Dorong Geopark Ijen Masuk UNESCO Global Geopark, Bupati Ipuk: Utamakan Sustainable Tourism

Pemkab Banyuwangi terus mendorong agar Geopark Ijen masuk ke dalam UNESCO Global Geopark (UGG).

oleh Fachri pada 11 Sep 2022, 13:24 WIB
Diperbarui 11 Sep 2022, 13:23 WIB
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat mempresentasikan Geopark Ijen secara online di simposium internasional “The 7th Asia Pasific Geopark Network Symposium”, Kamis (8/9/2022). (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi Pemkab Banyuwangi terus mendorong agar Geopark Ijen masuk ke dalam UNESCO Global Geopark (UGG). Salah satu upaya yang dilakukan untuk merubah status tersebut adalah dengan aktif dalam simposium internasional. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mempresentasikan Geopark Ijen di simposium internasional “The 7th Asia Pasific Geopark Network Symposium” yang berlangsung di Provinsi Satun, Thailand, 4-11 September 2022.

Pada simposium yang digelar oleh Unesco Global Geopark itu, Ipuk menjelaskan bahwa Geopark Ijen merupakan taman bumi yang tak hanya memiliki keunikan bentang alam dan kekayaan budaya, namun juga didukung dengan semangat mewujudkan sustainable tourism (wisata berkelanjutan).

“Anugerah Tuhan yang dilimpahkan ke Banyuwangi dengan bentang alamnya yang indah dan unik serta keragaman budayanya ini, akan terus kami lestarikan. Sembari terus kami kelola dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Ipuk saat mempresentasikan Geopark Ijen secara online di forum tersebut pada 8 September 2022 lalu.

Dalam mewujudkan hal tersebut, wisata berkelanjutan yang menekankan pada pelestarian alam dan budaya menjadi pilihan utama yang harus diterapkan.

“Pariwisata yang dapat menjadi mata pencaharian ini, kami jadikan payung untuk menggerakkan masyarakat dalam melakukan konservasi hingga melestarikan budaya,” terang Ipuk.

Lebih jauh, Ipuk berharap, Geopark Ijen yang dikenal dengan fenomena api biru (blue fire) itu, bisa terakreditasi sebagai UNESCO Global Geopark. Dengan peningkatan status tersebut, mampu menjadi pemicu upaya pelestarian sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kami berharap Geopark Ijen ini menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. Sehingga, nanti masyarakat Banyuwangi akan lebih luas lagi partisipasinya dalam melestarikan alam dan budayanya. Sekaligus juga meningkatkan taraf ekonominya sebagai dampak dari kunjungan wisatawan yang meningkat,” ungkapnya.

Sebagai informasi, simposium internasional tersebut beragendakan rangkaian diskusi dan presentasi dari sejumlah pengelola geopark se-Asia Pasifik.

Dengan narasumber yang dihadirkan di antaranya, Valiakos Ilias dari Lesvos Island Unesco Global Geopark, Yunani; Koji Wakita dari Miné-Akiyoshi Karst Plateau Geopark, Jepang; Nur Susila Saaid dari Jerai Geopark, Malaysia; Kanokporn Pimpasak dari Thailand; serta Tran Nhi Bach Van dari Dak Nong Unesco Global Geopark, Vietnam.

 

Kebijakan Sustainable Tourism

Pesona api biru di kawah Gunung Ijen jadi daya tari wisatawan yang berkunjung. (Istimewa)
Pesona api biru di kawah Gunung Ijen jadi daya tari wisatawan yang berkunjung. (Istimewa)

Berbagai kebijakan dan upaya telah dilakukan Pemkab Banyuwangi untuk mewujudkan UGG. Seperti pemberlakuan kebijakan pariwisata yang berbasis sustainable dan pemberdayaan masyarakat dengan mengatur kebijakan pendirian hotel.

Hingga hari ini, Banyuwangi hanya mengizinkan hotel bintang empat ke atas. Itu pun hanya boleh didirikan di tempat yang jauh dari lokasi wisata premium. Seperti Gunung Ijen ataupun Pulau Merah.

Kebijakan tersebut menurut salah satu tim Geopark Ijen dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurrachman, sangat tepat dan berdampak luas untuk masyarakat.

“Sehingga masyarakat setempat yang dekat obyek wisata unggulan itu, bisa menyulap kediamannya menjadi homestay untuk menginap wisatawan. Tanpa khawatir harus kalah saing dengan pengusaha hotel papan atas,” terangnya.

Mirza juga mengapresiasi upaya Banyuwangi dalam menerapkan unsur arsitektur lokal di dalam setiap bangunannya. Terutama di hotel-hotel berbintang yang dibangun.

“Ini tidak hanya menambah eksistensi kebudayaan lokal, tapi juga bisa memunculkan pride (kebanggaan). Sehingga tergerak untuk melestarikan khazanah kebudayaan dan alam pendukungnya,” paparnya.

 

Kawah Ijen
Dalam rangka penominasian situs Geopark Ijen, Banyuwangi sendiri terus menyiapkan dokumen aplikasi dossier yang memuat informasi dan deskripsi ilmiah terkait potensi warisan geologi dan geo-konservasi.

Sementara itu, Ketua Harian Geopark Ijen Abdillah Baraas, optimistis upaya Banyuwangi membawa Ijen menuju UGG ini akan membuahkan hasil positif.

Namun, jika masih belum terwujud di tahun ini, setidaknya telah memberikan perubahan signifikan pada sebagian masyarakat Banyuwangi dalam upaya pelestarian alam dan mewujudkan sustainable tourism.

“Kami yakin akan meraih UGG untuk itu mohon doa dan dukungannya,” katanya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya