Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung berencana membenahi jalur sepeda. Kebijakan itu pun disambut baik Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
Dia menyatakan mendukung penuh langkah sang gubernur. Karenanya, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta berencana menambah jalur sepeda sepanjang 3,8 kilometer di tahun 2025. Dia menerangkan, penambahan jalur sepeda masuk program quick wins alias gebrakan 100 hari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.
Advertisement
Baca Juga
"Dinas Perhubungan pada tahun 2025, akan membangun 3,8 KM untuk melengkapi pedestrianisasi complete street," kata dia saat dihubungi, Minggu (27/4/2025).
Advertisement
Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga 2024 sudah membangun jalur sepeda sepanjang 314,196 kilometer di seluruh wilayah Ibu Kota. Jalur sepeda terbagi menjadi dua jenis yang terproteksi dan yang tercampur dengan kendaraan lain. Tipologi jalur sepeda dinilai berdasarkan ROW Jalan, volume kendaraan, dan perspektif ruang perkotaan.
"Saat ini jalur sepeda terproteksi dilaksanakan dengan penggunaan planter box (contohnya di ruas jalan sudirman), penggunaan aminitis/taman (contohnya di jalan pattimura), dan penggunaan paku marka jalan solar cell untuk meningkatkan awareness bagi pesepeda," ucap dia.
Diakui, penataan jalur sepeda memang belum tuntas. Karena itu, tahun 2026 nanti, Dishub Jakarta akan menggelar kajian komprehensif untuk melakuakan evaluasi secara menyeluruh.
"Dishub bekerja sama dengan seluruh stakeholder baik instansi pemerintah maupun NGO dalam menyusun perencanaan teknis, serta evaluasi dalam pembangunan jalur sepeda, termasuk melakukan sosialisasi penggunaan sepeda sebagai alat transport agar terjadi pengingkatan jumlah penggunaan sepeda," ujar dia.
B2W Sambut Baik Wacana Pembenahan Jalur Sepeda
Wacana Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang ingin membenahi jalur sepeda disambut gembira oleh Komunitas sepeda Bike to Work Indonesia atau B2W Indonesia. Bukan tanpa sebab, saat ini kondisi lajur sepeda dinilai jauh dari kata aman.
"Kabar gembira, kalau emang membenahi ya, untuk lajur sepeda pertama dikembangkan saja di wilayah DKI Jakarta, kedua melakukan perawatan dari jalur yang ada," kata Anggota Bike To Work, Ahmad Syarifudin saat dihubungi, Jumat (25/4/2025).
Ahmad mengatakan, jalur khusus sepeda di Jakarta dirasa masih setengah hati. “Masih kurang nyambung, jalur sepeda yang terproteksi masih terbatas," ujar dia.
Ahmad mencontohkan, dari arah Fatmawati, jalur sepeda memang ada. Tapi setelah masuk kawasan Blok M, Melawai, atau Sudirman-Thamrin, terus belok ke arah Senopati atau Bendungan Hilir, jalur pesepeda hilang.
"Jadi ya akhirnya orang masih belum begitu happy dengan jalur yang ada karena tadi masih terbatas. Misalnya orang dari selatan, kalau sudah sudirman ke arah Senopati atau ke arah ke Bendungan Hilir, itu enggak ada lajur sepeda lagi," ucap dia.
Menurut Ahmad, jalur sepeda tak cukup hanya diberi tanda cat hijau, harus ada separator atau pelindung, seperti di ruas jalan Sudirman-Thamrin.
"Enggak bisa dibuatkan lajur hanya dengan cat saja, tapi harus ada pemisah yang menjadi protektor untuk pelindung dari pesepeda tadi," ucap dia.
Ahmad mengatakan, lajur yang sudah ada pelindung saja, terkadang masih suka diserobot pemotor. Apalagi, yang hanya diberi tanda cat. Ahmad mengaku nyaris tiap minggu adu jalur sama pemotor.
"Sering hampir setiap minggu kejadian. Memang pemotor dia mau cepat cepat jadi lajur sepeda di serobot. Apalagi jalan raya yang tidak ada lajur sepedanya begitu juga pengendara mobil juga demikian, pengendara mobil kurang memahami bahwa ada moda transportasi lain yaitu sepeda harus dihormati juga," ujar dia.
Advertisement
Infografis
