Liputan6.com, Jakarta - GameStop mengumumkan pada Selasa, 25 Maret 2025 dewan direksinya telah sepakat untuk menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari aset cadangan kas perusahaan.
Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (26/3/2025), keputusan ini meniru langkah yang diambil oleh Strategy, perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai MicroStrategy, yang telah menjadi pemegang Bitcoin terbesar di kalangan korporat.
Baca Juga
Strategy telah melakukan rebranding pada Februari lalu, menghapus kata "Micro" dari namanya untuk lebih menegaskan komitmennya terhadap kripto. Perusahaan menyebut langkah ini sebagai "evolusi alami" dalam upayanya mengintegrasikan Bitcoin ke dalam inti bisnisnya.
Advertisement
Keputusan GameStop datang setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif awal bulan ini yang bertujuan menciptakan cadangan strategis mata uang kripto dengan menggunakan token yang telah dimiliki oleh pemerintah.
Dikombinasikan dengan Aset Lain
GameStop menyatakan investasi dalam Bitcoin akan dilakukan menggunakan kombinasi uang tunai, utang, atau penerbitan ekuitas di masa mendatang. Namun, perusahaan tidak mengungkapkan jumlah maksimum Bitcoin yang akan dibeli, seperti yang tercantum dalam laporan keuangan triwulanan mereka.
Di sisi lain, GameStop melaporkan kenaikan laba pada kuartal keempat, yang didorong oleh berbagai upaya efisiensi dan pemangkasan biaya. Perusahaan ini terus menghadapi tantangan dari penurunan penjualan perangkat keras dan produk gim, yang semakin tergeser oleh tren digital seperti unduhan game dan layanan streaming.
Laporan keuangan terbaru menunjukkan laba bersih GameStop pada kuartal keempat mencapai USD 131,3 juta, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencatatkan USD 63,1 juta.
Strategi Efisiensi
Namun, pendapatan keseluruhan perusahaan mengalami penurunan dari USD 1,79 miliar pada tahun sebelumnya menjadi USD 1,28 miliar.
Sebagai bagian dari strategi efisiensi, GameStop telah menutup 590 toko di Amerika Serikat (AS) selama tahun fiskal 2024. Perusahaan juga mengantisipasi akan menutup lebih banyak toko lagi pada tahun fiskal 2025.
Keputusan GameStop untuk beralih ke Bitcoin dan memangkas jumlah toko fisiknya mencerminkan perubahan besar dalam industri gim, yang semakin bergeser ke arah digitalisasi dan transaksi berbasis aset kripto.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Kinerja Kuartal Pertama 2025 Bitcoin: Terburuk Sejak 2020
Sebelumnya, Bitcoin menghadapi kuartal pertama terburuk sejak 2020 dengan penurunan lebih dari 7%. Meskipun demikian, banyak analis memperkirakan bahwa harga Bitcoin bisa mengalami pemulihan pada kuartal kedua.
Pada Januari 2025, Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di angka USD 108.786 atau setara Rp 1,8 miliar (asumsi kurs Rp 16.480 per dolar AS), didorong oleh optimisme setelah Presiden Trump kembali menjabat.
Namun, kebijakan tarif ekonomi yang diterapkan Trump kemudian menyebabkan penurunan tajam, menjatuhkan nilai Bitcoin hingga USD 76.700 di beberapa bursa.
Para analis berpendapat volatilitas ini kemungkinan akan segera mereda. Sina G, salah satu pendiri 21st Capital, mengatakan ketidakpastian pasar terkait tarif dan belanja pemerintah dapat terselesaikan dalam beberapa minggu ke depan.
“Setelah itu, fokus pasar bisa bergeser ke pemotongan pajak, deregulasi, dan suku bunga yang lebih rendah faktor-faktor yang berpotensi membawa lebih banyak modal ke dalam Bitcoin dan aset digital,” katanya, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (26/3/2025).
Potensi Meredanya Sentimen Tarif
Senada dengan itu, Aurelie Barthere, Kepala Analis Riset di Nansen, menyatakan, ketidakpastian terkait kebijakan tarif mungkin mereda, terutama setelah Menteri Keuangan AS, Bessent, mengambil pendekatan yang lebih pragmatis dalam negosiasi perdagangan.
Meski begitu, masih ada potensi volatilitas tambahan akibat pengumuman tarif timbal balik antara AS dan Zona Euro pada 2 April.
Namun, ada alasan untuk optimisme. Sejarah menunjukkan bahwa harga Bitcoin cenderung mengalami pemulihan pada kuartal kedua, dengan rata-rata kenaikan sebesar 27% selama 13 tahun terakhir.
Bitcoin juga telah mencatat keuntungan setidaknya dalam tujuh dari 13 tahun terakhir di periode yang sama.
Advertisement
