Titi Anggraini Ungkap Karakteristik Pemilu Indonesia: Terumit dan Terbesar di Dunia

Karakteristik lainnya, lanjut Titi, Indonesia menyelenggarakan pemilu dengan rekapitulasi suara paling lama di dunia.

oleh Muhammad Ali diperbarui 01 Jan 2022, 11:06 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2022, 11:06 WIB
Perwakilan Perludem, Titi Anggraini
Perwakilan Perludem, Titi Anggraini (kanan) saat diskusi bersama KawalPilkada dan Bawaslu DKI Jakarta tentang penanganan data penghitungan suara Pilgub DKI Jakarta di kantor LBH, Jumat (3/3). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini mengungkap karakteristik Pemilu di Tanah Air, antara lain pemilu paling kompleks dan rumit di dunia, apalagi pelaksanaan pemilu dan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada tahun yang sama.

"Bahkan, the biggest one-day election in the world (pemilihan satu hari terbesar di dunia)," kata Titi Anggraini yang pernah terpilih sebagai Duta Demokrasi mewakili Indonesia dalam International Institute for Electoral Assistance (International IDEA) di Semarang, Sabtu (1/1/2022).

Titi mengemukakan hal itu terkait dengan rencana penyelenggaraan Pemilu Presiden/Wakil Presiden RI, Pemilu Anggota DPR RI, Pemilu Anggota DPD RI, dan pemilu anggota DPRD provinsi/kabupaten/kota serta pemilihan kepala daerah di 34 provinsi dan di 514 kabupaten/kota pada tahun 2024.

Karakteristik lainnya, lanjut Titi, Indonesia menyelenggarakan pemilu dengan rekapitulasi suara paling lama di dunia. Begitu pula terkait dengan database, bangsa ini memiliki data pemilih tersentralisasi terbesar di dunia.

Pemilu di Tanah Air menyimpan salinan hasil penghitungan suara dari tempat pemungutan suara (TPS) dalam database tersentralisasi yang menurut Titi Anggraini juga terbesar di dunia.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Determinasi Uang Tertinggi di Dunia

Mantan Direktur Eksekutif Perludem ini menyinggung soal determinasi uang dalam pemilu. Dia mengatakan bahwa batasan sumbangan dana kampanye (campaign donation limit) di Indonesia termasuk yang paling tinggi di dunia.

Bahkan dianggap cenderung tidak membatasi, yakni Rp 2,5 miliar per individu dan Rp 25 miliar per badan hukum swasta.

Alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini menganggap laporan dana kampanye sekadar basa-basi karena politik berbiaya tinggi yang tidak akuntabel.

"Kontestasi dikeluhkan mahal tetapi tidak tergambar dalam laporan dana kampanye," kata Titi yang dikutip dari Antara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya