Liputan6.com, Jakarta - Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal Gus Miftah turut menanggapi pernyataan Ustaz Khalid Basalamah untuk memusnahkan wayang.
Seperti diketahui, beredar video lama Ustaz Khalid Basalamah yang diunggah empat tahun lalu, terlihat dirinya membacakan pertanyaan seorang jemaah yang berprofesi sebagai dalang.
Advertisement
Baca Juga
Dalam potongan video itu, Ustaz Khalid Basalamah menyampaikan pendapatnya mengenai wayang kulit dari sudut pandang Islam, termasuk tobat yang dilakukan oleh dalang.
"Kalau masalah tobat, ya tobat nasuha, dan kalau dia punya (wayang) lebih baik dimusnahkan, dalam arti kata dihilangkan," ucap Ustaz Khalid.
Gus Miftah dalam sebuah kesempatan pementasan wayang, sempat membacakan puisi yang isinya menyinggung pernyataan Ustaz Khalid Basalamah soal wayang tersebut.
Berikut bunyi puisinya:
Wah begitu pandai iblis itu menyematkan imamah dan jubah dengan warna putih.
Seakan begitu suci tanpa noda dengan menghitamkan yang lainnya
Haruskan kuda lumping diganti dengan unta lumping
Atau haruskan gamelan diganti dengan rebana
Pohon kelapa diganti pohon dengan kurma
Dan haruskah nama Nabi Sulaiman diganti karena mirip kata-kata Jawa
Begitu luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya hingga menutupi sinar matahari junjungan kita
Sebagai nabi alam semesta, bukan nabi orang Arab saja
Haruskah wayang diganti film-film tentang agama produk asing yang membiayai setiap jengkal pergerakan dan pemberontakan atas nama agama
Kamu siapa?
Aku tahu jenggotmu panjang, tapi belum tua, wajar tak tahu budaya dan tak tahu tata krama
Bagiku lebih nyaman dengan blangkon dan taplak meja sebagai penutup kepala
Sebagai bentuk rendah hati dan ketawadhuan belaka
Karena jubah imamah dan jenggot panjang adalah penampilan bendoro atau raja
Sedang aku hanyalah hamba jelata
Tak pantas dengan pakaian bendoro dan raja
Karena pintu surga kini hanya tersisa dan terbuka bagi yang rendah dan tawadhu hatinya
Sidro milir sang gedhek si nogo bajul
Polemik Ustaz Khalid Basalamah
Sebelumnya, video lama Ustaz Khalid Basalamah yang memerintahkan untuk memusnahkan wayang mendadak ramai diperbincangkan kembali.
Dalam video yang diunggah empat tahun lalu itu, Ustaz Khalid terlihat membacakan pertanyaan seorang jemaah yang berprofesi sebagai dalang. Orang tersebut menanyakan tata cara bertaubat dari profesi dalang.
Ustaz Khalid lalu menyebut, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap tradisi dan semua suku yang ada di Indonesia. Menurutnya, sebagai umat Islam yang sadar akan tuntutan agama, harus menjadikan Islam sebagai tradisi dan budaya, bukan sebaliknya. Ia pun mengatakan wayang sebagai peninggalan nenek moyang yang bisa dikenang, dan sebagai tradisi orang orang terdahulu.
Dalam Islam, tradisi tersebut tidak dibolehkan, dan tata cara taubatnya adalah dengan meninggalkan dosa-dosa lama, menyesali perbuatannya dan berjanji kepada Allah tidak mengulangi perbuatannya.
“Masalah taubat, ya taubat nasuha kepada Allah SWT, dengan tiga syarat yang sudah diketahui, meninggalkan dosa-dosa, menyesal, dan janji sama Allah tidak mengulanginya, dan jika dia punya lebih baik dia dimusnahkan, lebih baik dihilangkan,” katanya dalam video tersebut.
Tidak hanya itu, Ustaz Khalid Basalamah juga menyampaikan perlu mempertemukan tradisi dengan ilmu pengetahuan, agar tidak hilang 100 persen kebiasaan dan tradisi tersebut. Sudah ada teknologi canggih saat ini, di mana orang bisa tampil di atas panggung dan bercerita seperti wayang.
"Maka sebenarnya wayang-wayang ini sudah digantikan dengan manusia yang sudah jelas-jelas nyata. Saya yakin juga kalau generasi sekarang sudah lebih cenderung meninggalkan karena ini sudah zaman dulu," kata Khalid kala itu.
Advertisement
Sampaikan Permohonan Maaf
Pendakwah yang dikenal melalui ajaran sunnah ini diminta mengklarifikasi maksud dari jawabannya itu. Polemik wayang ini lantas direspons Ustaz Khalid Basalamah. Dia mengklarifikasi perihal wayang ini melalui Instagram terverifikasinya.
"Saya akan coba mengklarifikasi jawaban kami. Saya coba bagi menjadi tiga bagian saudaraku seiman juga sebangsa dan setanah air. Yang pertama adalah lingkupnya adalah pengajian kami dan jawaban seorang dai muslim kepada penanya muslim. Itu dulu batasannya," kata Ustaz Khalid Basalamah melalui video klarifikasi yang diunggahnya, Selasa (15/2/2022).
Penjelasan yang disampaikan Ustaz Khalid Basalamah berlanjut ke soal pemahaman menjadikan Islam sebagai tradisi.
"Dan saya pada saat ditanyakan masalah wayang, saya mengatakan alangkah baiknya dan kami sarankan, kami sarankan agar menjadikan Islam sebagai tradisi. Jangan menjadikan tradisi sebagai Islam. Dan tidak ada kata-kata saya di situ mengharamkan," dia menambahkan.
"Saya mengajak agar menjadikan Islam sebagai tradisi. Makna kata-kata ini juga kalau ada tradisi yang sejalan dengan Islam, tidak ada masalah dan kalau bentrok sama Islam, ada baiknya ditinggalkan. Ini sebuah saran."
Ustaz Khalid menjelaskan bahwa dirinya ditanya soal seseorang yang berprofesi sebagai dalang ingin bertobat memainkan wayang.
"Potongan yang kedua teman-teman sekalian pada saat penanya menanyakan bagaimana tobatnya dalang. Jadi, pertanyaan ini kami jawab, ini mirip dengan sebenarnya lingkupnya kalau ada yang menanyakan bagaimana tobatnya seorang pedagang, seorang guru misalnya, disebutkan profesi," kata dia.
"Maka saya sebagai seorang dai muslim menjawab. Umumnya kaum muslimin dan setiap muslim umumnya akan merasa bahagia, senang, kalau diajak bertaubat. Dan jawabannya memang taubat nasuha, kembali kepada Allah dengan taubat yang benar," Ustaz Khalid Basalamah memaparkan.
"Potongan yang ketiga teman-teman sekalian, sangat berhubungan dengan jawaban saya terhadap potongan yang kedua tadi, yaitu dimusnahkan. Jadi, kalau ada orang yang memang bertobat, misalnya, ini dia seorang dalang. Kalau dia sudah tobat dia enggak mau lagi melakukan itu, mau diapakan wayang-wayang ini. Saya katakan untuk dia secara secara individu dimusnahkan, sebatas itu," katanya lagi.
Ustaz Khalid Basalamah sekaligus meminta maaf kepada masyarakat saat memberi jawaban kepada jamaah kajiannya mengenai wayang.
"Dan saya pada kesempatan ini, Khalid Basalamah mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dari hati nurani kami kepada seluruh pihak tidak terkecuali, yang merasa terganggu, tersinggung dengan jawaban kami tersebut. Semoga klarifikasi berikut ini bisa dimaklumi dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala selalu menyatukan kita di atas persatuan dan kesatuan di negara Republik Indonesia, insyaAllah," dia menuturkan.