Liputan6.com, Jakarta Survei Litbang Kompas menyebutkan Partai Demokrat mengalami penurunan elektabilitas dari 14 persen menjadi 8,7 persen.
Disebutkan penyebabnya karena NasDem berhasil mengonsolidasikan pemilih Anies Baswedan yang sebelumnya tersebar di sejumlah partai, termasuk Demokrat.
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Koordinator Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra menegaskan naik-turun performa atau survei adalah hal biasa.
Advertisement
“Demokrat sejak 2022 sudah konsisten di tiga atau empat besar alias di kelompok parpol papan atas. Sudah kembali ke kelas awalnya. Ada istilah, class is permanent, form is temporary,” kata Herzaky Dalam keterangannya, Selasa (22/2/2023).
Herzaky meyakini penurunan elektabilitas hanya sementara dan optimis pemilih Demokrat akan kembali.
“Kami meyakini penurunan elektabilitas partainya hanya sementara. Begitu pula pergeseran suara pemilih Anies dari Demokrat ke Nasdem. Bisa saja pemilih kami berpindah ke Nasdem sebagai parpol pertama yang mengusung Anies, tetapi itu hanya sementara hingga kami menentukan sikap. Setelah Demokrat dan Anies kembali bersanding, elektabilitas kami akan naik lagi," kata Herzaky.
Untuk menaikkan elektabilitas, bakal calon anggota legislatif dari Demokrat akan semakin giat turun ke bawah dan membantu kebutuhan masyarakat, terutama mendekati masa pendaftaran bakal calon anggota legislatif pada awal Mei mendatang.
"Kami sudah lakukan apel siaga nasional kesiapan infrastruktur komunikasi strategis kampanye darat dan udara. Sebab kekuatan serangan di darat harus diiringi dengan narasi di media sosial dari kader organik Demokrat," tambahnya.
Sebelumnya, Elektabilitas NasDem naik menjadi 7,3 persen dari sebelumnya 4,3 persen. Sementara, Demokrat turun menjadi 8,7 persen dari 14 persen. Selain itu, PKS juga mengalami penurunan menjadi 4,8 persen dari 6,3 persen.
Elektabilitas Demokrat Turun
Sebelumnya, dalam survei Litbang Kompas, suara partai Demokrat turun dibanding sebelumnya 14 persen menjadi 8,7 persen.
"Langkah Nasdem yang bergeming dalam pencalonan Anies Baswedan sebagai bakal capres Pemilu 2024 tampaknya cukup berhasil mengonsolidasi simpatisan Anies yang selama ini tersebar di sejumlah parpol," tulis Litbang Kompas pada Selasa (21/2/2023).
Selain faktor Anies, penurunan elektabilitas Demokrat yang cukup tajam ada faktor kasus dugaan korupsi yang menjerat Gubernur Papua Lukas Enembe.
"Di luar faktor sosok capres, Demokrat tampaknya juga terpapar dampak penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe, yang juga Ketua DPD Demokrat Papua, oleh KPK pada 10 Januari 2023 karena kasus dugaan korupsi," tulis Litbang Kompas.
Advertisement