Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan saat ini pemerintah sedang fokus memperkuat ketahanan pangan. Hal itu dilakukan seiring dengan kemampuan bertahan cadangan pangan di Indonesia saat ini hanya 21 hari.
"Kilas balik data ketahanan pangan menyebutkan bahwa kemampuan bertahan cadangan pangan Indonesia pada tahun 2020 hanya sekitar 21 hari. Jadi sebenarnya kita cuma bisa mampu bertahan 21 hari. Kalau tidak ada supply," kata Ma'ruf Amin saat memberikan sambutan dalam acara peluncuran digitalisasi pertanian di Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (22/3).
Ma'ruf menjelaskan angka itu dikalkulasi dari 1,7 juta ton cadangan besar untuk 271 juta penduduk. Menurut dia angka itu tidak jauh berbeda dengan Vietnam.
Advertisement
Baca Juga
"Vietnam ketahanan pangannya 23 hari," bebernya.
Lebih lanjut, Ma'ruf menjelaskan angka Indonesia terkait ketahanan pangan pun terpaut jauh dengan Thailand. Dia merinci negara itu memiliki ketahanan pangan 143 hari.
"India 151 hari, China agak lama 681 hari, Amerika 1.068 hari. Ini data dari Departemen pangan Amerika Serikat," ungkapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serius Garap Urusan Pangan
Ma'ruf menerangkan, pemerintah sangat serius menggarap urusan pangan. Termasuk mengalokasikan sekitar Rp 76,9 triliun pada tahun 2022.
"Ini untuk memperkuat ketahanan pangan mulai dari peningkatan keterjangkauan dan ketercukupan produktivitas dan pendapatan petani atau nelayan diversifikasi pangan, perbaikan iklim usaha, dan daya saing hingga penguatan sistem pangan berkelanjutan," pungkasnya.
Reporter: Intan Umbari Prihatin/Merdeka.com
Advertisement