HEADLINE: Bakal Cagub di Pilkada Jakarta dan Jatim Bermunculan, Koalisi Pilpres Berlanjut?

Jelang Pilkada 2024, beberapa nama kandidat calon gubernur (Cagub) di sejumlah daerah kini mulai bermunculan dan menjadi buah bibir di masyarakat, khususnya di Pilkada Jakarta dan Jatim.

oleh Nasrul Faiz diperbarui 07 Jun 2024, 13:20 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2024, 00:00 WIB
Banner Infografis Bursa Kandidat hingga Prediksi Koalisi Pilkada Jakarta dan Pilgub Jatim 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis Bursa Kandidat hingga Prediksi Koalisi Pilkada Jakarta dan Pilgub Jatim 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Mendekati gelaran Pilkada 2024, beberapa nama kandidat calon gubernur (Cagub) di sejumlah daerah kini mulai bermunculan dan menjadi buah bibir di masyarakat. Di Jakarta misalnya, nama-nama besar sudah mulai berseliweran di muka publik. Sebut saja, mantan gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang digadang-gadang bakal maju dari Partai Golkar.

Kemudian ada nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dari PDI Perjuangan, dan mantan Gubernur Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan yang disebut telah menjadi nama prioritas dari Partai NasDem.

Selain tiga nama di atas, ada juga nama lain seperti Budi Djiwandono yang belakangan disorot sebagai salah satu sosok yang bakal maju bersama dengan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kaesang Pangarep.

Namun tidak hanya di Jakarta, daerah yang bursa calon kepala daerahnya juga ramai dibicarakan adalah Jawa Timur. Terdapat sejumlah nama yang diprediksi maju dalam gelanggang politik Pilgub Jatim ini. Salah satunya petahana Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah diketahui telah mendapat sokongan besar dari sejumlah partai politik (Parpol) yang siap mengusungnya kembali di Pilgub Jatim 2024, di antaranya yakni dari Golkar, Demokrat, Gerindra, PAN, Perindo hingga PSI.

Selain Khofifah, nama lain yang senter dikabaran maju adalah mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar. Marzuki digadang-gadang bakal diusung PKB untuk menjadi penantang dari Khofifah.

Terkait hal ini, Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, menilai dinamika politik di Pilkada Jakarta dan Jawa Timur saat ini memang masih tergolong dinamis. Hal ini seiring dengan banyaknya nama yang muncul dan berseliweran di muka publik.

Namun khusus di Jakarta, Arifki menilai, komposisi koalisi akan menjadi menarik apabila Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok kembali maju di Pilkada Jakara 2024.

"Saya rasa terkait komposisi koalisi, jika ingin Pilkada Jakarta menarik, Ahok dan Anies bertarung lagi, ditambah dengan figur lain apakah yang muncul itu kaesang atau figur-figur lain seperti Ridwan Kamil, ini akan menarik pertarungannya," kata Arifki kepada Liputan6.com, Kamis (6/6/2024).

Menurutnya, baik Anies dan Ahok masih diprediksi menjadi kandidat terkuat di Jakarta, meskipun saat ini banyak bermunculan kandidat-kandidat beken lainnya.

"Tentu yang berkeinginan itu banyak, tapi yang masuk bursa itu tentu Anies dan Ahok masih dominan dalam pencaturan politik di Jakarta," ucapnya.

Sementara di Jatim, Arifki melihat hingga saat ini belum ada penantang yang sebanding dengan mantan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa. Arifki menyebut, posisi Khofifah saat ini masih terlalu dominan dibanding dengan yang lainnya.

"Sampai saat ini saya belum melihat petarung yang akan melawan Khofifah, Namun dalam politik apapun bisa terjadi dan mungkin saja PKB akan memajukan Cak Imin," imbuhnya.

Arifki menilai, sosok Khofifah sampai saat ini merupakan figur sentris di Jawa Timur. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya parpol yang sudah memberikan rekomendasi maupun dukungan terhadap Khofifah untuk kembali maju di Pilkada 2024.

"Saya rasa sampai hari ini di Jatim, figur Khofifah masih sentris, apalagi partai-partai terus berbondong-bondong untuk mendukung Khofifah kan," ucapnya.

Sejauh ini, kata Arifki, figur yang layak untuk menyaingi Khofifah adalah Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin). Cak imin, dinilainya bisa menjadi alternatif untuk menandingi Khofifah, dan berpeluang bisa merebut suara mayoritas di Jatim.

"Dengan melihat dominasi yang dimiliki Khofifah, tentu Khofifah harus punya lawan tanding koalisi yang kuat misalnya Cak Imin (PKB) agar bisa memenangkan Pilkada. Dan saya kira ini bisa dihitung sebagai pola yang menarik," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

 
Infografis Bursa Kandidat dan Prediksi Koalisi Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bursa Kandidat dan Prediksi Koalisi Pilkada Jakarta 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Koalisi Pilpres Bakal Berlanjut di Pilkada?

Hal yang sama disampaikan Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin. Ujang mengatakan hingga saat ini Khofifah masih menjadi kandidat terkuat di Jawa Timur.

"Kalau kita lihat Jawa Timur, kandidat yang terkuat ya Khofifah-Emil Dardak. Karena keduanya adalah sosok Incumbent, dan kubu Koalisi Prabowo-Gibran menang di Jatim, Ini menjadi sebuah kelebihan bagi Khofifah-Emil dan dalam konteks itupula keduanya akan dianggap kuat sehingga saat ini belum ada penantangnya atau lawan politiknya," kata Ujang kepada Liputan6.com, Kamis (6/6/2024).

Sementara di Jakarta, Ujang melihat banyak nama yang berpotensi maju di Pilgub Jakarta 2024, termasuk Anies Baswedan, Ridwan Kamil hingga Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

"Lalu ketika berbicara DKJ ya tentu banyak nama, seperti Anies ada juga Ridwan Kamil dan mungkin juga Risma dan calon Independen," ucapnya.

Namun, kata Ujang nama-nama tersebut masih akan terus berproses dan dapat berubah seiring berjalanannya waktu.

"Nama-nama ini tentu masih akan terus berproses bahkan bisa saja berubah dan kita tunggu saja nanti siapa dari nama-nama tersebut yang bakal maju," imbuhnya.

Lebih lanjut, Ujang memprediksi komposisi koalisi Pilkada Jakarta tidak akan jauh berbeda dengan Pilpres 2024. Menurutnya, Koalisi Indonesia Maju (KIM) berpotensi kuat kembali bersatu untuk mengusung kandidat di Pilkada Jakarta.

"Prediksi koalisinya mungkin Koalisi Indonesia Maju (KIM) bisa satu paket lagi di Jakarta, namun namanya ini belum dapat bisa kita lihat, apakah bakal mengusung Budi Djiwandono, Kaesang ataukah Ridwan Kamil," katanya

Sedangkan untuk koalisi lain, Ujang melihat ada kemungkinan PDI Perjuangan dan PKS untuk bersatu di Pilgub Jakarta 2024.

"Mungkin bisa jadi dari PDIP dan juga PKS ini kemungkinan bisa bergabung juga. Nah ini bisa jadi juga ada 2 pasangan dari parpol dan satu pasangan dari Independen," pungkasnya.

 


Bakal Ada 3 Poros Koalisi di Pilkada Jakarta?

20170420-Ahok dan Anies Berjumpa di Balai Kota-Fanani
Gubernur DKI Basuki T Purnama atau Ahok dan Cagub DKI, Anies Baswedan melakukan jumpa pers di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (20/4). Pertemuan perdana mereka pasca pencoblosan kemarin hanya berlangsung sekitar 20 menit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Lembaga Survei Proximity Indonesia mengatakan bakal ada tiga poros koalisi partai politik (Parpol) di pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta 2024.

CEO Lembaga Survei Proximity Indonesia Whima Edy Nugroho menyebut, poros-poros itu dinilai tak akan jauh dari koalisi parpol pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Ada kemungkinan ada 3 poros koalisi yang akan terbentuk dalam pemilihan gubernur Jakarta nanti pada November," kata Whima usai konferensi pers di kawasan Petamburan, Jakarta Barat, Kamis 30 Juni 2024.

Poros pertama, kata Whima akan terbentuk dari gabungan parpol dari Koalisi Indonesia Maju (KIM). Menurut Whima, Ridwan Kamil (RK) menjadi kandidat bakal calon gubernur (cagub) terkuat yang berpotensi diusung parpol koalisi KIM.

"Mungkin dia akan berpasangan dengan kandidat yang berasal dari parpol di KIM bisa berasal dari Partai Gerindra misalnya Ahmad Riza Patria atau Budisatrio Djiwandono. Itu poros koalisi pertama dari survei yang kita selenggarakan," jelas dia.

Kemudian, kata Whima koalisi yang kedua kemungkinan akan muncul dari parpol pemenang pemilihan legislatif (Pileg) 2024, yakni PKS. PKS dinilai akan mengusung kandidatnya sendiri.

"Sebagai pemenang Pemilu di DPRD Jakarta kemungkinan akan mencalonkan calonnya istilahnya mempunyai kandidat tersendiri," ujarnya.

"Dari beberapa yang disebutkan, kemungkinan nama Anies masih menjadi salah satu kandidat kuat yang akan dicalonkan oleh PKS," lanjutnya.

Whima menyatakan, PKS bisa berkoalisi dengan Partai NasDem. Pasalnya, kata Whima PKS dan NasDem sudah pernah mempunyai hubungan yang telah terjalin.

"Ketika melakukan koalisi pada saat Pilpres di Koalisi Perubahan, bisa jadi Anies akan menggandeng tokoh dari partai nasdem yang berdasarkan survei ternyata yang paling kuat adalah Ahmad Sahroni," kata Whima.

Lalu, lanjut Whima poros ketiga kemungkinan akan dibentuk oleh PDI Perjuangan (PDIP). Dengan perolehan 15 kursi di Pileg 2024, PDIP diprediksi juga akan mengupayakan bisa mencalonkan kandidatnya sendiri untuk maju dalam Pilkada Jakarta 2024.

"Mungkin ada kemungkinan PDIP bergabung dengan PKB mengusung Ahok dan Ida Fauziyah atau Ahok dengan kader PKB lainnya misalnya," ucap dia.

Anies-Ahok Masih Jadi Unggulan di Jakarta?

Selain itu, Lembaga survei Proximity Indonesia juga merilis survei mengenai elektabilitas para calon gubernur dan calon wakil gubernur yang berpotensi maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.

Nama Anies Baswedan, Basuki Tjahja Purnama (BTP) atau Ahok, dan Ridwan Kamil berada di urutan teratas. Ketiganya jadi bakal calon gubernur (cagub) unggul pilihan warga Jakarta.

"Hasil survei kami menunjukkan terkait dengan pertanyaan terbuka ataupun tertutup Anies Rasyid Baswedan masih memimpin elektabilitas calon gubernur DKI, kemudian di peringkat dua ada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, sedangkan yang ketiga adalah Ridwan Kamil," kata CEO Proximity Indonesia Whima Edy Nugroho dalam konferensi pers di Petamburan, Jakarta Barat, Kamis 30 Mei 2024.

Menurut Whima, total ada sebanyak 21 tokoh yang ditanyakan pihaknya dalam pertanyaan tertutup kepada responden. Hasilnya, Anies Baswedan menjadi tokoh yang paling tinggi elektabilitasnya dalam survei tersebut.

Selain itu, ada pula nama politikus Eko Patrio dengan 86,40 persen dan Ahmad Sahroni dengan 80 persen. Sementara tokoh-tokoh lainnya hanya mendapatkan presentase di bawah 80 persen.

"Anies Baswedan menjadi tokoh yang paling banyak dikenal dengan 95,80 persen, Basuki Thahaja Purnama atau Ahok 95,30 persen, Ridwan Kamil 92,10 persen, Eko Patrio 86,40 persen, dan Ahmad Sahroni 80 persen," kata Whima.

Kemudian, pada pertanyaan terbuka atau top of mind, nama Anies Baswedan kembali unggul dengan 20 persen, Basuki Thahaja Purnama atau Ahok 14,7 persen, dan Ridwan Kamil 13,6 persen. Sementara tokoh lainnya mendapatkan persentase di bawah 10 persen.

Hasil serupa juga ditemukan pada pertanyaan terbuka, di mana nama Anies Baswedan kembali muncul di posisi pertama. Responden juga ditanyai perihal pilihannya untuk figur yang akan didukung sebagai gubernur Jakarta pada Pilkada 2024 mendatang.

"Temuan menunjukkan Anies Baswedan memperoleh angka 18,50 persen, disusul Basuki Thahaja Purnama atau Ahok 14 persen, dan Ridwan Kamil 12,50 persen. Adapun tokoh lainnya mendapatkan persentase di bawah 5 persen," ucap Whima.

Adapun survei dilakukan pada 16-25 Mei 2024 dengan responden sebanyak 800 orang. Sampel survei tersebar secara proporsional pada 80 kelurahan di Jakarta.

Survei digelar menggunakan metode acak bertingkat dengan tingkat kesalahan atau margin of error +-3,46 dan tingkat kepercayaan 95 persen.


Survei: Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Dapat 60,8 Persen Suara

Gubernur Jatim Khofifah dan wakil Gubernur Jatim Emil Dardak. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Gubernur Jatim Khofifah dan wakil Gubernur Jatim Emil Dardak. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Sementara itu, berdasarkan simulasi lembaga survei Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI), pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur 2024 mendapat suara 60,8 persen.

Direktur ARCI Baihaki Sirajt menilai, pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak merupakan duet yang diunggulkan memenangkan Pilkada Jatim 2024.

"Duet Khofifah-Emil memang paling potensial menang dan angkanya diprediksi bisa telak," kata Baihaki dalam keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Rabu 15 Mei 2024.

Elektabilitas pasangan Khofifah-Emil mengungguli Mantan Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar yang dipasangkan bersama Bupati Lumajang periode 2018-2023 Thoriqul Haq, dengan perolehan 25,8 persen.

Sedangkan pada survei itu ada 13,5 persen responden yang belum menentukan pilihan.

"Khofifah sebagai bakal calon gubernur dengan elektabilitas tertinggi berduet dengan Emil yang notabene bakal calon wakil gubernur dengan elektabilitas tertinggi maka duet ini sulit dikalahkan," ujarnya.

Sementara, jika tak dalam konteks berpasangan, maka elektabilitas Khofifah sebagai Bakal Calon Gubernur Jawa Timur mencapai 42,1 persen.

Elektabilitas Khofifah tertinggi di antara lima nama lainnya, yakni Ketua Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad 13,8 persen, Bupati Sumenep Achmad Fauzi 11,2 persen, Ketua Golkar Jawa Timur M Sarmuji 10,9 persen, Mantan Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar 10,7 persen, dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah 9,2 persen. Ada 1,1 persen responden yang tidak tahu/tidak menjawab.

Kemudian, Baihaki menyatakan ketika lebih dikerucutkan menjadi tiga nama, maka Khofifah memiliki elektabilitas 49,3 persen, KH Marzuki Mustamar 20,5 persen, dan Anwar Sadad 17,7 persen. Ada 12,5 persen responden yang belum menentukan.

Selanjutnya secara berhadap-hadapan antara Khofifah dan KH Marzuki Mustamar, elektabilitas Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 mencapai 59,5 persen berbanding 23,7 persen dan terdapat 16,8 persen responden belum menjawab atau belum menentukan.

"Sampai saat ini belum ada lawan yang kompetitif untuk menandingi Khofifah," ujar dia.

Selain itu, dalam simulasi nama potensial sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Timur, petahana Emil Elestianto Dardak punya elektabilitas 35,7 persen dan disusul Achmad Fauzi di angka 31,3 persen.

Adapun beberapa nama lainnya, yakni adalah Thoriqul Haq 9,1 persen, Mantan Sekda Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono 6,6 persen, Sekretaris Gerindra Jawa Timur Kharisma Febriansyah di angka 5,2 persen, Ketua Projo Jawa Timur Bayu Airlangga di angka 4,7 persen.

Selanjutnya, Bupati Trenggalek M Nur Arifin 3,9 persen, dan Bupati Kediri Hanindhito Himawan 0,7 persen. Terdapat 2,8 persen responden yang belum menjawab/belum menentukan.

Survei ARCI dilakukan pada 1-10 Mei 2024 dengan jumlah 1.200 responden. Survei ARCI menggunakan metode stratified multistage random sampling.

Survei ARCI memiliki margin of error di angka 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Sebanyak 25 persen kuisioner dilakukan quality control.


Infografis Bursa Kandidat dan Prediksi Koalisi Pilgub Jatim 2024

Infografis Bursa Kandidat dan Prediksi Koalisi Pilgub Jatim 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bursa Kandidat dan Prediksi Koalisi Pilgub Jatim 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya