NasDem: Anies Itu Ibarat Orang Main Kartu, Kartunya Enggak Pernah Mati

Partai NasDem buka suara terkait gagalnya Anies Baswedan untuk melangkah dalam kontestasi Pilkada 2024. Setelah pada detik-detik terakhir, Anies batal diusung maju Pilkada Jakarta maupun Jawa Barat.

oleh Aries Setiawan diperbarui 31 Agu 2024, 03:05 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2024, 03:05 WIB
Senyum Anies Baswedan Saat Resmi Diusung Partai Nasdem Jadi Capres di Pilpres 2024
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam pengumuman deklarasi Capres 2024 di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). Partai Nasdem resmi mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pilpres 2024. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Partai NasDem buka suara terkait gagalnya Anies Baswedan untuk melangkah dalam kontestasi Pilkada 2024. Setelah pada detik-detik terakhir, Anies Baswedan batal diusung maju Pilkada Jakarta maupun Jawa Barat.

"Pak Anies itu ibarat orang main kartu ya, kartunya enggak pernah mati," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem, Hermawi Taslim, kepada wartawan di DPP Partai NasDem, Jakarta, Jumat (30/8/2024).

Hermawi menjelaskan analogi orang yang main kartu itu dipilih karena Anies telah memiliki kartu bagus yakni dukungan masyarakat yang cukup besar sebagai seorang politikus.

"Kenapa? Karena dia sudah ada di hati rakyat. Kan sebagian rakyat tahu bagaimana perlakuan terhadap Pak Anies, dan itu investasi beliau sebagai seorang politikus, menurut saya," kata Hermawi.

Walaupun demikian, Hermawi menyatakan pihaknya tetap memiliki tempat spesial untuk Anies. Meskipun dalam kontestasi Pilkada 2024, Partai NasDem tidak jadi mengusungnya.

"Ya itu kan prosesnya, kalau enggak bisa kita mau apain. Tapi Anies menurut saya tetap ada di hati rakyat, tetap disayang sama NasDem. Empat hari yang lalu masih makan siang di sini, masih oke. Kita sebagai saudara, sebagai kerabat masih baik-baik saja," ujar Hermawi.

Diketahui, nama Anies Baswedan sempat menjadi kandidat untuk maju sebagai bakal calon gubernur Jakarta. Namun rencana itu kandas, setelah awalnya PKB, PKS dan Partai NasDem tidak jadi mengusung.

Bahkan, dinamika politik terkait pencalonan Anies dalam Pilkada 2024 sempat mencuat kembali saat PDIP hendak memajukan Anies di Pilkada Jakarta. Namun, di detik-detik pendaftaran, PDIP malah mencalonkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno.

Nama Anies kembali muncul dan disebut-sebut akan maju di Pilkada Jawa Barat 2024 melalui PDIP. Namun kali ini Anies menolak, dan PDIP kemudian mengusung Jeje Wiradinata-Ronald Sunandar Surapradja.

Baca juga: Sekjen PDIP Ungkap Pihak yang Gagalkan Anies Maju Pilkada 2024

 

Sekjen PDIP: Rakyat Tahu Siapa yang Halangi Anies Maju Pilkada 2024

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (Foto: Tim Media PDIP)

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengakui partainya memang berkomunikasi intens dengan Anies mengingat banyak aspirasi masyarakat agar Anies maju Pilkada 2024. Namun komunikasi itu lebih terkait Pilkada Jakarta bukan Jawa Barat.

"Itu semua adalah aspirasi dari masyarakat, tetapi komunikasi kami dengan Pak Anies itu difokuskan saat itu di Jakarta. Dan kemudian kita tahu bagaimana akhirnya, karena untuk mencoba menguasai Jakarta, konstitusi pun mau coba dilanggar," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDIP, Jumat dini hari (30/8/2024).

Menurut Hasto, segala dinamika politik membuat PDIP akhirnya tidak juga mencalonkan Anies Baswedan, baik di Jakarta ataupun Jabar.

"Karena memang ada yang tidak menghendaki adanya PDI Perjuangan dan juga Pak Anies saat itu. Tapi kemudian kan pada akhirnya seluruh dinamika PDI Perjuangan memutuskan Pak Pramono Anung berpasangan dengan Rano Karno. Dan sisi positifnya terjadi kesalingpahaman antara pemikiran-pemikiran apa yang diperjuangkan oleh PDI Perjuangan dalam komunikasi dengan Bapak Anies Baswedan," bebernya.

Menurut Hasto, rakyat pasti bisa melihat pihak mana yang mencoba menghalangi Anies untuk bisa maju Pilkada Jakarta 2024.

"Ya rakyat bisa melihat siapa yang mencoba untuk menghalangi Pak Anies, ya termasuk itu yang pertama memang punya kehendak untuk melakukan cawe-cawe di dalam pilkada itu. Itu kuat sekali yang ditangkap oleh rakyat. PDI Perjuangan yang penting di dalam proses ini telah melakukan suatu dialog-dialog yang konstruktif," kata Hasto.

"Rakyat memahami siapa yang mencoba untuk menciptakan political barrier bagi PDI Perjuangan dan Pak Anies, itu mereka yang punya kuasa," tegas Hasto.

Ketua DPD PDIP Jabar Sebut "Mulyono dan Geng" Tidak Ingin Anies Maju Pilkada

Ono Surono
Tangkapan layar siaran langsung kanal YouTube KPU Jawa Barat saat konferensi pers Ono Surono di Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, Jumat malam, 30 Agustus 2024. (Liputan6.com).

Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono, mengakui bahwa Anies Baswedan memang hendak dicalonkan untuk maju di Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar). Namun, ia menyebut ada "tangan-tangan" pihak luar yang menjegal rencana tersebut.

Ketika ditanya tangan siapa, Ono menjawab, "Mulyono dan Geng". Pernyataan itu disampaikan saat konferensi pers seusai mendaftarkan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar, Jeje Wiradinata-Ronald Surapradja, di Kantor KPU Jawa Barat, Jumat malam (30/8/2024).

"Ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jawa Barat," kata Ono.

"Siapa, Pak?" tanya wartawan.

"Ya, Mulyono dan geng," jawab Ono Surono, dikutip lewat siaran langsung KPU Jawa Barat, yang diikuti Liputan6.com, Jumat malam (30/8/2024).

"Pak Anies ini memang menjadi opsi bagi PDI Perjuangan dan kita melakukan komunikasi dengan Pak Anies itu dari kemarin, mengerucut itu di sore hari. Dan kenapa gagal? Kita menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar, tangan-tangan yang tidak menyetujui Pak Anies diusung oleh PDI Perjuangan," jelas Ono.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya