Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto percaya diri jika partainya bisa lolos ke parlemen di Pemilu 2024 dengan memperoleh suara di atas 10%. Hal itu diungkap Yandi usa menyoroti hasil survei litbang Kompas yang memprediksi PAN tak masuk DPR RI.
Menurutnya, elektabilitas PAN dalam hasil survei Litbang Kompas sebetulnya naik dua kali lipat. Tingkat keterpilihannya menjadi 3,2 % pada riset Mei 2023 dari sebelumnya hanya 1,6 % pada Januari lalu.
Baca Juga
"Sekarang sudah di angka 3,2 perse. Artinya insya Allah hasilnya untuk 2024, PAN bisa di atas 10 persen," ujar Yandri, Kamis, 25 Mei 203.
Advertisement
Yandri menyebut partainya memang selalu diprediksi tak lolos parlemen oleh berbagai lembaga survei. Namun, akhirnya tetap lolos. Contoh, pada Pemilu 2019, PAN berhasil meraih 6,84% suara, meski berbagai lembaga survei memperkirakan PAN meraih kurang dari 2% suara.
"Setiap pemilu diprediksi enggak lolos, tapi alhamdulillah setiap pemilu lolos. Lembaga survei (pada 2019) menempatkan PAN di bawah 2 persen dan hasil pemilu di atas 6 persen," tuturnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PAN Fikri Yasin mengatakan partainya belum membagikan hasil pemungutan suara kepada lembaga mana pun. Bahkan, dia mengklaim perolehan suara PAN di setiap pemilu bisa berkisar antara 6 hingga 8%.
ia juga menekankan bahwa, semua eksekutif akan berusaha untuk memenangkan lebih banyak suara daripada yang mereka lakukan pada pemilu lalu.
"Terbukti kita dari dulu masih bertahan antara 6-8 persen. Tugas partai ke depan yang paling berat adalah menjadi pemenang pemilu dan mendapatkan kursi tertinggi," ujar Fikri.
Bendum PAN: Juni Ini Mesin Partai Bergerak, Juli Sudah Berapi-Api
Untuk meningkatkan kualifikasi, Fikri mengatakan PAN akan memperkuat infrastruktur dan daya juang kader sehingga lebih dekat untuk menyalurkan bantuan langsung ke masyarakat.
Senada, Bendahara Umum DPP PAN Nazaruddin Dek Gam mengaku rendahnya elektabilitas partai karena mesin partai belum bekerja.
"Karena caleg belum bekerja, saya kan belum memanaskan mesin. Jangankan bekerja, memanaskan mesin saja belum. Sekarang baru tim saja yang bekerja, calegnya belum turun langsung. Jenderal lapangannya belum turun," kata Dek Gam.
Berdasarkan penilaian internal PAN dan hasi survei, Dek Gam mengaku telah mencapai target 65 kursi di parlemen. Dia melakukan penyelidikan sendiri dan menegaskan bahwa dia tidak terpengaruh oleh hasil lembaga mana pun.
"Contohnya di Aceh, Pemilu 2019 PAN disebut enggak dapat kursi. Tapi kenyataannya saya dapat kursi nomor pertama dari semua partai yang ada. Jadi beda hasil survei dengan pemilu nanti," tuturnya.
Dek Gam tidak khawatir sedikit pun dengan hasil survei. Ia mengatakan, PAN akan segera memulai mesin politiknya.
"Juni ini mesin partai bergerak, Juli nanti kita sudah berapi-api," ujarnya.
Advertisement
Survei Indikator Politik: Elektabilitas PAN Lebih Tinggi dari Hasil Survei Litbang Kompas
Disamping itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menyatakan elektabilitas PAN dapat lebih tinggi dari hasil survei Litbang Kompas.
"Khusus PAN, di pengalaman survei kita, cenderung berada di bawah angka faktual di perolehan suara pemilu. Artinya, temuan kenaikan dalam survei Kompas ini bisa saja dibaca lebih optimis, yaitu kenyataannya bisa di atas angka kenaikan tersebut," tutur Burhanuddin.
Mengutip Kompas, survei nasional yang dilakukan selama periode 29 April-10 Mei 2023 menunjukkan dari 18 partai politik peserta Pemilu 2024, hanya enam partai yang memiliki elektabilitas suara di atas 4 persen, sementara 12 lainnya di bawah PT.
Adapun dari 12 partai yang diprediksi tak lolos itu, terdapat tiga partai yang saat ini tercatat mendapatkan kursi DPR pada periode 2019-2014, mereka yakni PKS, PAN, dan PPP.
Dalam survei Litbang Kompas teranyar, PKS memperoleh suara 3,8 %; PAN 3,2 %; dan PPP 2,9 %;
Sembilan partai lainnya yang juga diprediksi tidak masuk parlemen yakni Perindo, Hanura, PBB, PSI, Partai Gelora, Partai Buruh, Partai Garuda, Partai Ummat, dan PKN.
Sementara, enam partai yang diprediksi lolos ke Senayan berdasarkan hasil elektabilitas survei nasional adalah PDIP dengan 23,3 % suara. Disusul Gerindra 18,6 %; Demokrat 8 %; Golkar 7,3 %; NasDem 6,3 %; serta PKB 5,5 %.