Liputan6.com, Jakarta PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus mendorong untuk membantu Usaha Kecil Menengah di Indonesia. Melalui permodalan, hal itu bertujuan agak ada peningkatan ekonomi desa dengan memanfaatkan potensi lokal.
Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM, Sunar Basuki mengatakan bahwa PNM tak hanya memberikan modal untuk membantu usaha para pelaku UKM tetapi juga memberikan pelatihan.Â
Baca Juga
"Dengan memberikan pengarahan dan pelatihan para pelaku UKM bisa naik kelas. Kita juga membantu dalam pendistribusian usaha lokal tersebut," tutur Sunar Basuki di Daun Muda, Menteng, Kamis (16/12/2021).Â
Advertisement
Ia melanjutkan saat ini PNM menargetkan adanya 100 Kampung Madani terbentuk pada tahun 2022.
"Setidaknya target ada 100 kampung madani yang akan terbentuk tahun depan," ujar Sunar Basuki.
Kampung Madani, lanjut Sunar merupakan program untuk desa agar mendorong potensi lokal biar dikenal oleh khalayak dan mandiri.Â
"Kami memberikan modal, pelatihan bahkan teknologi untuk usaha lokal mereka. Jadi potensi mereka bisa dikenal lebih baik dan menjadi tambahan ekonomi," ujar Sunar.Â
Melalui paparannya, Sunar menjelaskan sudah ada 6 desa yang terbentuk dalam program kampung Madani. Mulai dari Desa Sade NTB, Desa Nisombalia Sulawesi Selatan, Desa Salawu Jawa Barat, Desa Morodemak Jawa Tengah, dan Desa Puungoni Sulawesi Tenggara.
Dalam hal penyaluran, Sunar mengatakan bahwa PNM pembiayaan sebesar Rp47 triliun untuk nasabah Mekaar dan UlaMM sepanjang 2021.Â
"Target sampai tahun ini kita 11 juta nasabah aktif," ucap Sunar.Â
Ia menjabarkan, dalam membina Mekaar sebesar Rp44 triliun dan untuk nasabah Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM) sebesar Rp3 triliun.
"Sekitar Rp 44 triliun di Mekaar dan Rp 3 triliun di ULaMM," kata Sunar.
Tahun depan, target penyaluran pembiayaan akan ditambah menjadi Rp 55 triliun. Dari rencana tersebut diperkirakan outstandingnya mencapai Rp38 triliun.
Â
Pelatihan pembukuan
Dalam menjalankan program terdapat tantangan bagi PNM untuk membina pra pelaku usaha lokal. Salah satunya hal pembukuan atau pengelolaan keuangan.Â
Sunar mengaku masih banyak pelaku usaha lokal yang memiliki pembukuan tidak teratur. Jadi hasil pendapatan dari hasil usaha dan keuangan lainnya dicampur satu pembukuan.Â
"Para pelaku usaha atau nasabah PNM masih ada yang belum tahu pentingnya pembukuan. Jadi pengelolaan keuangan tidak teratur," ucap Sunar.Â
Maka dari itu, lanjut Sunar, PNM juga mengajarkan mengenai mencatatkan hasil usaha serta memisahkan pendapatan usaha dengan keuangan rumah tangga.
"Kita ajarkan juga mengenai pengelolaan keuangan yang baik agar mereka bisa mengelola dengan baik," ujar Sunar.Â
Selain pelatihan, PNM juga memberikan narasumber profesional untuk konsultasi keuangan.Â
Â
(*)
Advertisement