Ingin Bentuk Presidential Club, Prabowo Tiru Amerika Serikat

Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, melalui juru bicaranya, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan ada ide untuk membentuk presidential club atau klub presiden.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 04 Mei 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2024, 18:30 WIB
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menerima ucapan selamat via telepon dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jumat (22/3) malam WIB (Istimewa)
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menerima ucapan selamat via telepon dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Jumat (22/3) malam WIB (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, melalui juru bicaranya, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan ada ide untuk membentuk presidential club atau klub presiden.

Menurut Dahnil, ide Prabowo berkaca dari Amerika Serikat (AS) yang dinilai sudah lebih matang dalam hal berdemokrasi.

"Presidential club ini istilah saja untuk menggambarkan silaturahmi yang rutin dilakukan oleh para mantan presiden dan presiden yang sedang memerintah. Itu merujuk dengan apa yang ada di Amerika Serikat, misalnya, ada presidential club secara informal," kata Dahnil melalui siaran video diterima, Sabtu (4/5/2025).

Dahnil memastikan presiden klub bukan menjadi sebuah institusi baru. Hanya saja, kehadirannya diharapkan dapat mewadahi para presiden pendahulu seperti Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Jokowi saat Prabowo sudah dilantik dan resmi menjabat sebagai presiden kedelapan Republik Indonesia.

"Presidensial club yang saya maksudkan bukan mendirikan institusi baru atau Pak Prabowo mendirikan lembaga baru, bukan sama sekali. Presidential club ini merupakan wadah perkumpulan presiden yang akan diisi oleh mantan presiden RI," jelas Dahnil.

Dahnil memastikan semangat Prabowo adalah keberlanjutan dengan watak politik yang mempersatukan. Maka dari itu, api semangat harus terus dinyalakan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

"Semangat keberlanjutan, persatuan itu disimbolisasi dengan bentuk silaturahmi dengan sharing secara terus menerus, nantinya Pak Prabowo perlu berdiskusi dengan presiden Jokowi terus menerus. Pun demikian perlu berdiskusi dengan Pak SBY, Ibu Megawati," dia menandasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jokowi Dukung Ide Prabowo Membuat Presidential Club

Adu Makna Tersembunyi di Balik Kemeja Batik Presiden Jokowi dan 3 Bacapres Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan Saat Jamuan
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto. (Biro Sekretariat Presiden RI)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi keinginan Prabowo Subianto untuk membentuk Klub Presiden atau presidential club saat pemerintahannya nanti. Jokowi pun menyambut positif keinginan Prabowo itu. Jokowi bahkan menyebut usulan itu bagus.

"Bagus, bagus, bagus," jawab Jokowi saat ditanya soal rencana Prabowo membentuk klub presiden, Jumat (3/5/2024).

Bahkan, Jokowi sendiri siap menghadiri pertemuan dalam forum klub presiden, jika jadi dibentuk oleh Prabowo. Jokowi mengaku kapan saja siap menghadiri pertemuan yang dijadwalkan klub presiden.

"Ya dua hari sekali ya enggak apa-apa," kata Jokowi.


Ide Bentuk Klub Presiden Dinilai Habiskan Energi dan Terlalu Dipaksakan

Jokowi, SBY, dan Prabowo
Jokowi, SBY, dan Prabowo saat buka bersama di Istana Negara pada 20 Juli 2014 atau dua hari sebelum pengumuman hasil Pilpres oleh KPU (Presidenri.go.id)

Peneliti Senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, menilai langkah Prabowo tersebut merupakan upaya rekonsiliasi. Namun, ia pesimistis klub presiden RI bakal terwujud.

"Agak susah ya, karena melihat egoisme politik dari presiden-presiden sebelumnya," kata Usep kepada Liputan6.com, Kamis (2/5/2024).

Usep mengatakan, cara berpikir Prabowo adalah mengutamakan rekonsiliasi, harmoni, dan tidak ada oposisi. Di satu sisi, kata Usep, hal itu baik. Namun di sisi lain, kurang memberikan semangat oposisi.

"Menurut saya dibiarkan saja dalam konteks membangun oposisi dan kritik terhadap pemerintah. Jadi, tidak kooptasi semacam itu. Itu kan bentuk kooptasi agar menghilangkan kritik dan semangat oposisi," kata Usep.

Usep mengatakan, mungkin Prabowo ingin meniru Amerika Serikat yang memiliki presidential club. Namun, di Negeri Paman Sam, setelah lengser para presiden tidak lagi memiliki jabatan politis.

"Kalau di kita, mantan-mantan presiden memiliki jabatan politik penting di partainya (ketua umum, ketua majelis tinggi). Ini berpotensi memunculkan konflik kepentingan satu sama lain, dan di antara agenda partai dengan agenda-agenda kenegaraan," kata Usep.

"Jadi, saya kira terlalu dipaksakan dengan kondisi politik saat ini. Membuat klub presiden itu menghabiskan energi saja. Lebih baik sistem kenegaraan saja yang berlaku. Misalnya pada acara-acara yang sudah berjalan, saya kira juga sudah cukup. Kita tahu ketika acara kenegaraan, sikap politik bisa terlihat. Banyak yang tidak datang, kalau tidak sejalan," pungkas Usep.

Infografis Prabowo Disebut Ingin Bentuk Klub Presiden RI. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Prabowo Disebut Ingin Bentuk Klub Presiden RI. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya