Bapanas Genjot Ketersediaan Pangan Nasional Lewat Kolaborasi

Indra meyakini kolaborasi bisa menjadi kunci lahirnya potensi baru yang belum tercipta. Salah satu caranya, dengan terus merangkul Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar memiliki stok pangan ikan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 17 Sep 2024, 23:36 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2024, 17:50 WIB
Perwakilan PT GSI Donny Gahra Adian, Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas Indra Wijayanto, dan Anggota Komisi III DPR Habib Aboebakar (Istimewa)
Perwakilan PT GSI Donny Gahra Adian, Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas Indra Wijayanto, dan Anggota Komisi III DPR Habib Aboebakar (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Indra Wijayanto mengatakan, pemerintah saat ini baru memiliki Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) berupa beras dan jagung. Padahal, dia menyatakan Indonesia mempunyai sembilan pokok pangan potensial lainnya, seperti ikan yang belum memiliki CPP.

“Ada sembilan barang kebutuhan lainnya, termasuk ikan yang belum memiliki cadangan pangan. Mungkin kita bisa berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar kita sebagai negara agraris punya stok pangan yang cukup,” kata Indra seperti dikutip Selasa (17/9/2024).

Maka dari itu, Indra meyakini kolaborasi bisa menjadi kunci lahirnya potensi baru yang belum tercipta. Salah satu caranya, dengan terus merangkul Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar memiliki stok pangan ikan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Senada dengan itu, Kepala Divisi Pengadaan dan Manajemen Produk Perum Bulog, Subali Agung Gunawan juga mendukung keberlanjutan kolaborasi. Dia optimis, dengan ketersediaan protein yang baik dengan harga terjangkau bisa berdampak positif ke masyarakat lapisan bawah.

Sebagai informasi, PT Gabungan Samudera Internasional (GSI) dan Perum Bulog menyelenggarakan Seremoni Pelepasan Kontainer Ekspor Perdana Produk Kelautan dan Perikanan pada Selasa (17/9/2024) pukul 09.00 WIB.

Perwakilan PT GSI, Donny Gahra Adian mengatakan sebanyak 60-70% pasar hasil laut dunia diperoleh dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama antara swasta dan BUMN untuk bisa mensuplai kebutuhan dunia dengan berkelanjutan dan dari hulu ke hilir.

“Oleh karena itu, kita memerukan kerjasama antara swasta, dalam hal ini PT GSI dan BUMN, yakni Perum Bulog untuk mensuplai kebutuhan dunia yang berkelanjutan. Tentunya, ini akan menciptakan ekosistem dari hulu ke hilir. Mulai dari tangkapan, nelayan, processing, sampai kepada distribusi,” ujar Donny dalam sambutannya di Kantor PT GSI, Jakarta Utara, Selasa (17/9/2024).

Dalam seremoni ini, PT GSI dan Perum Bulog mengantarkan tiga kontainer berisi cumi dengan total berat 81 ribu kilogram (kg). Cumi itu akan dikirimkan ke China dan Taiwan.

“Nantinya, ada empat kontainer berisi cumi dengan total berat 108 ribu kg yang akan diantarkan pekan ini,” terang Donny.

Donny menargetkan, kegiatan ekspor pihaknya akan menembus Rp 70 miliar per bulan dan tersebar hingga ke Eropa dan Australia. Dia berharap, kerjasama ini akan berkelanjutan, produktif, dan menguntungkan satu sama lain.

“Paling utama adalah kita bisa mensejahterakan teman-teman yang layak, mulai dari nelayan hingga karyawan kita yang bekerja di sini,” ujarnya.

Dukungan DPR

Senada dengan itu Anggota Komisi III DPR RI, Habib Aboebakar berharap kolaborasi antar lembaga baik pemerintah dan swast dapat berjalan lancar dan aman.

Dia optimistis kerjasama ini memberikan kontribusi yang baik bagi ketahanan pangan dan ekonomi nasional.

Infografis Wacana Susu Ikan Pengganti Alternatif Susu di Program Makan Bergizi Gratis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Wacana Susu Ikan Pengganti Alternatif Susu di Program Makan Bergizi Gratis. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya