Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno meminta seluruh alat berat untuk pengendalian banjir dipasang perangkat pelacak (tracking).
Tujuannya, kata Wagub Jakarta Rano Karno agar keberadaannya dapat diketahui, sehingga penanganan banjir bisa lebih optimal.
Advertisement
"Saya minta kepala Plt SDA semua alat haru pakai tracking dan online ke kantor saya agar semua bisa terpantau," ujar Rano Karno usai apel 'Siap Siaga Jakarta' di Jakarta, melasir Antara, Minggu (23/2/2025).
Advertisement
Pria yang karib disapa Bang Doel ini meminta seluruh jajaran Dinas Sumber Daya Air agar terus menguatkan perannya untuk memastikan alat berat, dump truck, pompa mobile, dan pompa portabel berfungsi dengan baik.
"Begitu juga dengan peralatan pendukung lainnya dapat beroperasi dengan baik untuk mempercepat proses normalisasi aliran air di berbagai lokasi rawan banjir," papar Bang Doel.
Menurut dia, pemerintah harus bergerak dalam mengantisipasi terjadinya banjir dengan cara mengangkut sedimen yang ada di 13 aliran sungai, waduk, dan bendungan yang ada di Jakarta.
"Itu dilema di Jakarta, semua harus dilakukan setiap harinya," ucap Bang Doel.
Dia mengatakan dalam apel 'Siap Siaga Jakarta', terdata 122 unit alat berat yang akan digunakan untuk pengerukan dan 84 unit untuk pengerjaan fisik dalam penanganan banjir.
"Jadi kita semua harus bergerak, kita punya alat punya sendiri dan tenaga punya sendiri jadi kita kerjakan sendiri mengangkut sedimen ini," terang Bang Doel.
Dia menyebut, program pengerukan ini dilakukan dari hari ini sampai dengan Agustus 2025 dan artinya saat bulan puasa seluruh petugas tetap bekerja mengeruk sedimen.
"Pengerukan sedimentasi ini harus dilakukan setiap hari dan kami terus bergerak," papar Rano Karno.
Imbau Petugas Tetap Lakukan Tugas
Dirinya lalu mengimbau petugas yang bekerja melakukan pengerukan sedimen agar tetap melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan cermat dan pastikan tidak ada penyumbatan yang menghalangi aliran air.
"Selain itu, selalu melakukan koordinasi dengan instansi terkait Seperti Dinas Sumber Daya Air, BPBD, Satpol PP agar pengerukan berjalan efektif dan efisien serta menjaga keselamatan kerja dengan memenuhi standar operasional dan protokol kesehatan keselamatan," kata Rano Karno.
"Bekerja sesuai dengan standar operasi prosedur (SOP) dan arahan pimpinan karena tugas yang saudara-saudara emban sangat mulia untuk melindungi warga Jakarta dari risiko banjir," tutup Bang Doel.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengerahkan lebih dari 1.000 personel untuk mengeruk 13 aliran sungai dan waduk secara berkelanjutan guna mencegah banjir akibat hujan serta pasang laut.
"Hari ini kami mulai bergerak dan bersiaga dalam rangka menjaga Jakarta dari banjir dan rob," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno usai apel "Siap Siaga Jakarta" di Jakarta, Minggu (23/2/2025).
Advertisement
1.000 Personel Dikerahkan untuk Keruk Sungai dan Waduk demi Cegah Banjir di Jakarta
Rano Karno menjelaskan, sebelum banjir terjadi, seluruh aliran sungai, waduk, dan bendungan di Jakarta harus diperdalam, sementara sedimen yang mengendap harus diangkut keluar.
"Kami perkirakan sedimen yang diangkut mencapai satu juta meter kubik," kata dia.
Ia mengatakan untuk ancaman banjir rob, pihaknya akan fokus di lima titik termasuk di kawasan Muara Baru terutama kawasan rumah terapung. "Ini titik terbesar untuk rob dan paling rawan. Ini yang akan kita fokuskan," kata dia.
Rano mengatakan program pengerukan ini akan dilakukan mulai dari hari ini hingga bulan Agustus 2025, termasuk di saat bulan Ramadhan nanti semua akan tetap bekerja.
Menurut dia, program pengerukan ini akan dilakukan secara periodik dan minimal enam bulan sekali.
"Kami harus bergerak setiap hari untuk mengangkut sedimentasi ini," ucap Rano Karno, dilansir dari Antara.
Menurut dia program "Siap Siaga Jakarta" ini tidak menggunakan APBD DKI Jakarta tapi memanfaatkan dana swakelola. Ia mengatakan Pemprov DKI Jakarta memiliki alat dan juga tenaga dari petugas yang ada.
"Kami bekerja sendiri mengoptimalkan apa yang kita miliki, tidak menggunakan vendor," kata dia.
Ia mengatakan nanti akan dipikirkan satu juta meter kubik sedimen yang diangkat akan dibuang kemana. Menurut dia ini yang menjadi dilematis karena jika didiamkan maka sedimen itu akan semakin tebal.
"Jakarta ini harus dicarikan jalan untuk mengantisipasi terjadinya banjir," kata dia.
