Liputan6.com, Jakarta - Di tengah situasi global tak menentu, emas seperti memberikan kepastian yang sangat dibutuhkan. Konsumen pun mulai memanfaatkan dengan merealisasikan keuntungan di tengah lonjakan harga emas.
Apalagi harga emas sudah naik sekitar USD 100 atau Rp 1,68 juta (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di 16.848) untuk ketiga kali pada April 2025.
Advertisement
Baca Juga
Kepada Kitco, Presiden of the House of Khan Estate Jewelers, Tobina Kahn menuturkan, banyak pelanggan datang untuk menjual perhiasan yang rusak dan tidak diinginkan. Sementara beberapa konsumen ragu untuk menjual ketika harga di bawah USD 3.000 per ounce. Kahn menuturkan, sikap mereka telah berubah secara dramatis.
Advertisement
“Saya hanya kagum dengan semua hal yang saya lihat dalam emas, dan saya tidak tahu apakah saya akan melihatnya pada harga USD 2.700,” ujar dia seperti dikutip dari laman Kitco, Rabu (23/4/2025).
“Saya akan mengatakan ini adalah kesempatan sekali seumur hidup bagi banyak orang, dan mereka tidak mempertanyakannya,” ia menambahkan.
Kenaikan aktivitas daur ulang terjadi saat harga emas diperdagangkan mendekati rekor tertinggi di atas USD 3.400 per ounce, naik 29% sepanjang 2025.
Kahn menuturkan, sentimen tidak sebanding dengan harga emas saat ini. Hal seiring beberapa konsumen telah menjual pusaka keluarga yang berharga untuk membayar utang. “Konsumen pasti termotivasi untuk menjual perhiasan mereka,” ujar dia.
Kahn menuturkan, pelanggan meski tidak takut ekonomi benar-benar runtuh, sejumlah komentar yang didengarnya yakni harga emas lebih tinggi membantu mengimbangi harga saham yang jatuh.
Sementara harga emas dapat mengalami peningkatan volatilitas, Kahn prediksi penjualan emas akan tetap tinggi ke depan.
Permintaan Emas Diprediksi Tetap Meningkat
Bahkan di pasar yang bergejolak, ia tidak melihat harga emas turun di bawah USD 3.000 per ounce lagi. Kahn menambahkan, bahkan jika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mampu membuat kesepakatan perdagangan dan menyelesaikan masalah tarif, perang dagang global telah menyebabkan kerusakan signifikan pada ekonomi.
"Ketidakpastian ini adalah hal yang biasa. Dan emas memegang kendali,” kata dia.
Kahn memprediksi the Federal Reserve (the Fed) pada akhirnya akan menurunkan suku bunga untuk mendukung aktivitas ekonomi. Ia menilai, hal itu membuat emas semakin menarik karena biaya akan turun.
Harga emas meski lebih tinggi menarik minat penjual, Kahn memperkirakan lebih banyak pembeli akan masuk ke pasar fisik saat momentum mereda.
“Konsumen mulai melihat manfaat emas sekarang, dan itu membuatnya jauh lebih menarik untuk dimiliki,” ujar dia.
Advertisement
Harga Emas Dunia Hari Ini Kembali Cetak Rekor Termahal di USD 3.450
Sebelumnya, harga emas dunia memulai pekan ini dengan lonjakan tajam pada perdagangan hari Senin 21 April 2024 dengan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level USD 3.430 per troy ons sebelum terkoreksi ke kisaran USD 3.419. Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar, menyusul komentar kontroversial dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menyerang The Fed.
Seprti diketahui, pada akhir pekan lalu Presiden Trump menyerang independensi Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dengan menyebut Ketua The Fed, Jerome Powell, sebagai pecundang besar karena lambat dalam menurunkan suku bunga. Pernyataan trump ini menjadi pemicu utama meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Pada perdagangan, Selasa (22/4/2025), harga emas sempat kembali menguat dan menyentuh level tertinggi baru di USD 3.450, mencerminkan respons pasar terhadap tekanan politik yang terus memanas di AS.
Permintaan bullion meningkat tajam seiring meningkatnya ketidakpercayaan pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed, yang dinilai terlalu berhati-hati dalam merespons tantangan ekonomi saat ini.
Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, kombinasi candlestick yang terbentuk serta posisi indikator Moving Average menunjukkan tren bullish yang semakin solid pada harga emas dunia.
“Tekanan beli yang kuat masih mendominasi pasar. Jika tren ini berlanjut, maka proyeksi harga emas berpeluang menyentuh target psikologis berikutnya di level $3.500,” ujar Andy dalam keterangan tertulis, Selasa (22/4/2025).
Namun demikian, Andy juga mengingatkan adanya potensi koreksi teknikal jika harga gagal mempertahankan momentum bullish.
“Jika terjadi reversal, maka penurunan wajar berpotensi mengarah ke area support terdekat di USD 3.374,” tambahnya.
Pelemahan Dolar AS
Selain tekanan politik, pelemahan dolar AS turut memperkuat posisi emas. Indeks Dolar AS jatuh ke posisi terendah tiga tahun di 97,92 akibat kekhawatiran pasar terhadap arah kebijakan moneter AS yang semakin tidak pasti.
Dalam pernyataan terbarunya, Ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui potensi skenario stagflasi dan menyatakan bahwa saat ini bank sentral berada dalam mode ‘tunggu dan lihat’.
Hal ini menciptakan ketidakpastian tambahan, memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi dan gejolak ekonomi.
Dari sisi fundamental, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun ke level 4,373% tidak cukup kuat untuk menghambat laju bullish emas. Bahkan, imbal hasil riil AS juga ikut naik, namun investor tetap memilih emas di tengah ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter yang tinggi.
Data dari pasar uang menunjukkan bahwa pelaku pasar kini memperkirakan pemotongan suku bunga The Fed hingga 94,5 basis poin sampai akhir 2025, dengan kemungkinan penurunan pertama terjadi pada bulan Juli mendatang.
Sepanjang minggu ini, fokus pasar akan tertuju pada sejumlah pidato pejabat The Fed, termasuk komentar dari Wakil Ketua Philip Jefferson dan Presiden The Fed Philadelphia, Patrick Harker. Selain itu, data PMI S&P Global dan Pesanan Barang Tahan Lama akan menjadi indikator penting yang dapat memengaruhi arah pergerakan XAUUSD dalam jangka pendek.
Dengan faktor teknikal yang mengindikasikan potensi kenaikan dan ketidakpastian global yang mendorong permintaan terhadap emas, Andy menilai untuk prospek harga emas hari ini sangat positif.
Potensi untuk menembus level USD 3.500 semakin terbuka lebar, namun trader/investor disarankan untuk tetap menjaga manajemen risiko yang ketat mengingat volatilitas pasar yang tinggi.
Advertisement
