeka

Pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia Molor
Suasana pembangunan gedung Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Cimanggis, Depok, Minggu (28/2/2021). Seperti diketahui, proyek kampus yang berdiri di lahan 142 hektare dan menelan anggaran 3,5 triliun itu molor dari target akibat pandemi Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Anwar Makarim meminta seluruh mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ikut terlibat di program Kampus Merdeka.

"Kemerdekaan yang luas bisa diperoleh mahasiswa dengan ikut aktif berpartisipasi dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)," ujarnya saat sambutan Pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun Akademik 2021/2022, Senin 20 September 2021.

Nadiem menegaskan, menjadi mahasiswa tidak sama seperti jenjang pendidikan sekolah, menjadi seorang mahasiswa akan memiliki kemerdekaan dan kebebasan yang lebih luas ke arah masa depan.

“Kami di Kemendikbud-Ristek memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di luar prodinya atau di luar kampusnya selama tiga semester," ucapnya.

Pria yang pernah menempuh pendidikan di Harvard Business School, Harvard University ini mengungkapkan, semua program ini dirancang untuk memberi ruang kepada mahasiswa dengan keragaman minat dan ketertarikannya, untuk mendapatkan pengalaman yang tidak tertulis dalam buku teks, atau diajarkan dalam kelas, pengalaman itu akan menjadi kendaraan mahasiswa meraih mimpi di masa depan.

“Kami telah berkomitmen tidak hanya memberikan kemerdekaan bagi mahasiswa, tapi juga menjamin keselamatan perjalanan kalian mengapai cita-cita kalian. Keunggulan dari program kampus merdeka adalah mahasiswa tidak perlu mengorbankan masa studinya, kami mewajibkan perguruan tinggi, menerapkan transfer kredit dengan 20 SKS, untuk setiap program merdeka belajar,” ungkapnya.

Nadiem menjelaskan, melalui kerja sama dengan Kemendikbud Ristek dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), mahasiswa akan mendapatkan uang saku, selama mengikuti program kampus merdeka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya