Terduga Pelaku Kasus Narkoba Meninggal Tak Wajar, 7 Anggota Polri Ditetapkan Tersangka

Tujuh orang anggota Polri ditetapkan sebagai tersangka terkait kematian terduga pelaku kasus narkoba inisial DK (38). Korban diduga meninggal dunia dengan tidak wajar.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 28 Jul 2023, 20:35 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2023, 20:35 WIB
Ilustrasi Polisi
Ilustrasi Polisi (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Tujuh orang anggota Polri ditetapkan sebagai tersangka terkait kematian terduga pelaku kasus narkoba inisial DK (38). Korban diduga meninggal dunia dengan tidak wajar. 

Kejanggalan pertama kali terungkap dari perwakilan keluarga korban setelah menjemput jenazah korban di salah satu rumah sakit. 

Pengacara korban, Ramzy Brata Sungkar menerangkan, seorang pria mendatangi kantor pengacara yang berlokasi di Antasari Jaksel, pada Selasa 25 Juli 2023 malam. 

Saat itu yang menemui adalah rekannya Ramzy. Orang itu mengadu permasalahannya dan merasa curiga dengan meninggalnya salah seorang anggota keluarganya inisial DK. 

"Ditangkap kok mati," kata Ramzy di Polda Metro Jaya, Jumat (28/7/2023).

Ramzy mengatakan, rekannya kemudian meneruskan cerita itu kepadanya. Dipaparkan, ada sebuah perkara terkait dugaan pelanggaran pada saat proses penangkapan terduga pelaku kasus narkoba. 

"Makanya kemudian saya diberi kuasa ke saya," ujar dia.

Ramzi mengaku belum mendapatkan secara detail kronologi kematian DK. Sebab, saat ini pihak kepolisian masih melakukan pendalaman. 

Karena itu, ia bersama tujuh orang dari keluarga korban baik itu istri, kakak kandung dan paman menyambangi Polda Metro Jaya guna mendapatkan penjelasan. Ternyata, kepolisian telah membuat laporan tipe A untuk mengungkap kematian korban.

"Prosedur yang sudah dilakukan oleh Polda Metro sangat sangat membantu sangat sangat "meringankan" tugas-tugas kami sebagai penasehat hukum dari keluarga korban di mana prosesnya tadi sudah dijabarkan? dengan laporan tipe A yang itu internal sendiri," ujar dia. 

"Alhamdulillah tadi bisa berjumpa langsung dengan para pelaku dengan SOP dengan prosedur karena demi keselamatan keluarga korban," sambung dia

Minta Kasus Dikawal hingga Tuntas

Ilustrasi Garis Polisi (Freepik/Kjpargeter)
Ilustrasi Garis Polisi (Freepik/Kjpargeter)

Ramzy meminta semua pihak mengawal kasus ini dikawal hingga tuntas. "Saya akan kawal terus," ucap dia.

Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya telah menerima pelimpahan delapan orang terperiksa dari Bidang Propam Polda Metro Jaya.

Hasil pemeriksaan, peristiwa ini diawali adanya tindakan dari unit yang melaksanakan penyelidikan terkait dengan jaringan narkoba kemudian melakukan kekerasan eksesif sehingga mengakibatkan seseorang meninggal dunia. 

Hengki menyebut, dari 8 orang yang menjalani pemeriksaan. Ada tujuh orang diduga melakukan pelanggaran pidana. Sedangkan, satu orang lagi dikembalikan untuk menjalani pemeriksaan etik di Bidang Propam Polda Metro Jaya.

"Yang masuk pidana adalah 7 orang 1 dikembalikan lagi itu diperiksa secara etik di Propam, 1 orang masih DPO. Dan saat ini sedang kita periksa secara intensif, sudah ditetapkan tersangka dan sudah ditahan," ucap dia.

Jeratan Pasal

Polisi Naikan Status AG Pacar Mario Dandy Jadi Anak yang Berkonflik dengan HukumPolisi Naikan Status AG Pacar Mario Dandy Jadi Anak yang Berkonflik dengan Hukum
Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Hengki Haryadi (kiri) saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait kasus penganiayaan remaja 17 tahun berinisial D di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (2/3/2023). Polisi menemukan sejumlah Lat bukti baru seperti CCTV, percakapan media sosial dan sebagainnya. Perubahan status AG dari yang sebelumnya anak berhadapan hukum menjadi anak yang berkonflik dengan hukum namun tidak dapat disebut sebagai tersangka. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam kasus ini, para tersangka dijerat Pasal 355 KUHP, Pasal 170 subsider Pasal 351 ayat 3. Hengki menyatakan, proses penyidikan masih berjalan. 

"Kita akan teliti lebih lanjut. Apakah tim ini pada saat melakukan kegiatan didasarkan atas surat perintah kita akan teliti kemudian mengapa melakukan kekerasan secara eksesif dan sebagainya," ujar dia.

"Yang jelas ini adalah delik materiil ada akibat orang meninggal dunia oleh karenanya penyidikan kita secara berkesinambungan, nanti unsur pasal mana yang akan dikenakan yang jelas kita akan menimbulkan efek deterens kepada pada pelaku-pelaku ini agar sebagai contoh tidak terulang kembali," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya