Asosiasi Parkir dan Perusahaan Digital Sepakat Stabilnya Koneksi Internet Kunci Perkembangan QRIS

Rio mengatakan secara sistem operator parkir sudah siap menerapkan transaksi digital, termasuk penggunaan QRIS. Namun, dia menyoroti soal infrastruktur internet yang harus dikembangkan lagi.

oleh Tim News diperbarui 30 Sep 2024, 16:45 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2024, 10:42 WIB
Direktur Utama PT TDC, Indra tengah mmeberi pemaparan terkait dengan inovasi transaksi digital. (Istimewa)
Direktur Utama PT TDC, Indra tengah mmeberi pemaparan terkait dengan inovasi transaksi digital. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Parking Association (IPA) dan perusahaan keuangan digital PT Trans Digital Cemerlang sepakat koneksi internet yang stabil menjadi infrastruktur utama penentu perkembangan pengunaan QRIS di Indonesia.

Ketua IPA Rio Octaviano melihat penggunaan transaksi digital dalam sistem perparkiran sudah hampir merata di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Hanya terdapat beberapa kota yang secara ekosistem akseptasi masih rendah. 

"Saat ini, tergantung dari daerahnya. Apakah daerah itu sudah menerima sistem pembayaran digital atau belum. Ada beberapa daerah, walaupun termasuk daerah maju, tapi secara ekosistem belum terbentuk. Itu menjadi masalah," ujar Rio saat dihubungi, Jumat (27/9/2024).

Rio mengatakan secara sistem operator parkir sudah siap menerapkan transaksi digital, termasuk penggunaan QRIS. Namun, dia menyoroti soal infrastruktur internet yang harus dikembangkan lagi.

"Digitalisasi pembayaran ini, ada satu kunci infrastruktur wajib, yaitu koneksi internet. Dalam bisnis ini jadi satu pembiayaan tambahan. Kalau sifatnya offline mungkin secara konektivitas tidak terlalu membutuhkan itu," kata Rio.

Penggunaan QRIS, ucap Rio, membutuhkan konektivitas internet yang stabil. Dia mencontohkan, anggota IPA yang telah menerapkan penggunaan QRIS mengalami persoalan tersebut. Sebab, jika gagal dalam salah satu tahapan, maka transaksi tidak dapat diproses. "Itu yang kemarin jadi masalah QRIS. QRIS membutuhkan koneksi internat. Artinya, cost-nya lebih tinggi, karena harus internet stabil," tutur Rio.

Karena itu, menurut Rio, sempat dibahas agar penggunaan QRIS bisa dilakukan secara offline. Saat ini, memang masih sebatas wacana, karena membutuhkan komitmen dari sejumlah pemangku kepentingan. Selain itu, Rio juga menyoroti persyaratan harus kontrak kerja sama dengan bank, selain dengan agregator.

"Dengan agregator mungkin tidak sulit, tapi ketika mereka harus minta perjanjian dengan bank, masalah di sini. Makanya, saya minta ke Bank Indonesia untuk mengatur regulasi bank dalam mengeluarkan kontrak kerja sama dengan vendor sistem parkir maupun operator parkir," terang Rio.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Internet Stabil Jadi Kunci

Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital
Ilustrasi Internet, Digital, Gaya Hidu Digital. Kredit: Nattanan Kanchanaprat via Pixabay

Indra, Direktur Utama PT TDC, salah satu perusahaan aggregator mengakui kestabilan koneksi internet memiliki  peranan penting dalam perkembangan QRIS khususnya di tengah UMKM. Namun, satu hal yang juga penting adalah kemudahan penguna mengunakan aplikasi tersebut.

“Internetnya sudah stabil, tapi aplikasinya misalnya sulit untuk digunakan atau berbayar saat  diunduh, yah itu membuat calon pengguna akan mundur. Karena itu kami mengeluarkan aplikasi Posku lite yang mudah di unduh, gratis dan mudah dipakai,” ujar Indra.

Hal lain yang patut menunjang dan menjadi daya tarik yang kuat sebuah aplikasi adalah kemudahan pengunaan fiturnya. Fitur Kasirku di posku lite, contohnya yang merupakan fitur utama untuk berjualan. Dengan Fitur Kasirku, pengguna dapat menerima pembayaran secara fleksibel melalui Cash, QRIS, dan Bank Transfer. Jadi, baik pelanggan yang ingin membayar tunai maupun yang lebih suka transaksi digital dapat dilayani dengan mudah.

“Data transaksi satu hari, satu minggu, satu bulan bahkan satu tahun itu tersedia. Itu memudahkan merchant mengatur keuangan mereka, Artinya, tinggal bagaimana kita menstimulan calon penguna untuk mengunakan aplikasi tersebut,” tambahnya.

 


QRIS Paling Aman

Ilustrasi Penggunaan QRIS untuk melakukan transaksi di Kutai Kartanegara.
Ilustrasi Penggunaan QRIS untuk melakukan transaksi di Kutai Kartanegara./Istimewa.

Indra mengatakan saat ini pihaknya sedang mengembangkan PPOB atau Payment Point Online Bank yakni sistem pembayaran secara online dengan memanfaatkan fasilitas perbankan. Dalam hal ini, pembayaran yang dimaksud bisa bermacam-macam, mulai dari PLN, BPJS, PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, multi finance, hingga voucher game.

Pada kesempatan itu juga indra menegaskan aplikasi Posku lite sangat aman.“Keamanan uang itu menjadi hal yang paling sensitive bagi pedagang. Saya menyakini QRIS ini, paling tidak aplikasi saya, Posku lite aman, sama amannya seperti naruh deposito di bank nasional, Gak mungkin raib karena sudah diregulasi secara ketat,” ujarnya.

Meski demikian dirinya menghimbau kepada pengelola parkir atau siapapun calon penguna yang ingin mengunakan QRIS, mengandeng perusahaan yang telah memiliki sertifikat ISO27001 tentang Sistem Keamanan Informasi dan ISO 9001 2015 tentang Manajemen Mutu. 

“ISO 27001 itu Memberikan jaminan kepada klien ataupun mitra dagang bahwa organisasi yang kerjasama dengan anda telah mempunyai sistem manajemen keamanan informasi yang baik sesuai standar internasional,” tutup Indra

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya