5 Hal yang Disampaikan Surya Paloh di Apel Siaga Perubahan NasDem, Singgung Jokowi hingga Anies Baswedan

Apel Siaga Perubahan NasDem digelar pada Minggu 26 Juli 2023 di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pun menyampaikan pidato politiknya.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 17 Jul 2023, 12:25 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2023, 12:25 WIB
Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh saat memberikan Pidato Politik dalam Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta.
Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh saat memberikan Pidato Politik dalam Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta. (Foto: Tangkapan Layar Youtube NasDem TV)

Liputan6.com, Jakarta - Apel Siaga Perubahan Partai NasDem digelar pada Minggu 26 Juli 2023 di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pun menyampaikan pidato politiknya.

Salah satu yang disampaikan Surya Paloh adalah terkait revolusi mental yang dicanangkan Joko Widodo (Jokowi) ketika maju di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2014 identik dengan misi perubahan yang kini dibawa oleh Bakal Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan di Pemilu 2024.

"Nah ini yang perlu saya ingatkan kepada saudara bahwasanya pikiran, gerakan perubahan, yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kita, senafas, sebangun, sejalan," ujar Paloh dalam pidato politik Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu 16 Juli 2023.

Paloh menyebut, itulah juga yang menjadi alasan kenapa Partai NasDem memberikan dukungan kepada Jokowi sebagai calon presiden ketika 2014.

Dia menegaskan NasDem totalitas mendukung Jokowi karena memiliki konsep, gagasan, dan pemikiran yang sama tentang kemajuan bangsa dan negara.

Selain itu menurut Paloh, pikiran dan misi gerakan perubahan Partai Nasdem pada dasarnya sejalan dan identik dengan konsepsi serta gagasan Presiden Jokowi. Itulahnya alasan pada Pilpres 2014, seluruh kekuatan dan harapan partai tersebut diberikan kepadanya.

"Kita memberikan dukungan yang totalitas, kenapa? karena kita mempunyai keyakinan dengan konsepsi, gagasan, dan pemikiran yang sama dengan apa yang kita milikin, logika kita menyatakan, kita yakin progres perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara, akan jauh lebih hebat seperti apa yang kita harapkan," tutur Paloh.

"Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan, apa yang harus berani yang kita nyatakan, menjelang 78 tahun kemerdekaan Bangsa yang kita miliki," sambungnya.

Berikut sederet hal yang disampaikan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh saat memberikan pidato politik Apel Siaga Perubahan Partai NasDem pada Minggu 26 Juli 2023 di GBK Jakarta dihimpun Liputan6.com:

 

1. Ungkit Dukungan NasDem ke Jokowi, Singgung Harapan Belum Menjadi Kenyataan

Surya Paloh Sambut Jokowi di HUT Nasdem
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kiri) didampingi Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kanan) saat menghadiri perayaan ulang tahun ke-8 Partai Nasdem di JIExpo, Jakarta, Senin (11/11/2019). Surya Paloh menyambut langsung kedatangan Jokowi di HUT Nasdem. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh mengungkit soal dukungan partainya terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014 lalu.

Menurut Paloh, pikiran dan misi gerakan perubahan Partai Nasdem pada dasarnya sejalan dan identik dengan konsepsi serta gagasan Presiden Jokowi. Itulahnya alasan pada Pilpres 2014, seluruh kekuatan dan harapan partai tersebut diberikan kepadanya.

"Kita memberikan dukungan yang totalitas, kenapa? karena kita mempunyai keyakinan dengan konsepsi, gagasan, dan pemikiran yang sama dengan apa yang kita milikin, logika kita menyatakan, kita yakin progres perjalanan kemajuan kita berbangsa dan bernegara, akan jauh lebih hebat seperti apa yang kita harapkan," tutur Paloh di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Minggu 16 Juli 2023.

"Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan, apa yang harus berani yang kita nyatakan, menjelang 78 tahun kemerdekaan Bangsa yang kita miliki," sambung dia.

Surya Paloh kemudian mempertanyakan mengapa Indonesia belum bisa dinyatakan sebagai negara super power sebagaimana negara lain di masa kepemimpinan Presiden Jokowi.

"Apa yang menyebabkan ini? Kenapa kita belum mampu mencapai tingkatan dan harapan seperti apa yang diharapkan oleh pendiri bangsa ini. Bukan karena kita negara yang kurang luas, bukan karena negara kita kurang kaya, bukan karena jumlah penduduk kita kurang besar, bukan karena konstruktur tanah kurang subur, semuanya kita miliki," terang dia.

 

2. Sindir Revolusi Mental Sebut Sayang Seribu Sayang, Belum Jadi Kenyataan

Surya Paloh
Paloh juga menyerukan kesiapan para kader dalam menghadapi Pemilu 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kemudian Surya Paloh menyampaikan bahwa revolusi mental yang dicanangkan Joko Widodo ketika maju di Pilpres 2014 identik dengan misi perubahan yang kini dibawa oleh Bakal Capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan di Pemilu 2024.

"Nah ini yang perlu saya ingatkan kepada saudara bahwasanya pikiran, gerakan perubahan, yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kita, senafas, sebangun, sejalan," ujar Surya Paloh.

Dia menyebut, itu juga alasan kenapa NasDem memberikan dukungan kepada Jokowi sebagai calon presiden ketika 2014. Surya mengatakan, NasDem totalitas mendukung Jokowi karena memiliki konsep, gagasan, dan pemikiran yang sama tentang kemajuan bangsa dan negara

"Dan itulah kenapa ketika pada tahun 2014 pemilu dengan seluruh kekuatan dan harapan energi yang kita miliki kita dukung yang namanya Presiden Jokowi kala itu sebagai calon presiden untuk menjadi presiden di negeri ini saudara-saudaraku," terang dia.

 

3. Beberkan Alasan Dukung Anies Baswedan

Surya Paloh, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono dan Ahmad Syaikhu
Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Presiden PKS Ahmad Syaikhu saat mengikuti Apel Siaga Perubahan di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (16/7/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Surya Paloh lantas mengungkap alasan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden. Salah satunya yaitu ingin memberikan penghormatan terhadap semangat pluralisme di Indonesia.

"Dasar pemikiran inilah yang kita mau agar kita tetap konsisten dengan pemikiran-pemikiran nilai-nilai kebangsaan yang seutuhnya untuk memberikan penghormatan nilai pluralisme kebangsaan kita," ucap dia.

Paloh mengaku ingin membuktikan bahwa pluralisme bukan hanya disebutkan saja di bibir. Tetapi harus dilakukan dalam seluruh praktik kehidupan.

"Kenapa kita harus memilih Anies Baswedan? Karena kita mau membuktikan, plurarisme yang kita hargai bukan hanya di bibir tapi juga dalam praktek kehidupan yang nyata saudara-saudaraku," ucap dia.

Paloh mengatakan, pemikiran dinamis dan moderat harus diperjuangkan. Dalam rangka untuk membangun Indonesia seutuhnya.

"Pemikiran-pemikiran dinamis dan moderat dan penuh dengan konsistensi pemikiran dalam rangka membangun Indonesia yang seutuhnya wajib terus-menerus kita perjuangkan," terang dia.

 

4. Tegaskan Belum Menyerah Dukung Anies Baswedan

Surya Paloh, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono dan Ahmad Syaikhu
Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Presiden PKS Ahmad Syaikhu saat mengikuti Apel Siaga Perubahan di GBK, Senayan, Jakarta, Minggu (16/7/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lalu Surya Paloh curhat dukungannya kepada Anies Baswedan sebagai calon presiden disalahpahami. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan NasDem untuk mendukung Anies Baswedan.

"Kita punya komitmen moral untuk keberhasilan pemimpin yang kita dukung dan kita usung menjadi presiden negeri ini, tapi bisa saja niat baik akan diartikan dengan penuh kesalahpahaman dan salah pengertian dan kita terima itu saudaraku semuanya," ucap dia.

"Tapi bukan berarti, kalau memang niat baik kesalahpahaman salah pengertian kemudian kita merasa terjepit, tertekan, tertindas, terhalangi kemudian kita menyerah?" tegasnya.

Paloh pun tegas mengatakan tidak. Ia menyatakan belum menyerah untuk mengantarkan Anies menjadi calon presiden 2024 di tengah banyak tekanan.

"Nah, bukan, kita katakan Insya Allah kita belum menyerah," kata dia.

Lebih lanjut, Paloh menyatakan alasan mengusung perubahan. Menurutnya bangsa Indonesia hari ini terjebak dalam pragmatisme, menjunjung semangat individualistik, dan transaksional materialistik.

"Kita terjebak dalam pragmatisme, kita terjebak dari sikap yang penuh dengan keterus-terangan menjadi bangsa yang penuh dengan kepura-puraan atau munafik dan itulah kita Indonesia hari ini," tegasnya.

"Dalam perjalanan kehidupan kita berbangsa dan bernegara kita sayang pada bangsa ini kita sayang kepada para pemimpin yang ada di negeri ini," sambung Paloh.

 

5. Minta Penyelenggara Pemilu Profesional dan Tegak Lurus pada Nilai Kejujuran

Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh saat memberikan Pidato Politik dalam Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta.
Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh saat memberikan Pidato Politik dalam Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Terakhir, Surya Paloh meminta penyelenggara dan pengawas Pemilu, dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu untuk bekerja secara profesional, termasuk dalam ajang Pilpres 2024.

Dia menegaskan, jika calon presiden (capres) Anies Baswedan dihalangi maka seluruh kader NasDem dan koalisi tidak menyerah.

"Dalam perjalanan kehidupan kita berbangsa dan bernegara, kita sayang pada bangsa ini, kita sayang kepada para pemimpin yang ada di negeri ini. Kita punya komitmen moral untuk keberhasilan pemimpin yang kita dukung dan kita usung menjadi presiden negeri ini," tutur Paloh.

:Tapi bisa saja niat baik akan diartikan dengan penuh kesalahpahaman dan salah pengertian, dan kita terima itu saudaraku semuanya. Tapi bukan berarti kalau memang niat baik, kesalahpahaman, salah pengertian, kemudian kita merasa terjepit, tertekan, tertindas terhalangi, kemudian kita menyerah?," sambungnya.

"Tidak!," sahut para kader Nasdem.

"Nah, bukan kita katakan Insyaallah kita belum menyerah," tegas Surya Paloh.

Infografis Hubungan Jokowi-Surya Paloh Retak, Menteri NasDem Terancam Didepak? (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hubungan Jokowi-Surya Paloh Retak, Menteri NasDem Terancam Didepak? (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya