Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 25 orang anggota Negara Islam Indonesia (NII) melakukan ikrar sumpah setia kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena telah menyadari jika organisasinya itu terlarang. Kegiatan ini sendiri diketahui dilakukan di Denpasar, Bali.
"Kegiatan pelepasan baiat dan ikrar sumpah setia Kepada NKRI oleh 25 orang anggota NII di Aula Polresta Denpasar, pada hari Sabtu 23 April 2022," kata Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Senin (25/4/2022).
Aswin menjelaskan, puluhan eks anggota NII ini telah menyadari jika organisasi NII tersebut terlarang. Untuk kegiatan ini disebutnya berjalan dengan aman dan lancar.
Advertisement
"Mereka menyadari bahwa organisasi NII adalah organisasi yang menyimpang dan terlarang," jelasnya.
"Pelepasan baiat tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun. Pelepasan baiat atas kesadaran sendiri dan ingin hidup beragama dan bermasyarakat yang baik dan patut kepada NKRI," sambungnya.
Aswin menyebut, dalam ikrar sumpah setia ini turut disaksikan oleh Kasatgaswil Densus 88 Bali Kombes I Ketut Widhiarto, Kapolresta Denpasar AKBP Bambang Yugo Pamungkas, hingga Ketua GP Ansor Bali H Yusuf Naim.
Untuk kegiatan ikrar sumpah terhadap puluhan mantan anggota NII ini dilakukan secara bergantian.
"Melaksanakan kegiatan acara ikrar sumpah kesetiaan NKRI, oleh 25 target teror kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang dilaksanakan secara perorangan dan bergantian," tutupnya.
Setelah itu, Kasatgaswil Densus 88 Bali Kombes I Ketut memberi bingkisan berupa parsel kepada 25 anggota eks NII tersebut untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 2022.
Rebut Hati Masyarakat
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mewanti-wanti masyarakat untuk tak terpengaruh dengan gerakan kelompok Negara Islam Indonesia (NII). Menurut dia, pergerakan NII saat ini sudah masuk ke tengah-tengah masyarakat dimana mahasiswa hingga aparatur sipil negara (ASN) menjadi sasarannya.
"Jangan salah, itu sudah berada di tengah-tengah kita. Siapa yang menjadi unsur-unsur yang terpengaruh? Melalui ASN, melalui aparat keamanan, melalui mahasiswa, melalui berbagai institusi dan termasuk pengusaha," jelas Moeldoko dalam sebuah video, Sabtu (23/4/2022).
Dia mengatakan bahwa NII merupakan sebuah gerakan ideologis yang muncul dibawah pimpinan Kartosoewirjo pada 1947. Setelah itu, NII berkembang di luar Jawa yakni, dibawah Kahar Muzakkar.
Moeldoko menekankan bahwa sejatinya NII tidak pernah mati dalam melanjutkan garis perjuangannya. Hanya saja, kata dia, saat ini NII memiliki pola gerakan dan strategi yang berbeda dibandingkan era-era sebelumnya.
"Sekarang gerakan yang dia kembangkan adalah perebutan heart (hati) and mind (pikiran)," ucapnya.
Menurut dia, strategi yang dijalankan NII saat ini jauh lebih dahsyat dibandingkan menggunakan senjata yang mudah ditangkap dan dikenali pelakunya. Moeldoko menyebut pergerakan NII yang menggunakan pendekatan perebutan hati dan pikiran, baiat, dan doktrin cukup sulit untuk diatasi
"Dan lebih dahsyat lagi, dia bergerak dengan cara menyembunyikan diri, taqiyyah. Dia kamuflase agar tidak dikenali dari awal sehingga dia memiliki keleluasaan untuk memengaruhi orang lain. Hati-hati, ada di tengah-tengah kita," kata Moeldoko.
Advertisement
Ingin Lengserkan Jokowi
Berupaya Lengserkan Presiden JokowiSebelumnya, Sebanyak 16 anggota kelompok NII (Negara Islam Indonesia) jaringan Sumatera Barat (Sumbar) diamankan Densus 88 Antiteror, beberapa waktu lalu. Dari pemeriksaan, terungkap jaringan tersebut berupaya melengserkan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelum Pemilu 2024.
"Dari barang bukti yang ditemukan menunjukkan sejumlah rencana dipersiapkan upaya melengserkan pemerintah berdaulat sebelum Pemilu 2024," kata Aswin dalam keterangannya, Senin (18/4).
Selain itu, mereka tengah mempersiapkan senjata tajam (golok) dan juga mencari pandai besi. "Terdapat potensi ancaman," katanya.
"Adapun temuan alat bukti arahan persiapan golok tersebut sinkron dengan temuan barang bukti sebilah golok panjang milik salah satu tersangka."
Berikut sederet potensi ancaman teror dari jaringan NII Sumatera Barat:
1. Memiliki keinginan untuk mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi Syariat Islam secara kaffah.
2. Memiliki niat untuk menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRIsedang dalam keadaan kacau/chaos.
3. Melakukan berbagai kegiatan i'dad (persiapan serangan teror) secara rutin.
4. Merencanakan persiapan logistik serangan teror berupa senjata tajam (golok) serta produsen senjata tajam (pandai besi).
5. Melakukan perekrutan anggota secara masif di wilayah Sumatera Barat dengan melibatkan anak-anak di bawah umur.
6. Memiliki hubungan dengan kelompok teror di wilayah Jakarta,Jawa Barat,dan Bali.
Â
Reporter: Nur Habibie
Sumber: Merdeka.com