Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi bermagnitudo 6,4 mengguncang wilayah pantai selatan Kota Meulaboh, Aceh Barat, Sabtu (24/9/2022), pukul 03.52 WIB. Hingga saat ini disebutkan belum ada laporan kerusakan dari warga yang terdampak gempa Aceh tersebut.
"Sampai saat ini tidak ada laporan serta amatan terhadap kerusakan bangunan yang dialami," ucap Deputi Bidang Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi dalam konferensi persnya, Sabtu (24/9/2022).
Suko juga menyampaikan dari hasil monitoring pihaknya, sempat terjadi gempa susulan dengan kekuatan kecil.
Advertisement
"Hingga Sabtu 24 September 2022 pukul 08.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukan adanya dua aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo sebesar M 2,7," ucapnya.
Baca Juga
Di waktu yang bersamaan, lebih lanjut, Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Daryono, menyampaikan historis wilayah Aceh yang kerap dilanda gempa besar.
Daryono menuturkan pada tahun 2004 Aceh sempat diguncang gempa 9.0 magnitudo dengan disusul tsunami. Sebanyak 283.100 orang dinyatakan meninggal, 14.100 orang hilang, dan 1.126.900 orang mengungsi.
"Pada tahun 2005 tanggal 8 Maret gempa sebesar 8,9 magnitudo menyebabkan 1.303 orang meninggal, lebih dari 340 orang luka - luka, dan lebih dari 300 bangunan rusak. Gempabumi ini menimbulkan tsunami," paparnya.
Di tahun 2010 tepatnya pada tanggal 7 April gempa berkekuatan 7,6 magnitudo menimbulkan tsunami. Adapun lima orang dinyatakan luka berat, 17 orang luka ringan, 64 unit rumah rusak berat, 275 unit rumah rusak sedang, dan 824 rumah rusak ringan.
Sebelumnya diberitakan, Gempa bumi bermagnitudo 6,4 wilayah pantai selatan Kota Meulaboh, Aceh Barat, pada Sabtu pukul 03.52 WIB. Gempa disebabkan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke Lempeng Eurasia, tidak berpotensi tsunami.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault )," kata Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono di Jakarta, Sabtu (24/9).
Gempa tektonik dengan parameter update magnitudo 6,2 tersebut terletak pada koordinat 3,75 derajat Lintang Utara, 95,97 derajat Bujur Timur, tepatnya berlokasi di laut pada jarak 44 Km arah Selatan Kota Meulaboh, Aceh pada kedalaman 53 km.
Skala Gempa
Daryono mengatakan guncangan gempa dirasakan di daerah Meulaboh, Aceh Selatan, dan Nagan Raya dengan skala intensitas IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah).
Guncangan juga dirasakan di daerah Aceh Besar, Banda Aceh, Takengon, Bener Meriah, dan Simeulue dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Kemudian guncangan juga dirasakan di daerah Pidie, Idi, Bireuen, Langsa dan Aceh Tamiang dengan skala intensitas II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa serta pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.
Reporter:Rahmat Baihaqi/Merdeka.com
Advertisement