Sidang Isbat Tentukan Idul Fitri 1445 H Dimulai, Hilal 1 Syawal Diprediksi Terlihat

Rangkaian sidang isbat penentuan Idul Fitri 2024 dimulai dengan pemaparan posisi hilal awal Syawal 1445 H oleh Anggota Tim Hisab dan Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya.

oleh Winda Nelfira diperbarui 09 Apr 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2024, 18:45 WIB
Anggota Tim Hisab dan Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya memberikan pemaparan dalam sidang isbat penentuan Idul Fitri 2024, Selasa (9/4/2024).
Anggota Tim Hisab dan Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya memberikan pemaparan dalam sidang isbat penentuan Idul Fitri 2024, Selasa (9/4/2024).(Liputan6.com/ Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) RI telah memulai rangkaian sidang isbat dalam rangka memastikan jatuhnya hari Lebaran Idul Fitri 2024 atau 1 Syawal 1445 Hijriah.

Pantauan Liputan6.com pada Selasa (9/4/2024), rangkaian sidang isbat dimulai dengan pemaparan posisi hilal awal Syawal 1445 H oleh Anggota Tim Hisab dan Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya.

Cecep mengawali pemaparan posisi hilal 1 Syawal 1445 Hijriah dengan memaparkan istilah falakiyah meliputi ufuk, azimuth, arah hilal, posisi hilal, tinggi hilal, dan elongasi pada saat matahari terbenam.

"Hari ini adalah tanggal 29 Ramadhan 1445 H. Menarik sekali hari hisab iya, hari rukyat iya juga, hari ijtimak iya juga kenapa? Karena ijtimak sudah terjadi pada tadi dini hari pukul 01.20.47 WIB," kata Cecep di Gedung Kemenag Jalan MH Thamrin Jakarta, Selasa (9/4/2024).

Cecep menyebut posisi hilal awal Syawal 1445 H di seluruh wilayah Indonesia berada di antara 4° 52‘ 43“ sampai dengan 7° 37‘ 50“, dan elongasi antara 8° 23‘ 41“ sampai 10° 12‘ 56“. Merujuk data tersebut, menurut Cecep posisi hilal sudah memenuhi kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura) sehingga diprediksi dapat dilihat.

"Dari data tersebut, hilal kemungkinan dapat dirukyat pada hari ini, karena tinggi hilal seluruh wilayah Indonesia sudah memenuhi kriteria visibilitas hilal atau imkan rukyat menurut kriteria MABIMS," ungkap Cecep.

Lebih lanjut Cecep menjelaskan, negara anggota MABIMS juga merumuskan kriteria baru visibilitas hilal, yaitu ketinggian hilal minimal 3° dengan sudut elongasi 6,4°. Kriteria itu, kata Cecep diputuskan pada 8 Desember 2021 dan telah diterapkan di Indonesia pada awal Ramadan 1443 H/2022 M.

Rukyatul Hilal untuk Konfirmasi Hasil Hisab

Anggota Tim Hisab dan Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya memberikan pemaparan dalam sidang isbat penentuan Idul Fitri 2024, Selasa (9/4/2024).
Anggota Tim Hisab dan Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya memberikan pemaparan dalam sidang isbat penentuan Idul Fitri 2024, Selasa (9/4/2024). (Foto: dokumentasi Kemenag)

Meski begitu, Cecep menjelaskan, sebelum menetapkan 1 Syawal, pemerintah perlu melihat hasil pengamatan langsung (rukyatul hilal) untuk mengonfirmasi hasil hisab.

Tahun ini, Kemenag menetapkan 127 titik lokasi rukyatul hilal awal Syawal 1445 Hijriah untuk memastikan hilal terlihat atau tidak. Adapun data rukyatul hilal ini selanjutnya menjadi bahan pertimbangan dalam Sidang Isbat (penetapan) 1 Syawal 1445 H malam ini.

Adapun sidang isbat akan dipimpin Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan dihadiri Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.

Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Rekayasa Lalu Lintas di Tol Saat Arus Mudik Lebaran 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya