Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) pada Selasa, 22 April 2025 memangkas pertumbuhan ekonomi global pada 2025. Hal ini seiring dampak kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap dunia.
Mengutip Yahoo, Rabu (23/4/2025), IMF prediksi ekonomi global tumbuh 2,8% pada 2025, 0,5 persen lebih rendah dari perkiraan prospek ekonomi dunia atau World Economic Outlook (WEO) pada Januari. Proyeksi IMF mencakup beberapa tetapi tidak semua tindakan tarif diterapkan tahun ini. Pada 2026, IMF prediksi ekonomi global mencapai 3%, turun 0,3 persen dari Januari.
Advertisement
Baca Juga
"Kita memasuki era baru karena sistem ekonomi global yang telah beroperasi selama 80 tahun terakhir sedang diatur ulang," ujar Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas mengatakan kepada wartawan di Washington pada Selasa pekan ini.
Advertisement
"Jika berkelanjutan, meningkatnya ketegangan perdagangan dan ketidakpastian akan memperlambat pertumbuhan global," ia menambahkan.
Ia mencatat, pengumuman tarif AS baru-baru ini telah lebih dari separuh mengurangi prospek Dana untuk pertumbuhan perdagangan global tahun ini.
WEO diterbitkan saat para pemimpin keuangan global berkumpul di Washington untuk Pertemuan Musim Semi Bank Dunia dan IMF, yang diselenggarakan oleh kedua lembaga keuangan internasional tersebut di kantor pusat.
Mengingat sifat putus-nyambung penerapan tarif Trump, IMF memberlakukan tanggal batas akhir pada 4 April, yang berarti tanggal tersebut tidak mencakup serangan terbaru pemerintah, yang telah menaikkan tingkat pungutan baru terhadap Tiongkok hingga 145 persen.
IMF menyatakan, jika kebijakan ini diperhitungkan dan dipertahankan, hal ini dapat memperlambat pertumbuhan global secara signifikan.
Pertumbuhan Ekonomi AS
IMF memangkas prospek pertumbuhan AS menjadi 1,8% pada 2025, turun 0,9 persen dari perkiraan Januari. Pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia itu kemudian diperkirakan akan semakin dingin hingga 1,7 persen pada 2026.
"Perlambatan ini disebabkan oleh "ketidakpastian kebijakan yang lebih besar, ketegangan perdagangan, dan momentum permintaan yang lebih lemah," kata IMF dalam laporan WEO.
IMF menaikkan perkiraan inflasi untuk Amerika Serikat tahun ini menjadi 3,0%, dan menjadi 2,5% pada tahun depan. IMF memperkirakan tarif akan menyebabkan kenaikan harga global yang lebih luas, sedikit meningkatkan prospeknya untuk harga konsumen dunia menjadi 4,3 persen untuk 2025, dan menjadi 3,6 persen pada 2026.
Memukul Mitra Dagang Utama AS
Mitra dagang utama AS, Meksiko, Kanada, dan Tiongkok, semuanya diprediksi terkena dampak negatif oleh tarif pemerintahan Trump.
IMF memperkirakan Tiongkok, ekonomi terbesar kedua di dunia, akan mengalami penurunan pertumbuhan menjadi 4% tahun ini, turun dari 5% pada 2024, dengan peningkatan belanja pemerintah yang gagal menangkal dampak pungutan baru.
Ekonomi Meksiko sekarang akan berkontraksi sebesar 0,3 persen tahun ini, penurunan 1,7 poin persentase dari Januari, sementara prospek pertumbuhan Kanada juga telah berkurang tajam.
Jepang, ekonomi terbesar ketiga di dunia, diperkirakan hanya tumbuh sebesar 0,6 persen tahun ini dan tahun depan, penurunan tajam sejak Januari.
Â
Advertisement
Perlambatan Ekonomi Eropa Makin Dalam
IMF memperkirakan tarif akan menghambat pertumbuhan di sebagian besar negara Eropa, dengan prospek pertumbuhan untuk kawasan euro dipangkas menjadi 0,8% pada 2025, dan 1,2 persen tahun depan.
Jerman kini diprediksi tidak akan mengalami pertumbuhan tahun ini, sementara prospek untuk Prancis, Inggris, dan Italia juga telah dipangkas.
Satu titik terang di antara ekonomi utama Eropa adalah Spanyol, yang ditingkatkan peringkatnya oleh IMF. Spanyol kini mengalami pertumbuhan 2,5% pada 2025.
"Hal ini sebagian karena ekonomi Spanyol baru saja mengalami momentum yang kuat pada tahun 2024, menjelang tahun 2025," ujar Wakil Direktur Departemen Riset IMF, Petya Koeva Brooks.
Â
