B alias J tidak pernah menduga pengalamannya kali pertama membawa truk dengan muatan perlengkapan elevator proyek pembangunan di Rasuna Said Tower, berakhir suram.
Pria berusia sekitar 30 tahun itu menjadi salah seorang dari 11 saksi yang diperiksa kepolisian terkait peristiwa penembakan polisi, Aipda Anumerta Sukardi di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, pada Selasa 10 September sekitar pukul 22.25 WIB.
"Saya di truk ke 5 jadi tidak kelihatan jelas kejadiannya. Yang paling jelas itu ya yang depan. Truk saya berhenti karena yang depan ikut berhenti," jelas B alias J di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Pria plontos berkaus merah itu menuturkan, baru sekali itu ikut dalam rombongan pengantaran barang. Bermula diajak oleh R yang menjadi pengemudi truk paling depan, B alias J langsung setuju.
"Saya setuju ikut karena ada pengawalan dari polisi juga. Pengawalan itu biar cepet di jalan, naik turun barangnya kalau dikawal kan cepat," jelasnya.
Awalnya, kesebelas sopir dan kernet tersebut bersiap di gudang di kawasan Marunda, Jakarta Utara sekitar pukul 14.00 WIB. Dengan 6 truk yang tergolong usang, mereka bertolak dari gudang pada pukul 20.30 WIB.
Sementara itu, dituturkan B alias J, almarhum Sukardi sudah menunggu di Plumpang, Jakarta Utara. "Kita jalannya pelan, paling 20 sampai 30 km. Karena kalau ngerem itu enggak bisa langsung berhenti. Pak Kardi (Sukardi) jalannya juga pelan, kadang di samping truk, kadang di depan," ungkapnya.
Belum sampai di tujuan, perjalanan tersebut terganggu. Sang pengawal, Sukardi ternyata menjadi korban penembakan. "Saya tahunya baru setelah R ke belakang, dia lari bilang 'Pak Kardi ditembak!'," tutur B alias J.
B alias J meyakini, saksi kunci yang paling memahami kejadian penembakan itu adalah sopir paling depan dan satpam gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Satpam itu katanya sempat datangi korban. Tapi akhirnya pergi, balik ke masuk ke KPK karena takut," jelasnya.
Hingga kini, Kepolisian Daerah Polda Metro Jaya masih memeriksa saksi-saksi dari kejadian tersebut di Mapolda Metro Jaya. Sukardi yang dimakamkan siang tadi akhirnya dinaikkan pangkatnya menjadi Aipda Anumerta. Sebelumnya, anggota Provos itu berpangkat Bripka. (Mvi/Ism)
Pria berusia sekitar 30 tahun itu menjadi salah seorang dari 11 saksi yang diperiksa kepolisian terkait peristiwa penembakan polisi, Aipda Anumerta Sukardi di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, pada Selasa 10 September sekitar pukul 22.25 WIB.
"Saya di truk ke 5 jadi tidak kelihatan jelas kejadiannya. Yang paling jelas itu ya yang depan. Truk saya berhenti karena yang depan ikut berhenti," jelas B alias J di Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Pria plontos berkaus merah itu menuturkan, baru sekali itu ikut dalam rombongan pengantaran barang. Bermula diajak oleh R yang menjadi pengemudi truk paling depan, B alias J langsung setuju.
"Saya setuju ikut karena ada pengawalan dari polisi juga. Pengawalan itu biar cepet di jalan, naik turun barangnya kalau dikawal kan cepat," jelasnya.
Awalnya, kesebelas sopir dan kernet tersebut bersiap di gudang di kawasan Marunda, Jakarta Utara sekitar pukul 14.00 WIB. Dengan 6 truk yang tergolong usang, mereka bertolak dari gudang pada pukul 20.30 WIB.
Sementara itu, dituturkan B alias J, almarhum Sukardi sudah menunggu di Plumpang, Jakarta Utara. "Kita jalannya pelan, paling 20 sampai 30 km. Karena kalau ngerem itu enggak bisa langsung berhenti. Pak Kardi (Sukardi) jalannya juga pelan, kadang di samping truk, kadang di depan," ungkapnya.
Belum sampai di tujuan, perjalanan tersebut terganggu. Sang pengawal, Sukardi ternyata menjadi korban penembakan. "Saya tahunya baru setelah R ke belakang, dia lari bilang 'Pak Kardi ditembak!'," tutur B alias J.
B alias J meyakini, saksi kunci yang paling memahami kejadian penembakan itu adalah sopir paling depan dan satpam gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Satpam itu katanya sempat datangi korban. Tapi akhirnya pergi, balik ke masuk ke KPK karena takut," jelasnya.
Hingga kini, Kepolisian Daerah Polda Metro Jaya masih memeriksa saksi-saksi dari kejadian tersebut di Mapolda Metro Jaya. Sukardi yang dimakamkan siang tadi akhirnya dinaikkan pangkatnya menjadi Aipda Anumerta. Sebelumnya, anggota Provos itu berpangkat Bripka. (Mvi/Ism)