Digunakan Hampir Semua Ecommerce, Apa Itu Sistem Integrasi Vertikal di Jasa Logistik?

hampir semua pemain eCommerce memberikan kesempatan kepada seller memilih perusahaan ekspedisi yang tersedia dan telah resmi bekerja sama.

oleh Tim News diperbarui 11 Jun 2024, 16:26 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 05:24 WIB
Ilustrasi belanja online di e-commerce. Foto; Freepik
Ilustrasi belanja online di e-commerce. Foto; Freepik

Liputan6.com, Jakarta - Sistem integrasi vertikal yang menggabungkan platform belanja online dengan jasa kurir disebut lazim dilakukan oleh para pelaku eCommerce. Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda mengatakan pola bisnis seperti ini bertujuan memudahkan pengiriman barang dari platfrom belanja.

Selain itu, konsumen juga diuntungkan. Rantai pasok pengiriman barang jadi lebih efsien karena terhubung antara eCommerce dan penyedia jasa ekspedisi.

"Praktik ini kan sebenarnya merupakan praktik integrasi vertikal di mana satu pihak perusahaan mempunyai lini bisnis atau bekerja sama dengan perusahaan lain dalam satu proses produksi atau distribusi mendukung kegiatan dari perusahaan tersebut,” kata Nailul, Senin, 10 Juni 2024..

Lantas Nailul menjelaskan, apakah sistem integrasi vertikal menyalahi aturan? Justru menurut Nailul, sah-sah saja jika platform eCommerce melakukan hal tersebut.

Menurutnya, hampir semua pemain eCommerce memberikan kesempatan kepada seller memilih perusahaan ekspedisi yang tersedia dan telah resmi bekerja sama. Hal serupa juga, terbuka bagi buyer atau pengguna/pembeli yang bisa memilih perusahaan logistik mana yang akan mereka gunakan. 

Penjelasan ini pun sekaligus menjawab rencana Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU yang mendalami dugaan monopoli Lazada dan Shopee.

"Pemilihan kurir bisa kesepakatan bersama penjual dan pembeli. Jadi unsur mematikan usaha ecommerce/merchant/jasa kurir lainnya ini yang menurut saya harus dibuktikan oleh KPPU. Saya sih menduga tidak bisa membuktikan karena pasar yang masih terbuka luas,” ujar Nailul.

 

Perlu Pembuktian

Ilustrasi belanja online
Ilustrasi belanja online/Freepik-snowing.

Nailul pun berpendapat, dugaan monopoli yang belakangan menjadi pembicaraan, perlu pembuktian. Sebab, Lazada, Shopee dan platform eCommerce lainnya seperti Tokopedia, Blibli, dan Tik Tok Shop, hampir menggunakan strategi yang sama, yakni sistem integrasi vertikal pada platform.  Sistem itu memungkinkan perusahaan ekspedisi tera liasi ikut bermain dalam bisnis pengiriman barang.

"Kita lihat, Shopee mempunyai Shopee Express dimana pengiriman barang di pla orm Shopee melalui Shopee Express. Di menu pengiriman pun kita tidak memiliki pilihan untuk mengambil jasa kurir lainnya. Semuanya by sistem oleh Shopee begitu pun dengan beberapa pla orm lainnya,” kata dia.

Seperti Shopee, eCommerce bernuansa oranye itu, menampilkan berbagai pilihan berdasarkan kategori harga, kecepatan dan kapasitas layanan pengiriman. Namun, pembeli masih dapat mengganti perusahaan logistik yang tersedia berdasarkan kategori yang mereka pilih setelah checkout, sebelum penjual mengirimkan barang.

Begitu juga di Tokopedia, Lazada, dan Tiktok Shop. Nama perusahaan logistik tidak tercantum dalam pilihan pertama layanan pengiriman. 

Hanya tersedia pilihan kategori Instant, Reguler, Same Day, Ekonomi/ Hemat hingga Kargo berikut tarif pengiriman. 

Infografis Hari Belanja Online
Infografis Hari Belanja Online (Liputan6/desi)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya