Target Investasi Rp64,5 Triliun, Kaltim Siapkan Ladang Investasi Sektor Pertanian dan Pariwisata

Pemprov Kaltim berkomitmen melaksanakan transformasi ekonomi untuk melepas ketergantungan pada sektor ekstraktif pertambangan dan migas.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 23 Agu 2023, 23:43 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2023, 23:43 WIB
Target Investasi Rp64,5 Triliun, Kaltim Siapkan Ladang Investasi Sektor Pertanian dan Pariwisata
Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor pada suatu kesempatan bersama Lembaga Regional Investor Relation Unit (RIRU) Provinsi Kaltim.

Liputan6.com, Samarinda Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor meminta seluruh stakeholder yang berperan dalam peningkatan iklim investasi daerah dapat meningkatkan capaian investasi setiap tahunnya. Salah satunya dengan mengembangkan inovasi dan kreativitas para pengusaha. 

Pemerintah provinsi Kaltim berkomitmen melaksanakan transformasi ekonomi agar tidak ketergantungan dengan sektor ekstraktif pertambangan dan migas. Tulang punggung ekonomi Benua Etam ke depan, akan diarahkan pada sektor yang lebih ramah lingkungan berbasis renewable resource atau sumber daya alam terbarukan.

“Peluang investasi di Kaltim terbuka lebar, terkait proyek infrastruktur, pengembangan kawasan ekonomi dan industri, pariwisata, perdagangan serta sektor lainnya. Untuk itu promosi perlu ditingkatkan, termasuk mekanisme kerja sama luar negeri serta kemudahan dalam perizinan,” kata Isran pada suatu kesempatan bersama Lembaga Regional Investor Relation Unit (RIRU) Provinsi Kaltim.

Ladang Investasi di Sektor Pertanian dan Pariwisata

Secara terpisah, Kepala DPMPTSP Kaltim Puguh Harjanto mengungkapkan bahwa target investasi tahun 2023 Pemprov Kaltim sebesar Rp 64,5 triliun. Untuk mencapai hal itu, pihaknya akan mendorong sektor investasi di luar industri ekstraktif. Ladang investasi yang tengah dikembangkan adalah sektor pertanian dan pariwisata. 

"Kita dorong di pariwisata dan pertanian. Karena usaha pariwisata multiplier effect-nya luas. Sedangkan sektor pertanian mampu menyerap banyak tenaga kerja. Ini pertanian dalam arti luas ya, mencakup semuanya termasuk kelautan dan perikanan," ujar Puguh. 

DPMPTSP telah membangun jaringan dengan kementerian teknis sektoral untuk mendukung upaya pengembangan ladang investasi di luar sektor migas dan batu bara. Termasuk bersinergi dengan Perangkat Daerah (PD) terkait, sebagai pengelola sektor hulu dalam penyiapan bahan baku produksi. 

"Dinas teknis sektoral di hulunya juga harus siap perform. Jangan sampai investasi datang, tapi barangnya tidak ada, kan nonsense," tutur eks Kabid Promosi dan Kerja Sama Investasi DPMPTSP Kita Bontang ini.

Investor Tertarik Atas Keberadaan IKN di Kaltim

Menurutnya, memaksimalkan ekonomi non migas dan batu bara sangat mungkin dilakukan. Terlebih dengan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kaltim, banyak investor yang mulai melirik Benua Etam sebagai wilayah seksi investasi. 

"Banyak investor yang mencari posisi atas keberadaan IKN di Kaltim. Contohnya, negara tetangga Malaysia saja, sudah lima kali mengunjungi Kaltim," tutur Puguh. 

Di samping itu, ada beberapa aspek yang menurut Puguh bisa dilakukan untuk menggaet para calon investor. Seperti aspek bahan baku, skema pembiayaan, potensi customer, ataupun dengan menggunakan aspek komparatif dengan daerah lain. 

"Misal, tarif listrik lebih murah di sini daripada Sulawesi, jadi bangunlah smelter di sini. Itu namanya aspek komparatif yang harus kita perhatikan, saat menarik calon investor," tutupnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya