Liputan6.com, Jakarta - Massa pemuda mengadang laju buruh yang berjalan kaki menuju ke Jakarta. Mereka melakukan orasi di simpang Kampus UNISMA 45, Jalan Raya Cut Mutia, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Massa menolak adanya gerakan people power yang ramai digaungkan akan berdemo ke Istana. Hal ini dianggap dapat memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.
Baca Juga
"Kita fokus terhadap isu-isu yang saat ini sedang beredar, yaitu gerakan people power yang digaungkan dan akan dilaksanakan oleh berbagai elemen yang mengatasnamakan gerakan rakyat," kata Adnan, korlap aksi dari Aliansi Pemuda Peduli Indonesia di lokasi, Selasa (8/8/2023).
Advertisement
Menurutnya, meski Indonesia merupakan sebuah negara yang menjunjung tinggi asas demokrasi dan menjamin kebebasan untuk berpendapat, namun aksi massa seperti gerakan people power harus tetap memiliki batasan sesuai dengan koridor hukum.
Pasalnya, tak sedikit kelompok massa di gerakan people power yang menggaungkan narasi yang berpotensi memecah belah dan akan merusak keutuhan bangsa serta asas demokrasi itu sendiri. Terlebih menjelang Pemilu 2024 yang sarat akan kepentingan politik.
"Kita sama-sama melihat, bahwasanya kebebasan berekspresi tidak dapat dimaknai sesempit itu, yang dimana kebebasan berekspresi tidak harus dipelintir ataupun dipolitisir untuk memecah persatuan dan kesatuan NKRI," tegas Adnan.
Tolak People Power
Karena itu ia mengajak seluruh masyarakat untuk sama-sama menolak gerakan people power, yang sedianya bakal dilaksanakan Kamis 10 Agustus 2023 mendatang.
"Siapapun yang menggaungkan gerakan people power ini, sama-sama mesti kita tolak. Kami di sini untuk sama-sama menjaga persatuan dan stabilitas negara Indonesia, apalagi menjelang Pemilu 2024 nanti," tandasnya.
Diketahui ratusan buruh dari FSPRI berjalan kaki dari Bandung menuju Jakarta untuk melaksanakan gerakan people power yang akan berlangsung 10 Agustus 2024.
Â
Advertisement