Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi memberlakukan kerja dari rumah atau WFH Jakarta untuk 50 persen ASN. Dampaknya pun mulai terlihat dengan turunnya peringkat Jakarta menjadi nomor 3 kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.Â
Meskipun pada Selasa, (22/8/2023), udara Jakarta tetap pada kategori tidak sehat.
Data tersebut diambil berdasarkan parameter kualitas udara IQAir. Dari 110 negara, indeks kualitas udara Jakarta mencapai angka 165 US Air Quality Index (AQI US).
Advertisement
Data itu tercatat pada pukul 09.15 WIB pagi ini. Polutan utama berukuran PM2.5 dengan konsentrasi 83.5 µg/m³.
"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 16.7 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," demikian keterangan dalam laman iqair.com, dikutip Selasa (22/8/2023).
Kuwait City, Kuwait menduduki peringkat pertama kota dengan kualitas udara terburuk 170 AQI US (tidak sehat). Baghdad, Iraq ada di posisi dua dengan angka 166 AQI US.
Kota dengan indeks kualitas udara tidak sehat disarankan untuk melindungi diri dari polusi. Direkomendasikan juga untuk mengenakan masker saat berada di luar ruangan, serta menyalakan pemurni udara apabila ada di dalam ruangan.
Selain itu, masyarakat di kota terpolutan juga dianjurkan menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor dan minimalisir aktivitas di luar ruangan.
Sebelumnya, menanggapi buruknya kualitas udara Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI mulai Senin, 21 Agustus 2023 telah menerapkan sistem Work From Home (WFH) bagi 50 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemprov DKI Jakarta.
Selain itu, aturan ini diberlakukan guna menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta pada 5-7 September 2023. Kemacetan akibat mobilitas kendaraan diharapkan berkurang dengan kebijakan 50 persen WFH ini.
Jakarta Sempat Menjadi Kota Dengan Kualitas Udara Paling Buruk Nomor 1 di Dunia
Kondisi udara Jakarta pada Minggu (20/8/2023)Â sempat menjadi nomor 1 dengan kualitas udara terburuk di dunia.Â
Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta berada di angka 161 AQI US atau masuk kategori tidak sehat sebesar 74,6 mikrogram per meter kubik, meski hari libur.
"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 14.9 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO," tulis dalam di situs IQAir seperti dikutip, Minggu.
Angka tersebut menggolongkan kondisi tingkat polusi udara Jakarta pagi ini tidak baik.
Warga Jakarta dan sekitarnya disarankan memakai masker jika melakukan aktivitas di luar rumah atau outdoor.
Selain itu, dalam laman tersebut menyarankan warga untuk menghindari aktivitas outdoor. Juga menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor serta nyalakan penyaring udara.
Pada situs tersebut, kondisi udara Jakarta pada 18-19 Agustus 2023 masuk dalam kondisi tidak sehat bagi kelompok sensitif. Karena, untuk range atau tingkat polusi udara berada pada 120-141.
Lalu, terkait dengan kondisi cuaca Jakarta saat ini yakni berkabut, dengan suhu 26 derajat celcius, kelembapan 83 persen, angin 9,3 km/h dan tekanan 1011 mbar.
Advertisement