Kasus pembunuhan sadis terhadap Sisca Yofie masih didalami polisi. Kabag Penum Polri Kombes Pol Agus Rianto menyatakan, berbagai cara telah dilakukan pihaknya untuk mengungkap dalang kasus pembunuhan manajer perusahaan multifinance itu.
Menurut Agus, pemeriksaan dengan uji kebohongan ataua lie detector pun telah dilakukan terhadap para tersangka dan saksi-saksi lainnya. Namun, hingga kini masih 2 orang yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan, yakni Wawan dan Ade.
"Pemeriksaan menggunakan alat bantu, selain alat penyidikan, lie detector. Ini upaya kita, agar keterangan betul-betul akurat," kata Agus di gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Ia juga meminta kepada saksi-saksi untuk tidak takut memberikan keterangan bila diminta penyidik. Polisi pun akan memberikan perlindungan jika ada ancaman kepada para saksi.
"Kita akan sesuaikan, kita akan berikan langkah-langkah pengamanan, dan tak usah berakhir, sehingga masyarakat bisa leluasa berikan informasi," ujarnya.
Agus menjelaskan, guna mengungkap siapa dalang di balik pembunuhan Sisca Yofie, penyidik polisi telah memeriksa lebih dari 19 saksi, di antaranya teman dekat korban yakni perwira Polda Jabar Komisaris Albertus Eko Budiharto. Selain itu untuk pengawasan penyidikan, Komisi Kepolisian Nasional telah mendatangi Polda Jawa Barat.
Polri pun mengimbau agar sekecil apapun informasi yang didapatkan masyarakat untuk segera disampaikan ke penyidik polisi. "Saya mohon dapat sampaikan pada penyidik sehingga dapat menambahkan bukti. Kita harap betul-betul berdasar fakta, sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulan, peristiwa ini ke arah mana."
Polrestabes Bandung dan Polda Jawa Barat menyimpulkan sementara terbunuhnya mantan model Sisca Yofie (34) berawal dari penjabretan yang dilakukan tersangka Wawan (W) dan Ade (AD). Namun kesimpulan itu masih disangsikan sejumlah pihak. Selain itu penyidik pun belum menemukan keterkaitan Kompol Albertus dengan tewasnya Sisca, padahal perwira polisi itu pernah memiliki hubungan khusus. (Mut)
Menurut Agus, pemeriksaan dengan uji kebohongan ataua lie detector pun telah dilakukan terhadap para tersangka dan saksi-saksi lainnya. Namun, hingga kini masih 2 orang yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan, yakni Wawan dan Ade.
"Pemeriksaan menggunakan alat bantu, selain alat penyidikan, lie detector. Ini upaya kita, agar keterangan betul-betul akurat," kata Agus di gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Ia juga meminta kepada saksi-saksi untuk tidak takut memberikan keterangan bila diminta penyidik. Polisi pun akan memberikan perlindungan jika ada ancaman kepada para saksi.
"Kita akan sesuaikan, kita akan berikan langkah-langkah pengamanan, dan tak usah berakhir, sehingga masyarakat bisa leluasa berikan informasi," ujarnya.
Agus menjelaskan, guna mengungkap siapa dalang di balik pembunuhan Sisca Yofie, penyidik polisi telah memeriksa lebih dari 19 saksi, di antaranya teman dekat korban yakni perwira Polda Jabar Komisaris Albertus Eko Budiharto. Selain itu untuk pengawasan penyidikan, Komisi Kepolisian Nasional telah mendatangi Polda Jawa Barat.
Polri pun mengimbau agar sekecil apapun informasi yang didapatkan masyarakat untuk segera disampaikan ke penyidik polisi. "Saya mohon dapat sampaikan pada penyidik sehingga dapat menambahkan bukti. Kita harap betul-betul berdasar fakta, sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulan, peristiwa ini ke arah mana."
Polrestabes Bandung dan Polda Jawa Barat menyimpulkan sementara terbunuhnya mantan model Sisca Yofie (34) berawal dari penjabretan yang dilakukan tersangka Wawan (W) dan Ade (AD). Namun kesimpulan itu masih disangsikan sejumlah pihak. Selain itu penyidik pun belum menemukan keterkaitan Kompol Albertus dengan tewasnya Sisca, padahal perwira polisi itu pernah memiliki hubungan khusus. (Mut)