Misteri Kematian Ayah dan Balita di Jakut Terungkap, Penyelidikan Ditutup

Gidion mengatakan, polisi pun resmi menghentikan perkara ini, karena tidak ditemukan peristiwa pidana dalam kasus penemuan jenazah ayah dan balita di lokasi.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 15 Des 2023, 12:10 WIB
Diterbitkan 15 Des 2023, 12:10 WIB
Ilustrasi Garis Polisi (Freepik/Kjpargeter)
Ilustrasi Garis Polisi (Freepik/Kjpargeter)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi merampungkan investigasi terkait kematian ayah dan balita di dalam rumah Jalan Balai Rakyat 5, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Penyebab meninggal kedua korban dipastikan karena sakit.

Kesimpulan itu disampaikan oleh Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan sebagaimana hasil penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian dan kolaborasi interprofesi.

"Penyidik menyimpulkan bahwa kematian dari dua korban tersebut dinyatakan kematian yang wajar karena sakit," kata Gidion saat konferensi pers, Jumat (15/12/2023).

Gidion mengatakan, polisi pun resmi menghentikan perkara ini, karena tidak ditemukan peristiwa pidana dalam kasus penemuan jenazah di lokasi.

"Kita nyatakan untuk penyelidikan ditutup," ujar dia.

Sebelumnya, warga setempat mencium aroma tak sedap di salah satu rumah pada Jumat, 27 Oktober 2023. Ternyata, ditemukan dua jenazah atas nama H (50) dan AQ (10 bulan). Selain itu, ada pula seorang wanita yang merupakan istrinya korban NH dalam kondisi memprihatinkan.

Hasil penyelidikan, korban atas nama H dinyatakan telah meninggal pada 20 Oktober 2023. Sementara itu, tiga hari kemudian, sang anak AQ menyusul.

"Kondisi korban (H) meninggal dari hasil pemeriksaan karena sakit, kemudian penyebab kematian AQ dinilai wajar karena kecelakaan ringan dan mungkin karena daya tahan tubuh si anak yang tidak mencukupi," ujar dia.

Gidion mengatakan, NH pada saat itu tidak bisa melakukan upaya penyelamatan karena kondisi fisik dan psikis.

"Sehingga dia berada dalam kondisi bersama dengan jenazah sampai 8 hari sampai dengan ditemukan masyarakat setempat," ujar dia.

Ayah yang Tewas Membusuk Bersama Balita di Koja Ternyata Pengusaha Peralatan Umroh

Ilustrasi garis polisi pembunuhan (Merdeka.com/ Ronald)
Ilustrasi - Rumah korban pembunuhan dipasang garis polisi (Merdeka.com / Ronald)

Seorang ayah inisial H (50) yang ditemukan tewas membusuk bersama balita AQH (2) di dalam rumah kawasan Jalan Balai Rakyat V, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara ternyata berasal dari keluarga berkecukupan.

Demikian hal itu diungkap, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Iverson Manossoh setelah dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan barang bukti. Terungkap kalau H merupakan pengusaha peralatan umroh.

 "Bapaknya, almarhum ini bekerja di usaha sarana kelengkapan umroh sampai dengan kejadian usaha itu masih berjalan," kata Iver saat dikonfirmasi, Rabu (1/11/2023).

Berdasarkan latar belakang H, kata Iver, dari penyidik memperkirakan kalau keluarga tersebut berasal dari orang berkecukupan. Hal itu senada dengan sang istri NP yang selamat saat ditemukan di dalam rumah.

"Ya menengah ya, kalau saya lihat. Kulkas juga terisi persediaan juga, perlengkapan di rumah cukup ya saya lihat, keadaan kulkas dan isinya cukup ya," kata Iver.

"Nah, ibunya (NP), ibu rumah tangga istrinya. Jadi dirumah kami temukan paket pengadaan kaya sarung dan beberapa perlengkapan umroh," tambah dia.

 

Keponakan Nyaleg

Selain itu, Iver juga membenarkan soal spanduk calon legislatif (caleg) inisial AD dari salah satu partai yang terpasang di tembok depan rumah H dan NP, ternyata adalah keponakan dari korban.

"Itu keponakan, itu numpang pemasangan aja. Itu keponakan almarhum. Jadi almarhum punya kakak, itu anaknya dari kakak almarhum," sebutnya.

Adapun, AD adalah salah satu saksi yang saat awal kejadian bersama warga menolong NP dan anak sulungnya ADA (4) yang selamat. Serta mengevakuasi jasad ayah inisial H (50) dan anak terakhirnya AQH (2) yang tewas membusuk di dalam rumah.

"Iya, dia termasuk salah satu yang datang ke TKP yang menolong yang selamat ya. Dia yang datang ke TKP di hari pertama kita periksa mintakan saksi ya. Tapi jangan ditulis soal politik, tidak ada urusan soal politik," ungkap Iver

"Itu kebetulan (alasan di rumah ada banner caleg) spanduk itu dipasang strategis biar terbaca oleh orang lain terlihat gitu loh," tambah dia.

Fenomena Bunuh Diri di Gunungkidul
Infografis mengenai kenali faktor-faktor risiko bunuh diri
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya