Sandiaga Berpeluang Dampingi Airlangga di Pilpres 2024, Ini Alasannya

Dia mengatakan Sandiaga juga salah satu tokoh yang mempunyai elektabilitas tinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2021, 09:59 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2021, 07:15 WIB
menparekraf sandiaga uno di bali
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) yang juga kader Partai Gerindra Sandiaga Uno. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta Kader Partai Gerindra Sandiaga Uno dinilai memiliki peluang untuk berpasangan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartato dalam persaingan Pemilihan Presiden 2024. Alasannya, Sandi adalah salah satu sosok favorit dalam pilpres.

"Sandi berpeluang berpasangan dengan Airlangga. Soal capres dan cawapresnya siapa, biasanya soal negosiasi politik," kata pengamat politik Adi Prayitno, Jumat (15/10/2021).

Dia mengatakan Sandiaga juga salah satu tokoh yang mempunyai elektabilitas tinggi. Hal ini juga menjadi nilai tambah untuk berpasangan dengan Airlangga.

Saat ditanya peluang keduanya berpasangan mengingat Gerindra sudah menyuarakan Prabowo sebagai capres, Prayitno menegaskan keputusan itu ada di tangan Sandi.

"Tergantung Sandi (mau keluar dari Gerindra atau tidak). Gerindra juga belum ada keputusan resmi capres 2024, hanya kader yang ingin Prabowo tetap maju, tapi Prabowo belum merespons siap maju atau tidak," katanya.

Terkait status Sandiaga Uno yang berasal dari etnis luar Jawa, tepatnya keturunan Bugis, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Prayitno mengakui komposisi geografis Jawa dan non-Jawa masih populer dalam langgam politik Indonesia. Hal itu menjadi bagian representasi politik tanah air yang tak pernah hilang.

Meski dalam praktiknya, Jawa dan non-Jawa dalam beberapa pilpres tidak relevan. Misalnya periode kedua SBY dan Jokowi di mana wakilnya juga berasal dari suku Jawa.

"Jawa non-Jawa itu juga bagian strategi politik untuk meraih dukungan dari zona berbeda. Tapi kalau calonnya kuat, komposisi Jawa dan non-Jawa tidak penting lagi macam SBY dan Jokowi periode kedua," tuturnya.

Sebelumnya, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wasisto Raharjo Jati, mengatakan faktor kesukuan formasi ideal untuk menjadi pemimpin di Indonesia.

"Karena hal itu juga menunjukkan keseimbangan dan stabillitas relasi antara Jawa sebagai mayoritas dan non-Jawa sebagai minoritas," kata Wasisto saat dihubungi Jumat 15 Oktober 2021.

Wasisto mengatakan, Airlangga dinilai cukup untuk mewakili suara dari kalangan Jawa. Sementara Erick Thohir dan Sandiaga Uno dari luar Jawa.

"Saya pikir Erick dan Sandiaga akan menjadi cawapres ideal bagi Airlangga dan Prabowo jika kita merunut pada pola Jawa dan non-Jawa," kata dia.

 

Pertimbangan Faktor Identitas

Tapi, faktor Jawa dan non-Jawa bukan satu-satunya indikator dalam memilih pasangan capres dan cawapres. Faktor identitas menjadi penting juga untuk dipertimbangkan.

"Melihat kecenderungan sekarang karena adanya faktor identitas bisa jadi faktor agama diikutkan dalam nominasi capres dan cawapres itu," terang dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya