Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah China telah mengerahkan bantuan kemanusiaan darurat senilai 100 juta yuan atau sekitar 13,9 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk mendukung upaya penyelamatan di Myanmar, yang baru saja diguncang gempa berkekuatan 7,9 magnitudo.
Diterima Liputan6.com, pada Sabtu 29 Maret 2025 bantuan yang dikirim Pemerintah China mencakup dua tim penyelamat, tenda, selimut, kotak P3K, makanan, dan air minum, serta semua kebutuhan mendesak bagi warga di daerah terdampak.
Baca Juga
Pengiriman pertama dijadwalkan tiba pada Senin.
Advertisement
"China juga siap memberikan bantuan tambahan sesuai dengan kebutuhan Myanmar," kata Juru bicara Badan Kerja Sama Pembangunan Internasional China, Li Ming.
Selain itu, Provinsi Yunnan yang berada di China barat daya juga telah mengirimkan bantuan berupa 80 tenda dan 290 selimut. Bantuan dikirimkan ke Myanmar melalui jalur udara.
Menurut Biro Cadangan Pangan dan Strategis Yunnan pada Sabtu lalu tim penyelamat dengan beranggotakan 37 orang dari Provinsi Yunnan telah tiba di Myanmar.
Sementara itu, sebanyak 16 relawan asal China lainnya juga berangkat ke wilayah terdampak untuk membantu operasi penyelamatan dan bantuan bencana.
Hingga saat ini, menurut Tim Informasi Dewan Administrasi Negara Myanmar, gempa dahsyat tersebut telah menewaskan 1.002 orang, melukai 2.376 orang, dan menyebabkan 30 orang masih hilang di Myanmar.
Gempa Magnitudo 7,7 Guncang Myanmar, Getaran Terasa hingga Bangkok Thailand
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar. Bahkan, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) bahwa gempa ini juga dirasakan hingga Bangkok, Thailand, dan menyebabkan ratusan orang berhamburan keluar dari gedung-gedung.
USGS mengatakan, gempa pada Jumat 28 Maret 2025 itu dangkal, pada kedalaman hanya 10 km (enam mil) dengan episentrum di dekat pusat kota Mandalay, sekitar 50 km (30 mil) di timur kota Monywa.
Dikutip dari laman The Guardian, Jumat (28/3) tidak ada laporan langsung mengenai kerusakan akibat gempa bumi di Myanmar, yang berada dalam keadaan kacau setelah kudeta pada tahun 2021.
Penduduk yang juga terkejut dan merasakan getaran di pusat kota Bangkok yang padat penduduk berhamburan keluar dari kondominium dan hotel bertingkat tinggi. Bangkok merupakan kota yang luas dan merupakan rumah bagi lebih dari 17 juta orang, banyak di antaranya tinggal di apartemen bertingkat tinggi.
Gempa itu cukup kuat untuk membuat air mengalir keluar dari kolam, beberapa di antaranya berada di gedung-gedung tinggi, saat gempa mengguncang.
"Saya mendengarnya dan saya sedang tidur di dalam rumah. Saya berlari sejauh yang saya bisa dengan mengenakan piyama keluar dari gedung," kata Duangjai, seorang warga kota wisata populer Chiang Mai, Thailand utara, kepada AFP.
Advertisement
Gempa Myanmar Magnitudo 7,7: Junta Militer Deklarasikan Darurat di 6 Daerah dan Mohon Bantuan Asing
Gempa magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar tengah pada Jumat 28 Maret 2025. Getarannya dirasakan hingga China dan Thailand.
Mengutip CNA, pusat gempa berada sekitar 17,2 km dari Kota Mandalay, pada kedalaman relatif dangkal, yaitu 10 km.
Junta militer Myanmar telah mengajukan permintaan langka untuk bantuan kemanusiaan internasional dan mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah pasca gempa, termasuk Mandalay dan Naypyidaw.
Sementara itu, pemimpin junta militer Min Aung Hlaing dilaporkan tiba di rumah sakit di Naypyidaw tempat orang-orang yang terluka akibat gempa dirawat .
Jalan-jalan di dekat Museum Nasional di Naypyidaw disebut retak dan rusak, sementara rute menuju salah satu rumah sakit terbesar di kota itu macet oleh lalu lintas.
Menurut para pejabat, rumah sakit tersebut menjadi "area korban massal" pascagempa.
Di rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur itu, para korban luka-luka dirawat di jalanan luar, dengan infus tergantung di tempat tidur mereka.
Dari India, Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan bahwa pihaknya siap memberikan "segala bantuan yang mungkin" kepada Myanmar dan Thailand pascagempa.
"Berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan semua. India siap memberikan segala bantuan yang diperlukan," tulis Modi di platform media sosial X. "Dalam hal ini, saya telah meminta otoritas kami untuk siaga."
Tim tanggap darurat Thailand melaporkan dua orang ditemukan tewas dan sejumlah korban lainnya masih tertimbun reruntuhan gedung di Bangkok.
Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra telah menyatakan status darurat di Bangkok.
