Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang juga Ketua Steering Committee Formula E Bambang Soesatyo alias Bamsoet angkat bicara soal penyelenggaraan balap mobil listrik tersebut.
Menurut Bamsoet, ajang Formula E yang dijadwalkan berlangsung pada 2022, harus tetap terselenggara. Karena, kata dia, uang yang sudah dibayarkan tidak dapat dikembalikan.
"Uang yang kita bayarkan tidak mungkin bisa kembali, itu artinya apa? Kita harus memanfaatkan apa yang sudah kita bayarkan ini di luar urusan hukumnya, harus bermanfaat bagi kepentingan rakyat kita," ujar Bamsoet di kompleks Parlemen Senayan, Minggu 28 November 2021.
Advertisement
Baca Juga
Dia kemudian mencontohkan ajang World Superbike (WSBK) 2021 yang digelar di sirkuit Mandalika, Lombok, di mana ajang itu berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Bamsoet juga mempersilahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas dugaan korupsi dalam ajang balapan yang rencananya diadakan di Jakarta itu.
"KPK silakan teruskan, proses, temukan, hukum, kalau ada ditemukan bukti-bukti yang cukup dan kuat adanya penyimpangan, penyalahgunaan jabatan dan kerugian negara. Karena se-sen uang rakyat yang terlanjut dibayar ke Formula E harus kembali dalam bentuk kemanfaatan ekonomi," kata dia.
Berikut 5 pernyataan terkini Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang juga Ketua Steering Committee Formula E Bambang Soesatyo alias Bamsoet soal penyelenggaraan balap mobil listrik tersebut dihimpun Liputan6.com:
Â
1. Tegaskan Formula E Harus Tetap Digelar
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo alias Bamsoet menilai, ajang Formula E yang dijadwalkan berlangsung pada 2022, harus tetap terselenggara. Sebab, uang yang sudah dibayarkan tidak dapat dikembalikan.
Bamsoet mengatakan, tiap anggaran yang telah dipakai untuk ajang tersebut harus kembali untuk rakyat. Oleh karena itu, harus dimanfaatkan.
"Uang yang kita bayarkan tidak mungkin bisa kembali, itu artinya apa? Kita harus memanfaatkan apa yang sudah kita bayarkan ini di luar urusan hukumnya, harus bermanfaat bagi kepentingan rakyat kita," kata Bambang Soesatyo di kompleks Parlemen Senayan, Minggu 28 November 2021.
Â
Advertisement
2. Contohkan WSBK 2021
Bamsoet lantas mencontohkan ajang World Superbike (WSBK) 2021 yang digelar di sirkuit Mandalika, Lombok, di mana ajang itu berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
"Kita lihat kemarin impact dari World Superbike di Mandalika, pertumbuhan ekonomi dalam seminggu di sana tumbuh 5 persen. Bukan hanya Lombok, tapi juga impact ekonominya sampai ke Bali," terang dia.
Â
3. Bisa Naikkan Pariwisata
Bamsoet kemudian menyebut, semua pihak harus juga melihat dari naiknya sektor pariwisata dengan adanya ajang World Superbike dan nantinya Formula E.
"Hotel-hotel penuh, penerbangan penuh, restoran penuh, rumah-rumah penduduk banyak yang ditinggali oleh para turis. Kemudian UMKM juga tumbuh dari penjualan merchandise, souvenir-souvenir, jadi harus dilihat dari sisi itu," ujar dia.
Â
Advertisement
4. Tetap Dukung Formula E
Oleh karena itu, Bamsoet tetap mendukung Formula E tetap berjalan, sementara adanya kasus hukum juga tetap bisa dilanjutkan.
"Formula E ini kita selamatkan dari sisi ekonominya, dari sisi manfaatnya, bahwa ada proses-proses yang harus diselesaikan secara hukum silakan diselesaikan," terang dia.
Â
5. Persilakan KPK Usut Dugaan Korupsi Formula E
Selain itu, Bamsoet mempersilahkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas dugaan korupsi dalam ajang balapan yang rencananya diadakan di Jakarta itu.
"KPK silakan teruskan, proses, temukan, hukum, kalau ada ditemukan bukti-bukti yang cukup dan kuat adanya penyimpangan, penyalahgunaan jabatan dan kerugian negara. Karena se-sen uang rakyat yang terlanjut dibayar ke Formula E harus kembali dalam bentuk kemanfaatan ekonomi," kata dia.
Pria yang juga duduk sebagai Ketua MPR ini menuturkan, antara perbuatan pidana dan kegiatan olahraga harus dipisah dan tak bisa dipukul rata.
"Bahwa ada pihak-pihak atau orang nanti terbukti menyalahgunakan jabatan menimbulkan kerugian negara silakan diproses," jelas Bamsoet.
Advertisement