Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melihat terjadi penurunan pada proporsi industri yang menyatakan kondisi usahanya membaik pada Maret 2025. Proporsi industri yang menyatakan kondisi usahanya membaik menurun hingga 0,8 persen menjadi 31,1 persen pada Maret 2025.
“Pandangan usaha terhadap kondisi industri untuk 6 bulan ke depan, kami bisa garisbawahi bahwa ada penurunan sedikit optimisme pelaku usaha,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arief dalam Konferensi Pers Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Maret 2025 yang disiarkan pada Rabu (26/3/2025).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, optimisme pengusaha juga menurun dibandingkan Februari 2025 menjadi sebesar 69,2 persen. “Itu artinya turun sebesar 3,0 persen dibandingkan pada bulan Februari 2025,” lanjutnya.
Advertisement
Meski demikian, presentasi responden yang mengungkapkan usahanya lesu sedikit menurun menjadi 21,9 persen di bulan Maret 2025. Begitu juga pelaku usaha industri yang menyatakan kondisi usahanya tetap stabil, naik 3,3 persen menjadi sebesar 24,5 persen.
Adapun presentasi pesimisme pelaku usaha yang menurun 0,3 persen di bulan Maret menjadi sebesar 6,3 persen. Febri menyebut, kegiatan usaha dalam negeri secara umum masih tergolong baik.
“Sebanyak 78,1 persen responden menyatakan kegiatan usahanya membaik dan stabil,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) di Indonesia mencapai nilai sebesar 52,98, pada Maret 2025.
Febri Hendri Antoni Arief mengungkapkan bahwa angka tersebut menandai sedikit perlambatan hingga 0,17 poin, di mana pada bulan Februari 2025 nilai IKI mencapai 53,15.
Nilai IKI pada Maret 2025 juga melambat 0,07 poin dari yang tercatat di periode yang sama tahun lalu sebesar 53,05.
21 Subsektor Ekspansi
Febri lebih lanjut menyampaikan, sebanyak 21 subsektor mengalami ekspansi, di mana kontribusi 21 subsektor yang ekspansi tersebut terhadap PDB triwulan IV 2024 sebesar 96,5 persen.
Artinya, dari 23 subsektor yang dikelola oleh Kementerian Perindustrian, hampir sebagian besar subsektor penyumbang PDB nasional berada pada posisi atau berstatus ekspansi.
Febri mengungkapkan, subsektor dengan nilai IKI tertinggi adalah industri percetakan reproduksi media rekaman, industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional.
“Untuk industri yang mengalami ekspansi paling tinggi, kita lihat industri pencetakan dan reproduksi media rekaman, dan industri farmasi, mengalami ekspansi, memiliki IKI tertinggi,,” bebernya.
Advertisement
2 Subsektor Alami Kontraksi
Sementara itu, terdapat dua subsektor yang mengalami kontraksi yakni subsektor karet, barang dari karet, barang dari plastik, serta subsektor industri furniture.
Adapun industri pencetakan dan reproduksi itu yang mengalami permintaan yang cukup tinggi, terutama terkait dengan kemasan produk industri makanan dan minuman.
“Kita tahu bahwa industri makanan dan minuman banyak melakukan produksi dalam menyambut bulan Ramadan dan Lebaran, sehingga membutuhkan banyak pengemasan produk,” imbuh Febri
Industri farmasi, produksi obat kimia dan obat tradisional juga mengalami permintaan yang cukup tinggi, terutama pada sisi industri farmasi. Febri menjelaskan, perkembangan ini disebabkan karena meningkatnya permintaan di subsektor tersebut.
Percapatan ekspansi terjadi juga pada nilai IKI persediaan produk sebesar 0,34 poin, menjadi 53,86.
“Nilai ini di atas 50, artinya ekspansif,” beber Febri.
