Gunung Merapi Erupsi, Luncurkan Awan Panas ke Arah Kali Bebeng

Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) erupsi pada Sabtu (11/3/2023). Imbasnya, meluncurkan awan panas guguran ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Mar 2023, 14:07 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2023, 14:07 WIB
Gunung Merapi
Visual awan panas guguran Gunung Merapi, Rabu (8/2/2023). (Foto: Twitter/@BPPTKG)

Liputan6.com, Jakarta Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) erupsi pada Sabtu (11/3/2023). Imbasnya, meluncurkan awan panas guguran ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso melalui keterangan resmi di Yogyakarta, Sabtu, mengatakan awan panas guguran terjadi pada pukul 12.12 WIB. Dia menyebut erupsi Gunung Merapi masih berlangsung.

"Saat ini erupsi masih berlangsung. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya," kata dia seperti dilansir dari Antara.

Pihaknya meminta masyarakat menjauhi jarak bahaya 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak.

  • Hingga saat ini BPPTKG belum memberikan laporan resmi terkait jarak luncur awan panas guguran tersebut, imbas dari erupsi Gunung Merapi.

Berdasarkan pengamatan pada Sabtu (11/3/2023) mulai pukul 06.00-12.00 WIB, BPPTKG mencatat satu kali guguran lava keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimal 1.500 meter ke arah barat daya.

Selama periode itu, Gunung Merapi juga tercatat mengalami sembilan kali gempa guguran, satu kali gempa fase banyak, dan 19 kali gempa vulkanik dalam, demikian Agus Budi Santoso.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Energi Panas Bumi Gunung Merapi Bisa Jadi Sumber Energi Termanfaatkan

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan, awan panas guguran Merapi terjadi pada pukul 07.10 WIB. Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran sejauh 1.500 meter ke arah Kali Boyong, pada Rabu kemarin (8/2/2023).

 "(Awan panas) tercatat di seismogram dengan amplitudo 52 mm dan durasi 130 detik," kata Agus melalui keterangan resminya, dikutip Kamis (9/2/2023).

Akibat awan panas guguran Gunung Merapi itu, hujan abu melanda dua desa di Kabupaten Boyolali. Kedua desa tersebut adalah Desa Sanggup, Kecamatan Musuk dan Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari.

Namun tahukah Anda? energi panas dari gunung berapi ternyata dapat digunakan untuk menjadi sumber energisebuah kota. 

Mengutip ABC News, sejumlah ahli melihat bahwa gunung berapi aktif bisa menjadi komoditas panas dalam perlombaan global beralih ke energi terbarukan. 

Hal itu dikarenakan wilayah di seluruh dunia yang berada di situs alam tersebut bekerja untuk memanfaatkan panas yang dihasilkannya.

Disebutkan bahwa, energi panas bumi bisa menjadi  salah satu bentuk energi yang paling berkelanjutan karena proses penggunaan panas dari inti bumi menciptakan tenaga.

Teknologi tersebut bekerja dengan mendorong air panas dari reservoir gunung berapi dan geyser ke permukaan, yang kemudian berubah menjadi uap karena tekanan yang berkurang.

Uap kemudian akan didorong menuju turbin, yang kemudian menghasilkan listrik.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya