Buntut Kasus Gagal Ginjal Akut, PDIP DKI Minta Ada RSUD Khusus Anak

Merry menilai ada bagian yang terputus antara Posyandu dan Rumah Sehat untuk Jakarta. Di mana semestinya dijembatani dengan kehadiran RSUD khusus anak.

oleh Winda Nelfira diperbarui 25 Okt 2022, 19:21 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2022, 19:21 WIB
Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Merry Hotma
Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Merry Hotma mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghadirkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) khusus anak. (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Merry Hotma mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menghadirkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) khusus anak.

Hal ini disampaikan Merry saat rapat kerja Komisi E DPRD DKI dengan eksekutif perihal penjelasan perkembangan penanganan kasus gagal ginjal akut di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Merry menilai ada bagian yang terputus antara Posyandu dan Rumah Sehat untuk Jakarta. Di mana semestinya dijembatani dengan kehadiran RSUD khusus anak. 

Menurut Merry ketersediaan fasilitas kesehatan khusus anak masih minim baik di Posyandu maupun di Rumah Sehat. Sehingga, buntut dari kasus gagal ginjal akut yang menimpa anak-anak ini diharapkan jumlah PICU maupun NICU di RSUD ikut bertambah.

Adapun perbedaan yang paling mendasar dari PICU dan MICU adalah dilihat dari usia pasiennya. Diketahui, PICU digunakan untuk bayi berusia di atas satu bulan dan anak-anak berusia 1-18 tahun yang memiliki kondisi kritis.

Sementara itu, NICU (Neonatal Intensive Care Unit) merupakan unit perawatan intensif bayi baru ahir hingga berusia 28 hari.

"Padahal di sini juga skup-nya kecil nih PICU, NICU. Nah maksud saya kenapa tidak buat klinik anak atau RSUD khusus anak jgn ibu. Kalau ibu nanti jadi repot, jadi melahirkan, enggak kan. Ini bukan untuk melahirkan," katanya di lokasi, Selasa (25/10/2022).

Merry menyampaikan bertambahnya kasus gagal ginjal akut pada anak memperlihatkan ketidaksiapan RSUD. Sehingga, kata dia adanya RSUD khusus anak dianggap perlu untuk menanggani kasus seperti ini.

"Ini ikan kayak endemic ya penyakit lokal yang belum ditemui gitu atau mungkin juga ada bayi yang cacat dari bawaan pokoknya yang akut-akut deh. Belum ada rumah sakit yang khusus memperhatikan bayi dengan penyakit akut," kata dia.

 

Akses RSUD Dinilai Masih Sulit

Obat Sirup
IDAI imbau orang tua untuk tidak memberikan obat bebas tanpa rekomendasi nakes pada anak terkait kasus gagal ginjal akut. (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)

Lebih lanjut, Merry menyebut selama 13 tahun menjadi anggota dewan, ia mendapati susahnya akses untuk masuk ke RSUD, PICU, dan NICU.

"Ada RSUD anak yang kayak gini-gini masuk ke RSUD itu. Jadi semua alkes-alkes anak dibuat lengkap, alkesnya pokoknya kalau bisa skala internasional lah," terang dia.

Merry menuturkan Jakarta dapat menjadi pioner dalam hal ini. Mengingat belum adanya RSUD khusus anak di Indonesia. Selain itu, ujar Merry, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI juga tergolong tinggi.

"Walaupun ini memang belum ada di provinsi lain, DKI lah pionernya. Why not? APBD kita tinggi, ini ibu kota negara, resistensi penyakitnya juga lumayan untuk anak bayi," kata dia.

Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi
Infografis Gejala Gagal Ginjal Akut Misterius, Penyebab Kematian & Antisipasi (Liputan6/com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya