Liputan6.com, Jakarta Deputi Inklusi TPN Ganjar-Mahfud Jaleswari Pramodhawardani menyoroti penyematan pangkat Jenderal kehormatan untuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Menurutnya, sulit dibantahkan jika dalam Pilpres kali ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) memihak salah satu pasangan calon.
Sehingga, muncul pertanyaan bahwa pemberian pangkat itu hanya sekadar transaksional.
"Kenaikan pangkat secara istimewa yang diberikan Pak Jokowi terhadap Pak Prabowo perlu dibaca secara kontekstual. Pertama, dari sisi preferensi politik, sulit rasanya untuk dibantah bahwa dalam siklus Pilpres kali ini, Pak Jokowi memiliki preferensi dukungan ke salah satu paslon, dan itu bukan ke 01 maupun 03," kata Jaleswari kepada wartawan, Kamis (29/3/2024).
Advertisement
"Dari premis ini muncul pertanyaan besar, apakah penganugerahan ini memiliki tujuan pragmatis dan transaksional, misalnya untuk menghapus stigma pelanggar HAM yang melekat di penerima?" sambungnya.
Menurutnya, pertanyaan itu relevan karena kemungkinan secara prosedural hukum ada justifikasi yang dapat dicari-cari. Namun, dari subtansi hukum, Jaleswari ragu karena pemberian pangkat itu belum tentu bisa menjawab keadilan untuk para korban HAM.
"Dari segi substansi hukum, seperti keadilan atau kemanfaatan bagi korban dan keluarga korban kasus pelanggaran HAM berat tertentu, apakah dapat terjawab?" ucap mantan Deputi Kantor Staf Presiden ini.
Jaleswari melanjutkan, dari perspektif konsekuensialis, penganugerahan pangkat kehormatan justru akan menjadi beban baru untuk Pak Prabowo. Sebab, Prabowo perlu membuktikan dia pro terhadap HAM.
"Dengan pangkat baru ini, Pak Prabowo perlu membuktikan bahwa dia memang peduli HAM dan mampu mengklarifikasi pertanyaan-pertanyaan para keluarga korban," ujarnya.
Tidak Kaget Pemberian Pangkat Prabowo
Jaleswari mengatakan, yang dibutuhkan bukan jawaban politis ala kadarnya seperti yang selama ini diungkap di publik. Melainkan harus masuk dalam ranah pro justitia oleh lembaga resmi seperti Komnas HAM.
"Sehingga penganugerahan kehormatan bintang empat itu valid dan layak. Jika tidak, saya khawatir pola yang dapat dipersepsikan transaksional seperti ini justru akan menciptakan demoralisasi terhadap kebanggaan capaian tertinggi para panglima dan komandan di TNI," ujarnya.
Lebih lanjut, Jaleswari tidak kaget dengan pemberian pangkat tersebut. Sebab, dia sudah lama berhenti terkejut sejak Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan.
"Saya sudah lama berhenti terkejut sejak pak Prabowo dilantik sebagai Menhan oleh Presiden," tutupnya.
Advertisement
Gelar Syukuran
Prabowo Subianto menggelar syukuran bersama keluarganya usai mendapat kenaikan pangkat jenderal bintang 4 dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), di kediamannya Jalan Kertanegara 4, Jakarta, Rabu (28/2/2024). Dia pun memotong tumpeng sebagai tanda syukur.
Prabowo dalam kesempatan itu masih memakai pakaian dinas upacara (PDU) angkatan darat lengkap dengan tanda bintang 4 di pundak.
Potongan tumpeng tersebut kemudian diberikan kepada sang bibi, yaitu Sukartini Silitonga-Djojohadikusumo, adik dari ayah Prabowo, Soemitro Djojohadikusumo. Ia juga melakukan sungkem kepada Tante Tin (sapaan akrab Prabowo untuk Sukartini) yang diketahui sudah berusia 105 tahun.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com