Tak Bisa Lolos Lagi, 6 Poin Kasasi Kejagung Diyakini Bisa Jerat Pidana Bos Indosurya

Kejagung telah mengajukan kasasi atas vonis bebas terhadap bos KSP Indosurya, Henry Surya yang dijatuhkan PN Jakbar.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2023, 06:32 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2023, 06:30 WIB
Sidang Bos Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya, Henry Surya (Istimewa)
Sidang Bos Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya, Henry Surya (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) mengajukan kasasi atas vonis bebas bos Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya, Henry Surya. Alasannya, putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat (PN Jakbar) itu dinilai keliru dalam menerapkan hukum.

Pengamat hukum Universitas Nasional (Unas) Jakarta, Ismail Rumadan mendukung langkah Kejagung. Dirinya bahkan optimistis Henry Surya kali ini tak akan bisa lolos lantaran 6 poin dalam memori kasasi yang diajukan Kejagung memperkuat terjadinya tindak pidana.

"Hakim seharusnya memahami secara mendalam poin-poin tersebut di atas, yang pada akhirnya memperkuat dugaan dan keyakinan hakim atas motif tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh terdakwa sesuai dakwaan JPU (jaksa penuntut umum)," katanya kepada wartawan, Rabu (22/2/2023).

Dalam memori kasasi, Kejagung setidaknya memuat enam poin pertimbangan yang menjadi argumentasi mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA).

Pertama, KSP Indosurya memiliki puluhan ribu nasabah dan mengumpulkan dana hingga Rp106 triliun, tetapi, sesuai hasil audit ada 6.000 nasabah yang dananya tidak terbayarkan sehingga merugi Rp16 triliun.

Kedua, KSP Indosurya dinilai tak memiliki legal standing sebagai koperasi karena tidak pernah menggelar rapat anggota. Ketiga, anggota KSP Indosurya yang menjabat direktur tidak mempunyai kartu keanggotaan bahkan dilibatkan dalam pengambilan keputusan pembagian deviden setiap tahun.

Keempat, produk yang dijual KSP Indosurya tidak sesuai dengan peraturan perbankan, seperti simpanan berjangka dengan nilai simpana mulai Rp50 juta hingga tidak terbatas dengan bunga 8,5-11%. Persentase bunganya pun tidak sesuai ketentuan Bank Indonesia (BI).

Kelima, KSP Indosurya memperluas wilayah operasional dengan membuka dua kantor pusat dan 191 kantor cabang se-Indonesia tanpa pemberitahuan kepada Kemenkop UKM dan tak diketahui anggotanya.

Dan poin terakhir dalam kasasi menyebutkan, dana yang terkumpul dikelola dan dialirkan ke 26 perusahaan cangkang milik Henry Surya, lalu dibelikan sejumlah aset atas nama pribadi dan atas nama PT Sun International Capital.

 

Sangat Mempertegas Adanya Korupsi

Ilustrasi Korupsi
Ilustrasi Korupsi. (Liputan6.com/Rita Ayuningtyas)

Ismail melanjutkan, poin-poin tentang penghimpunan dana masyarakat secara ilegal dan melanggar aturan koperasi dalam memori kasasi Kejagung mempertegas terjadinya rasuah.

"Poin ini sangat mempertegas adanya motif korupsi," ujarnya.

Pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar juga meyakini terjadinya tindak pidana dalam pengelolaan KSP Indosurya. Dicontohkan dengan posisi Henry Surya sebagai bos koperasi.

Menurutnya, tidak ada istilah bos dalam koperasi. Alasannya, koperasi adalah badan usaha milik bersama para anggotanya, sedangkan pengurus hanya mewakili anggota secara bersama.

Meskipun demikian, Fickar menyarankan agar Henry Surya dipecat terlebih dahulu. Kemudian, menuntutnya atas segala perbuatannya, penipuan dan penggelapan uang.

"Seharusnya HS dipecat sebagai Ketua Koperasi dan dimintai pertanggungjawaban kerugian uang koperasi yang diambilnya," katanya.

"Jika sudah dipecat, baru bisa dikualifikasi sebagai penggelapan oleh orang yang tidak berhak mengelola koperasi."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya