Perintah Wapres: Jangan Ada Hambatan Distribusi Pangan Jelang Ramadan

Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta kelancaran distribusi bahan pangan tidak terganggu menjelang bulan Ramadan dan Hati Raya Idulfitri.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mar 2022, 11:22 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2022, 11:22 WIB
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyatakan perlu adanya sinergi pembangunan, baik dari sisi kesejahteraan dan keamanan di Papua. (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta kelancaran distribusi bahan pangan tidak terganggu menjelang bulan Ramadan dan Hati Raya Idulfitri. Sebab, seberapa banyak stok yang dimiliki akan tetap terhambat jika rantai distribusinya terganggu.

"Saya minta kelancaran distribusi ini tidak lagi jadi kendala. Kalau produksi cukup tapi distribusi tidak lancar ini akan tetap jadi masalah," kata Ma'ruf Amin di Gudang Bulog Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (11/3/2022).

Maruf meminta Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi dan Kepala Badan Pangan untuk memastikan kendala distribusi bisa segera terurai.

"Kepada Mendag dan Badan Pangan saya minta ini segera diurai," katanya.

Tak hanya itu, dia juga meminta harga komoditas bahan pangan stabil dalam jangka pendek. Hal ini menjadi penting selain kelancaran stok pangan.

"Stabilitas harga jangka pendek juga ini jangan sampai ada tidak stabil, maka perlu dijaga," katanya.

 

Stok Aman

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengunjungi kompleks pergudangan modern Perum BULOG di kawasan Kepala Gading, Jakarta Utara, Jumat (11/3)
Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengunjungi kompleks pergudangan modern Perum BULOG di kawasan Kepala Gading, Jakarta Utara, Jumat (11/3)

Sementara itu, untuk stok kebutuhan pangan menjelang Ramadan dan lebaran sudah aman. Ini berdasarkan kunjungannya ke Kementerian Pertanian dan Gudang Perum Bulog.

"Ada kecukupan pasokan pangan baik beras maupun non beras khusus menghadapi Ramadan dan Idul Fitri," kata diam

Dia menambahkan pasokan beras di Bulog juga kualitasnya terjaga dengan baik. Sebab telah menggunakan teknologi RTR dalam memproses beras.

"Dari laporan itu sudah cukup dan bahkan untuk proses memperbaiki mutu beras supaya tetap berkualitas. Sehingga tidak ada lagi beras yang kualitasnya jelek," kata dia.

 Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya