China Kirim Bantuan Kemanusiaan Darurat ke Myanmar Usai Gempa Dahsyat

Pemerintah China telah mengerahkan bantuan kemanusiaan darurat senilai 100 juta yuan atau sekitar 13,9 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk mendukung upaya penyelamatan gempa Myanmar.

oleh Winda Nelfira Diperbarui 30 Mar 2025, 10:30 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2025, 10:30 WIB
Gempa Myanmar, Jumlah Korban Tewas Bertambah
Di Myanmar, gempa bumi dahsyat yang mengguncang pada 28 Maret 2025, merusak sejumlah jalan-jalan di ibu kota Naypyidaw, gedung-gedung serta memaksa orang-orang mengungsi ke jalan-jalan. (Foto: AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China telah mengerahkan bantuan kemanusiaan darurat senilai 100 juta yuan atau sekitar 13,9 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk mendukung upaya penyelamatan di Myanmar, yang baru saja diguncang gempa berkekuatan 7,9 magnitudo.

Diterima Liputan6.com, pada Sabtu 29 Maret 2025 bantuan yang dikirim Pemerintah China mencakup dua tim penyelamat, tenda, selimut, kotak P3K, makanan, dan air minum, serta semua kebutuhan mendesak bagi warga di daerah terdampak.

Pengiriman pertama dijadwalkan tiba pada Senin.

"China juga siap memberikan bantuan tambahan sesuai dengan kebutuhan Myanmar," kata Juru bicara Badan Kerja Sama Pembangunan Internasional China, Li Ming.

Selain itu, Provinsi Yunnan yang berada di China barat daya juga telah mengirimkan bantuan berupa 80 tenda dan 290 selimut. Bantuan dikirimkan ke Myanmar melalui jalur udara.

Menurut Biro Cadangan Pangan dan Strategis Yunnan pada Sabtu lalu tim penyelamat dengan beranggotakan 37 orang dari Provinsi Yunnan telah tiba di Myanmar.

Sementara itu, sebanyak 16 relawan asal China lainnya juga berangkat ke wilayah terdampak untuk membantu operasi penyelamatan dan bantuan bencana.

Hingga saat ini, menurut Tim Informasi Dewan Administrasi Negara Myanmar, gempa dahsyat tersebut telah menewaskan 1.002 orang, melukai 2.376 orang, dan menyebabkan 30 orang masih hilang di Myanmar.

 

Promosi 1

Gempa Magnitudo 7,7 Guncang Myanmar, Getaran Terasa hingga Bangkok Thailand

Gempa 7,7M Guncang Myanmar, Alarm Tanda Bahaya Berbunyi Keras di Bandara Mandalay
Kerusakan jalan di Naypyidaw, ibu kota Myanmar, akibat gempa yang terjadi pada Jumat, 28 Maret 2025. (dok. Sai Aung MAIN / AFP)... Selengkapnya

Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar. Bahkan, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) bahwa gempa ini juga dirasakan hingga Bangkok, Thailand, dan menyebabkan ratusan orang berhamburan keluar dari gedung-gedung.

USGS mengatakan, gempa pada Jumat 28 Maret 2025 itu dangkal, pada kedalaman hanya 10 km (enam mil) dengan episentrum di dekat pusat kota Mandalay, sekitar 50 km (30 mil) di timur kota Monywa.

Dikutip dari laman The Guardian, Jumat (28/3) tidak ada laporan langsung mengenai kerusakan akibat gempa bumi di Myanmar, yang berada dalam keadaan kacau setelah kudeta pada tahun 2021.

Penduduk yang juga terkejut dan merasakan getaran di pusat kota Bangkok yang padat penduduk berhamburan keluar dari kondominium dan hotel bertingkat tinggi. Bangkok merupakan kota yang luas dan merupakan rumah bagi lebih dari 17 juta orang, banyak di antaranya tinggal di apartemen bertingkat tinggi.

Gempa itu cukup kuat untuk membuat air mengalir keluar dari kolam, beberapa di antaranya berada di gedung-gedung tinggi, saat gempa mengguncang.

"Saya mendengarnya dan saya sedang tidur di dalam rumah. Saya berlari sejauh yang saya bisa dengan mengenakan piyama keluar dari gedung," kata Duangjai, seorang warga kota wisata populer Chiang Mai, Thailand utara, kepada AFP.

 

Gempa Myanmar Magnitudo 7,7: Junta Militer Deklarasikan Darurat di 6 Daerah dan Mohon Bantuan Asing

Gempa Myanmar, Jumlah Korban Tewas Bertambah
Orang-orang mengendarai sepeda motor melewati sebuah bangunan yang runtuh di Mandalay pada tanggal 28 Maret 2025, setelah gempa bumi di Myanmar tengah. (Foto: AFP)... Selengkapnya

Gempa magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar tengah pada Jumat 28 Maret 2025. Getarannya dirasakan hingga China dan Thailand.

Mengutip CNA, pusat gempa berada sekitar 17,2 km dari Kota Mandalay, pada kedalaman relatif dangkal, yaitu 10 km.

Junta militer Myanmar telah mengajukan permintaan langka untuk bantuan kemanusiaan internasional dan mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah pasca gempa, termasuk Mandalay dan Naypyidaw.

Sementara itu, pemimpin junta militer Min Aung Hlaing dilaporkan tiba di rumah sakit di Naypyidaw tempat orang-orang yang terluka akibat gempa dirawat .

Jalan-jalan di dekat Museum Nasional di Naypyidaw disebut retak dan rusak, sementara rute menuju salah satu rumah sakit terbesar di kota itu macet oleh lalu lintas.

Menurut para pejabat, rumah sakit tersebut menjadi "area korban massal" pascagempa.

Di rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur itu, para korban luka-luka dirawat di jalanan luar, dengan infus tergantung di tempat tidur mereka.

Dari India, Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan bahwa pihaknya siap memberikan "segala bantuan yang mungkin" kepada Myanmar dan Thailand pascagempa.

"Berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan semua. India siap memberikan segala bantuan yang diperlukan," tulis Modi di platform media sosial X. "Dalam hal ini, saya telah meminta otoritas kami untuk siaga."

Tim tanggap darurat Thailand melaporkan dua orang ditemukan tewas dan sejumlah korban lainnya masih tertimbun reruntuhan gedung di Bangkok.

Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra telah menyatakan status darurat di Bangkok.

Infografis 16 Zona Gempa Megathrust di Indonesia
Infografis 16 Zona Gempa Megathrust di Indonesia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya