Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan China mengatakan dengan tegas menentang ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. China berjanji untuk mengambil tindakan balasan guna melindungi hak dan kepentingannya sendiri.
Komentar China ini muncul setelah Trump mengatakan akan mengenakan bea tambahan 50% pada impor AS dari China pada hari Rabu, jika Beijing tidak mencabut tarif 34% yang dikenakannya pada produk AS pada minggu lalu.
Baca Juga
"Ancaman Amerika Serikat (AS) untuk menaikkan tarif pada China adalah kesalahan di atas kesalahan," tulis Kementerian Perdagangan China dalam keterangannya, dikutip dari CNBC, Selasa (8/4/2025).
Advertisement
"China tidak akan pernah menerimanya. Jika AS bersikeras dengan caranya sendiri, China akan berjuang sampai akhir."
Pada Jumat lalu, Kementerian Keuangan China mengumumkan tarif tambahan sebesar 34% untuk semua barang yang diimpor dari AS, mulai 10 April, sebagai balasan terhadap Trump yang mengenakan tarif baru sebesar 34% terhadap China.
Tarif menyeluruh tersebut menyusul dua putaran tarif sebelumnya sebesar 10%-15%, yang sebagian besar menargetkan produk pertanian dan energi yang diimpor dari AS.
Harapan Kesepakatan
Direktur Pelaksana Teneo Gabriel Wildau menjelaskan, cakupan tarif yang diperluas mencerminkan berkurangnya harapan para pemimpin China untuk kesepakatan perdagangan dengan AS. Tarif sebesar 34% yang diberlakukan Trump terhadap China merupakan tambahan dari tarif sebesar 20% yang diberlakukan sejak Februari lalu, sehingga total tarif baru tahun ini menjadi 54%.
Morgan Stanley melihat, tarif tambahan tersebut telah menaikkan tarif rata-rata tertimbang AS terhadap Tiongkok hingga setinggi 65%, dan dapat merusak ekonomi China sebesar 1,5 hingga 2 poin persentase tahun ini.
"Karena Tiongkok sudah menghadapi tarif lebih dari 60%, tidak masalah jika tarifnya naik 50% atau 500%," kata Tianchen Xu, ekonom senior di Economist Intelligence Unit, yang mengisyaratkan Beijing siap menghadapi perang dagang dengan AS.
"Tiongkok berada di pihak defensif, tetapi pada dasarnya kedua belah pihak saling menguji batas kemampuan masing-masing," kata Xu.
Saling Berbalas Terus
Xu melanjutkan, karena risiko perang dagang AS-China yang intens meningkat, Beijing mungkin akan menggunakan tindakan pembalasan lebih lanjut, seperti menghentikan pembelian barang pertanian AS, menyamakan tarif AS, dan memperluas kontrol ekspor lebih lanjut pada logam dan mineral.
Beijing telah memberlakukan pembatasan ekspor pada unsur tanah jarang utama, melarang ekspor barang-barang penggunaan ganda ke belasan entitas AS, memasukkan perusahaan-perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan, yang membuat mereka tunduk pada pembatasan yang lebih luas saat beroperasi di China.
Trump Ancam Tambah Tarif Baru 50%, Jika China Lancarkan Serangan Balasan
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam China dengan tarif tambahan sebesar 50% untuk barang-barang yang diimpor ke AS jika China tidak menarik tindakan balasan.
Berbicara di Gedung Putih pada hari Senin, presiden AS Donald Trump juga mengatakan bahwa ia tidak akan mempertimbangkan penangguhan tarif untuk memberikan waktu negara lain melakukan negosiasi.
"Kami tidak mempertimbangkan itu. Kami memiliki banyak, banyak negara yang akan berunding dengan kami, dan akan ada kesepakatan yang adil," katanya dikutip dari BBC, Selasa (8/4/2025).
Trump menegaskan kembali ancamannya untuk mengenakan bea masuk sebesar 50% atas barang-barang China jika Pemerintah Beijing tidak menarik kembali rencana tarif balasannya pada hari Selasa. Jika diberlakukan, perusahaan-perusahaan AS yang membawa barang-barang tertentu dari China dapat menghadapi pajak sebesar 104%.
Dalam sebuah posting di platform media sosialnya, Truth Social, Trump mengatakan ia akan memberlakukan tarif tambahan kecuali China menarik kembali tarif balasannya sebesar 34% atas barang-barang AS, yang diumumkannya pada hari Jumat.
Trump mengatakan Rabu lalu bahwa ia akan mengenakan pajak sebesar 34% atas impor dari China sebagai bagian dari "Hari Pembebasan" yang memberlakukan pungutan minimum 10% atas hampir semua mitra dagang AS.
Advertisement
Tarif Total 104%
Jika ia benar-benar mengenakannya, perusahaan-perusahaan AS akan membayar tarif total sebesar 104% atas impor dari China, karena tarif tersebut merupakan tambahan dari tarif 20% yang telah diberlakukan pada Maret dan tarif 34% yang diumumkan minggu lalu.
Trump mengatakan China telah memperkenalkan tindakan balasannya meskipun dirinya telah memperingatkan bahwa negara mana pun yang membalas AS dengan memberlakukan tarif tambahan akan segera dikenakan Tarif baru yang jauh lebih tinggi.
China membalas, dengan mengatakan bahwa memberi tekanan atau mengancam China bukanlah cara yang tepat.
"Langkah hegemoni AS atas nama timbal balik melayani kepentingan egoisnya dengan mengorbankan kepentingan sah negara lain dan mengutamakan Amerika daripada aturan internasional," kata juru bicara Kedutaan Besar China Liu Pengyu dalam sebuah pernyataan.
"Ini adalah langkah khas unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi."
